"Vox Populi, Vox Dei" merupakan ungkapan potongan kalimat latin kuno dari "Nec Audienti sunt qui solet docere, 'VOX POPULI VOX DEI,' cum tumultuositas vulgi semper insanitas proxima est," yang disampaikan oleh Robert Fergusan dan artinya, "Jangan dengarkan orang-orang yang biasa mengajarkan bahwa, ‘Suara rakyat adalah suara Tuhan,’ karena gegap gempitanya massa selalu dekat dengan kegilaan".
Dari kalimat tersebut dimaknai bahwasanya suara rakyat = suara Tuhan. Adapun klarifikasi suara rakyat disini digolongkan kepada rakyat yang selalu dekat dengan agama dan Tuhan. Barulah itu bisa disebut "Vox Populi, Vox Dei."
Di Indonesia sendiri seluruh warga diwajibkan dan dibebaskan memilih agama sesuai yang dia percaya dengan landasan UUD 1945 Pasal 28E ayat (1).
Lalu apakah di Indonesia bisa dikatakan suara rakyat adalah suara Tuhan? Disini saya membagi dari dua sudut pandang, yaitu dari masyarakat dan pemimpin. Dari sudut pandang masyarakat, suara rakyat di Indonesia merupakan suara tuhan di karenakan lebih dari 50 persen plus 1 masyarakat di Indonesia memiliki agama, taat kepada agamanya, serta takut kepada balasan Tuhan yang dia percaya.
Dari sudut pandang pemimpin atau hasil dari suara rakyat tersebut masih dikatakan suara Tuhan. Disini banyak timbul pertanyaan, "Lihat wakil rakyat di Senayan, apakah semuanya suara rakyat?" Ya itu masih dikatakan suara rakyat akan tetapi Tuhan akan menunjukkan kepada kita semua mana wakil rakyat yang berasal dari suara rakyat dan wakil yang bukan dari suara rakyat. Tentunya banyak hal-hal buruk yang akan terjadi kepada wakil rakyat yang bukan dari suara rakyat. Seperti kasus korupsi, pelecehan, pemeresan, perselingkuhan, dsb. Disinilah akan ditunjukkan mana suara rakyat yang sebenarnya.
Lalu bagaimana kaitannya dengan “The Invisible Hand” dari Adam Smith? Ini mungkin cenderung dirasa aneh, yang seharusnya “The Invisible Hand” ini dikaitkan dengan ekonomi akan tetapi disini dipaksa untuk melebar jarak ke ranah politik. “The Invisible Hand” sendiri di ranah politik diibaratkan sebuah kemampuan alami yang tak dapat dibuat oleh akal sehat manusia akan tetapi terbentuk dengan sendirinya dengan proses yang panjang.
Di sinilah dalam pembentukan kemampuan alami “The Invisible Hand” muncul membantu untuk mengembangkan.
Lalu bagaimana perpolitikan di indonesia? Hasil seorang pemimpin dapat dilihat dari proses yang dilakukan selama dia berpolitik. Sepanjang berjalannya waktu, pemimpin akan semakin terasah dengan dibantu oleh “The Invisble Hand”. Di Indonesia sendiri banyak pemimpin yang telah mengembangkan dirinya.
Akan tetapi ketika pemimpin ini sudah tak lagi dalam rule yang benar untuk pengasahan kepemimpinannya, maka ‘The Invisible Hand” sendirilah yang akan memperlihatkan bagaimana dia jatuh dengan sendirinya.
Dari konteks dua paragraf di atas dapat dimaknai bahwasanya "Vox Populi, Vox Dei" dan "The Invisible Hand" sangatlah berpengaruh dalam perpolitikan di Indonesia. Bagaimana rakyat mengatur pemimpinnya, bagaimana Tuhan mengatur hambanya, dan bagaimana pemimpin mengatur proses dalam pengembangan dirinya untuk kesejahteraan rakyatnya. Apabila ada yang salah dari suara rakyat maka Tuhan akan memperlihatkannya secara lambat laun ataupun secara spontan.