Terlepas dari seberapa percaya dirinya anda, ada satu sikap yang menurut saya sangat penting untuk kita tanamkan dalam diri kita, yaitu menghargai diri kita sendiri (value our own self). Orang yang nampak sangat percaya diri tidak berarti mereka lebih menghargai dirinya dibanding mereka yang cenderung introvert dan suka menikmati kesunyian. Tidak, dua hal itu jauh berbeda.

Kemampuan kita untuk menghargai diri kita sendiri sejalan dengan seberapa besar rasa syukur kita dan rasa cinta kita kepada diri kita sendiri. Kita boleh saja cinta pada diri sendiri, namun cinta yang kebablasan justru menjadi narsisis dan malah membenarkan semua keburukan yang ada pada diri kita. No Way!

Nggak begitu ya dear… Menghargai diri sendiri berarti kita bersikap bijaksana dan hormat pada diri kita sesuai dengan norma dan kaidah kebenaran yang kita yakini. Dan ternyata menghargai diri sendiri buat sebagian orang bukanlah upaya yang mudah. Punya masa lalu yang buruk, tertempel dengan citra negatif yang diberikan oleh orang sekitar, ataupun menyadari kompetensi diri ini tidak ada apa-apanya, sering kali membuat seseorang sulit untuk menghargai dirinya. Alih-alih bertambah baik, justru malah tenggelam dalam kondisi-kondisi negatif seperti tadi.

Dalam situasi seperti itu, bukan hal mudah untuk bisa bangkit dan value our own self. Susah banget! Ngerasa diri nggak berharga, ngerasa percuma ngelakuin hal baik toh orang sudah menilai jelek, dan sebagainya. Iyes, berat memang, tetapi ayo cobalah untuk mengambil jeda sejenak, cobalah untuk berdamai dengan diri kita sendiri dan belajar untuk perlahan menghargai diri kita.

Untuk bisa menghargai diri kita sendiri, kita harus mampu melewati beberapa tahapan, antara lain seperti:

1. Menerima diri kita dengan tulus (Self-Acceptance)

Dalam kondisi yang serba terpuruk, cobalah untuk membuka hati, menerima semua keadaan diri secara ikhlas. Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah salah dalam memberikan kehidupan. Masa lalu yang buruk atau kesalahan-kesalahan fatal kita sebelumnya justru bisa menjadi batu loncatan untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik.

Cobalah untuk sayang dan menerima keadaan diri seutuhnya. Kalau bukan kita yang tulus kepada diri sendiri, kepada siapa kita bisa berharap? Stop blaming our own selves. Iya mungkin dulu kita salah, tetapi cobalah untuk memaafkan diri kita di masa lalu. Cobalah untuk berterima kasih karena masih tetap hidup dan kuat hingga detik ini. Cobalah ucapkan terima kasih sambari berkaca dan katakan betapa kita bersyukur jiwa dan raga ini masih ada. Jangan lupa hadiahkan senyum termanis untuk diri kita sendiri! Tersenyumlah karena hari ini kita masih ada. Senyum tidak untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri.

Setelah kita bisa berdamai dengan diri sendiri, barulah kita akan sanggup menghargai diri kita. Apabila hari ini kita masih sanggup berdiri dan bernafas, maka sejatinya Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki kehidupan kita. Maka wajib banget kita menerima berkah kesempatan umur dengan hati yang penuh syukur dan tulus pastinya.

2. Memilah antara yang baik dan buruk

Setelah kita sadar dan bisa menerima diri ini dengan tulus, selanjutnya tentu saja kita harus mampu untuk memilah mana yang baik dan buruk bagi diri kita. Bagi tubuh, hati, dan juga pikiran kita. Karena bagaimana mungkin kita disebut menghargai diri ini jika kita sembarangan saja melakoni dan memberi input apapun kepada diri tanpa memilah.

