Adalah untuk yang pertama kalinya sepanjang sejarah, Group of 20 dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, tepatnya pada era kepresidenan Joko Widodo.
Tidak bisa disangkal bahwa ini merupakan suatu pencapaian yang menambah catatan sejarah kepemimpinan Indonesia.
Barangkali, sebagian besar rakyat Indonesia pernah beranggapan bahwa ; Di Indonesia Jokowi tidak lebih dari sesosok 'Boneka Eyang Negara' saja, tetapi lihatlah!
Bahwa di kanca Internasional, Joko Widodo bahkan pernah menjadi 'Ayah' bagi Joe Biden, Vladimir Putin, Mohammed Bin Salman dan sejumlah Presiden dari berbagai Negara yang tergabung dalam Group of 20.
Spesial pada bagian ini, Presiden RI (Dibaca : Joko Widodo) yang digadang-gadang sebagai 'Ex wong cilik' (Dibaca : Dulunya adalah rakyat kecil) membuktikan kepada seluruh Masyarakat Indonesia bahwa dirinya telah tumbuh menjadi sangat-sangat luar biasa dalam kurun waktu kurang lebih 8 tahun.
Seraya memberi tepuk tangan, bolehlah sekiranya kita mengingat-ingat kembali betapa memalukannya dulu Presiden Negara memberikan pidato dalam forum Internasional menggunakan Bahasa Inggrisnya yang cukup terbata-bata mengundang tawa,
Hingga betapa 'Berdamagenya' sang Presiden ketika membawa misi perdamaian untuk Amerika, Ukraina dan Rusia di pertengahan tahun 2022.
Definisi bertumbuh yang saya rasa tak masalah jika kita sebut dengan 'hebat'.
Lantas Apa Itu Group of 20?
Group of 20 merupakan forum Internasional yang terkonsentrasi pada bidang Ekonomi-Pembangunan dan merupakan refleksi dari nama G20 itu sendiri yang berarti bahwa forum tersebut adalah gabungan dari 19 Negara serta 1 kawasan di antaranya ;
Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Negara Uni Eropa.
TEPAT!! Indonesia memang merupakan satu-satunya Negara ASEAN yang tergabung ke dalam G20 dan tahun ini menjadi pemimpin dari keseluruhan Negara-negara adidaya yang saya uraikan tadi.
Pada tanggal 31 Oktober 2021 kemarin, telah dilangsungkan serah terima jabatan antara Pemimpin G20 terdahulu yaitu, Mario Draghi (Dibaca : Presiden Italia) kepada Joko Widodo di Roma-Italia.
Sedangkan untuk G20 sendiri, dibentuk pada tahun 1999 dengan berlatar belakang krisinya perekonomian yang melanda dunia pada tahun 1997-1998 (Dibaca : Krisis moneter di Indonesia).
DAN YA!! G20 mencapai puncak eksistensinya pada akhir tahun 2019 tepatnya dikala Covid-19 menyelimuti dunia.
Dimana para Pemimpin Negara saling berembuk mencarikan solusi terkait perekonomian Negara yang turut 'Berpenyakit' kala itu.
Kemudian Apa Hebatnya G20 yang Sudah Dipersiapkan oleh Indonesia di Bali Nanti?
Alih-alih hanya mengundang Presiden Negara-negara anggota, Joko Widodo memang 'Beda'. Kali ini, G20 Indonesia akan menghadirkan sejumlah Pemimpin Negara yang berada di luar keanggotaan misalnya ;
Spanyol, Ketua Uni Afrika, Ketua NEPAD, Ketua ASEAN, Belanda, Singapura, UAE, Ketua Caribbean Community, serta Ketua Pacific Island Forum.
Tidak hanya itu, Indonesia juga sudah mempersiapkan 3 pilar Pamungkas untuk dikupas pada forum yang akan berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022 yaitu ;
1. Penguatan Arsitektur Kesehatan Global.
Arsitektur Kesehatan diperkuat bukan semata-mata hanya untuk menanggulangi pandemi, tetapi juga sebagai wujud kesiapan daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan jenis lainnya.
2. Transformasi Digital.
Digital merupakan solusi utama dalam menanggulangi kondisi perekonomian semenjak covid-19 melanda.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Digital turut berperan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat lintas profesi.
Sehingga ke depannya, Digital akan menjadi fokus bagi Group of 20 untuk dapat ditingkatkan lagi baik itu dalam bentuk digital skill atau pun digital literasi.
3. Transisi Energi.
Menangani perubahan iklim secara nyata dan berkelanjutan di masa yang akan datang, dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan.
Dan 3 pilar di atas bukan hanya diperuntukkan bagi Negara anggota G20 saja namun juga Negara berkembang, Pulau-pulau kecil dan itu jugalah yang menjadi alasan kenapa semasa era kepemimpinannya di G20, Joko Widodo berkali-kali menegaskan seputar ; Leave no one behind.
Karena besar sekali harapannya bahwa seluruh penjuru dunia turut mencontoh atau menjadikan tolak ukur apa-apa saja yang sudah, sedang, dan akan dilakukan oleh Negara-negara G20.
Melirik Kondisi Rusia-Ukraina Terkini.
Rusia tampaknya kian percaya diri. Terlebih ketika Arab Saudi melakukan pemangkasan untuk pasokan minyak OPEC ke Amerika.
Rusia pun mulai bergerak meluncurkan serangan ke Kharson, sebuah wilayah strategis di Ukraina Selatan. Kharson merupakan Kota yang besar sehingga besar pulalah harapan Rusia dalam membangun 'Koridor darat' sebagai penghubung 2 wilayah caplokan Rusia terdahulu.
Namun seperti di luar prediksi, Tentara Ukraina yang bertempur di wilayah Kharson seolah memiliki 'Performa'yang berbeda.
Meski belum mengaku kalah, pasukan Tentara Rusia sempat terhenti. Tidak bertempur, namun juga tidak angkat kaki.
Dan terkesan membenarkan praduga bahwa Tentara Ukraina di Kharson memiliki 'Performa'yang berbeda, Rusia pun sampai harus merekrut Pasukan elite dari Afghanistan segala untuk melanjutkan pertempuran tersebut.
Meski pun demikian, Pemimpin Ukraina (Dibaca : Volodomyr Zelensky) dianggap buang-buang tenaga dalam mempertahankan Kharson.
Hal ini dikarenakan sejak awal invasi di Februari 2022, Wali Kota Kharson telah didukung oleh seluruh rakyatnya untuk memilih bergabung dengan Rusia.
Itulah kenapa Pemerintah Rusia (Dibaca : Vladimir Putin) bersikukuh memproklamirkan bahwa ; Kharson berhak menentukan nasibnya sendiri.
Sebagai penutup, saya akan menyampaikan pidato yang berisi kemurkaan Presiden Zelensky dalam menanggapi sikap Wali Kota Kharson berikut Presiden Putin.
"Orang-orang marginal telah diambil oleh Rusia sebagai kolaborator melalui kebodohan kosmik. Tapi tidak peduli apa yang dilakukan oleh penjajah, itu juga tidak akan berarti apa-apa.
Saya yakin bahwa kita akan membebaskan kembali tanah kita dan rakyat-rakyat kita."
**Actually me : Bagus memang kata-katanya.
Sekian dulu untuk para pembaca saya dimana pun berada, nantikan terus kelanjutan seputar G20 dalam tulisan-tulisan saya yang selanjutnya ya.
: )