Hari ini warung kopi sudah berkembang dengan kultur daerah masing masing. Mulai dari berbentuk angkringan sampai konsep choffee shop kekinian.

Bukan hanya menawarkan menu yang fariatif dan juga sedap di lidah. Tetapi seiring perkembanganya, hari ini kedai kopi mulai mengedepankan kenyamanan.

Pastinya setiap daerah punya tingkat kenyamananya masing-masing, tergantung kultur daerah tersebut.

Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Mulai dari anak anak sampai orang dewasa.

Tak terkecuali bagi seorang pemuda. Warung kopi adalah tempat mereka dapat menghabiskan waktu luang mereka untuk sekedar berkumpul bersama.

Banyak dari kita memandang warung kopi, sebatas tempat untuk menghabiskan waktu bersama teman, sahabat bahkan pacar. Tapu disisi lain ada yang beranggapan lain.

Warung Kopi, Tempat  Masyarakat Awam Melebur

Kita tentunya setuju dimanapun tempat warung kopi, disana ada berbagai elemen masyarakat berkumpul. Entah mereka dari baground  keluarga ataupun Sahabat.

Disana mereka tak sekedar makan dan minum. Pasti ada saja bahasan yang keluar dari mulut mereka.

Terkadang dalam pembahasan yang ringan tentang bagaimana harimu tadi. Pembahasan bisa berkembang sampai berjam jam.

Terkadang juga, warung kopi menjadi referensi utama untuk kita sekedar curhat. Menyampaikan beberapa cerita kepada siapapun untuk sekedar mengurangi beban mental.

Dan secara tidak langsung cara-cara itulah yang membentuk suatu keakraban. Mulai dari hal yang sepele.

Disini kita belajar bahwa membaur tak harus menyenangkan satu pihak. Tetapi bisa saja kita mulai dari hal hal sepele seperti ini.

Tentang bagaimana kita berkomunikasi, bagaimana kita bersosialisasi, sampai bagaimana kita menyelesaikan suatu masalah bersama.

Kelas Diskusi dan Literasi Pemuda

Bung Karno pernah berkata "Aku lebih suka pemuda yang berkumpul sambil minum kopi untuk memikirkan bangsa dan negaranya, daripada kutu buku yang hanya mementingkan diri sendiri".

Samapai segitunya bapak proklamator kita menjunjung tinggi  pemuda. Dan ini mungkin yang harus kita ingat bahwa hari ini adalah harinya pemuda berkarya.

Dari warung kopi kita tidak membawa latar belakang kita sebagai pemuda. Tak ada mahasiswa, pekerja ataupun beban keluarga.

Disini kita berkumpul sebagai pemuda. Pembahasan yang ada tidak melulu tentang cinta.

Sebagian dari kita pasti akan membuka pembicaraan tentang sistem pendidikan sampai tatanan negara tercinta.

Bagaimana arah pendidikan di indonesia hari ini. Kritikan seperti apa yang terucap hari ini. Seperti apa arah negara ini dimasa depan.

Diskusi yang tidak ada habisnya untuk para pemuda. Dimulai dari pemikiran kelas warung kopi, untuk memulai aksi pengubah masa depan.

Kelas Pendidikan, Ekonomi, Sampai Kenegaraanya Mahasiswa

Bagi para mahasiswa dan pajar, pendidikan adalah hal yang umum dibicarakan ketika berkumpul.

Tentang kelas yang mereka pilih, hari hari  ketika mengikuti materi dan beberapa nilai yang cukup mengecewakan.

Tak cukup sampai disitu, hari ini sektor yang paling disorot adalah dunia pendidikan. Bagaimana fleksibilitas pendidikan yang bisa di kolabirasika  dengan berbagau aspek.

Pendidikan dengan ekonomi, akan menghasilkan suatu produk bernama bimbel. Pendidikan dengan musik, akan melahirkan les les musik dan sebagainya.

Tentunya tema tema tersebut tidak akan selesai dengan sekejap. Berjam jam pun masih kurang untuk kita membahasnya.

Tak hanya menyudut pada dunia pendidikan, terkadang kita pun mengumpulkan pemikiran untuk berwirausaha.

Bagaimana bayangan kita tentang sistem berwirausaha di masa yang akan datang.

Mulai dari menguatkan mental untuk membentuk pola pikir.  Karena yang membangun semangat kita untuk berjalan kedepan, adalah pola pikir kita sendiri.

Pintar mengambil peluang pastinya. Setiap zaman pun akan berubah, tinggal bagaimana kita menyikapi hal tersebut. Peluang akan terus muncul seiring dengan perkembangan.

Tidak selesai disitu terkadang para pemikir milenial juga akan menggesekan pembahsan tentang situasi negaranya.

Bagaimana perkembangan pemerintah dari bernagau generasi. Tentang sistem dan senu yang mereka terapkan.

Entah itu revolusionernya seorang bung karno, keotoriteran sang jendral suharto, ke teknologiaan ala BJ Habibie,ke pluralismean seorang Gus Dur sampai di era seorang jokowi.

Semua dikupas tuntas di warung kopi. Tentang bagaimana seorang pemimpin berkuasa.

Hal ini yang menjadi pemicu semangat para pemuda untuk konsisten memabngun negaranya.

Tentang bagaimana gambaran masa depan. Dan harus dimulai dari apa kita berkarya hari ini.

Warung kopi tempat seluruh elemen berbaur. Melucuti segala baground yang ada. Bugil dalam pangkat dan baground.

Mereka melebur untuk menjadi satu, yaitu manusia. Mereka menerapkan haknya sebagau mahluk sosial.

Segala pembahasan mengalir dengan sendirinya. Mereka bebas untuk berekspresi dan berkreasi.

Belajar tak hanya melulu soal buku. Belajar tak melulu soal ilmu akademis. Tetapi mulailah dari pengalaman yang kalian lalui,Orang orang yang kalian temui sampai tempat kopi yang menjadi kelas dari segala kelas.

Belajarlah dari apapun, dimanapun dan dari siapapun. Ubahlah pola pikir dan jalan hidup kalian bahwa belajar adalah hak setiap manusia untuk selalu dikembangkan.