Jika kita sayang dan menghargai diri kita, maka pastikan untuk memilah semua yang baik bagi diri kita untuk hidup kita. Oya, disini memilah yang baik dan yang menyenangkan itu berbeda lho! Karena yang menyenangkan belum tentu baik. Ya kan? Sama seperti dia yang selalu membuat tertawa e ternyata berkhianat di belakang kita. :p

Terkadang hal yang menyenangkan justru menjadi toksin dalam hidup kita. Mau contoh? Marathon nonton drama misalnya (no offense ya guys,… :p). kegiatan ini menyenangkan hati kita sure, tapi jika kebablasan malah membuat diri kita jadi nggak produktif, jadi mageran, dan kebanyakan angan-angan dengan nihil usaha. Ini toxic lho, bahaya. Contoh lainnya seperti makanan deh. Betapa banyak makanan yang enak dan menggiurkan itu amat menyenangkan bagi lidah kita. Iya kan? Semisal aneka boba drink atau cemilan full micin. Enak emang, tapi kalau kebanyakan tidak baik kan buat tubuh kita?!

Nah, memilah yang baik bagi diri adalah wujud how we value our own self. Karena kita sayang sama tubuh ini, maka kita bakal lebih selektif dalam memilih makanan, kita bakal melatih tubuh kita untuk berolahraga agar kuat dan sehat. Karena kita sayang dengan diri kita dan kita ingin hidup kita lebih baik, kita harusnya lebih kuat untuk meninggalkan berbagai hal-hal yang minim faedah dalam hidup kita. Kita akan selalu berupaya untuk upgrade diri kita karena kita menghargai diri kita.

Okelah, okelah, kadang masih suka kelewat yah untuk bersikap selektif buat diri ini. Tapi ingatlah untuk kembali lagi. Jatuh itu biasa, yang nggak bener itu jatuh berulang di kesalahan yang sama.

Tanda kita sudah menghargai diri kita sendiri tentunya bisa dilihat dari seberapa selektif kita dalam mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan kita sehari-hari. Semakin baik hal baik dan positif yang kita lakukan, maka semakin besar value yang kita beri bagi diri kita.

3. Merasa cukup dengan diri sendiri (Ourselves are enough)

Guys, di tahapan ini tuh, pribadi-pribadi yang really value themselves itu keliatan banget enjoy their life. Bener-bener kalem aja hidupnya. Enjoy the life nggak melulu yang kita lihat setiap hari di feeds social media kita ya…

Orang-orang yang ngerasa cukup dengan dirinya, sejatinya adalah orang yang kuat lho. Soalnya mereka udah nggak butuh pengakuan dari orang lain, nggak merasa terhina jika orang menghina mereka, nggak ngerasa insecure dengan orang lain. Kalem aja gitu santuy. Iya kenapa? Soalnya kalau kita sudah bisa menerima diri kita dan kita sudah bisa mengatur kontrol untuk mendedikasikan hal-hal baik buat diri kita, kita bakal merasa fulfilled banget, ngerasa happy and calm dengan diri kita. Kerena letak ketenangan itu udah kita temukan di hati kita.

Kita jadi nggak butuh pujian orang untuk setiap tindakan mulia yang kita lakukan, karena ya itu tadi kita melakukan tindakan mulia seperti menolong orang lain, menebar kebaikan, meng-upgrade diri, bukan karena orang lain. Kita ngelakuinnya tulus buat menghargai diri kita, buat bentuk syukur kita karena detik ini kita masih bisa hidup.

Sure, masalah itu pasti ada donk. Terkadang kita jatuh, gagal, ngerasa sedih dan terpukul itu biasa. Tapi yang membedakannya saat kita udah ngerasa ourself is enough, yaitu kita mudah bangkitnya. Kita tidak semakin tenggelam dalam kesedihan kita.

We just need a moment to spill the negativities out. Udah itu aja, setelah itu, we will easily rise and continue our life.

Makanya, orang yang ngerasa cukup dengan dirinya, itu nggak makan puji, nggak gila eksistensi, nggak mati hormat. Karena bagi mereka yang terpenting adalah, mereka bisa damai dengan diri mereka sendiri dan mereka bisa full control dalam hidup mereka untuk menentukan hanya hal-hal baik yang dilakoninya.

Iri? Insecure? Hasad? No way donk! Iya mungkin bisa sekali dua kali kepengen juga yah jadi seperti orang lain gitu. Tapi jika kita menghargai diri kita, maka kita bakal kembali lagi nerima diri kita dengan tulus. Pun jika kita ingin seperti orang lain, pastinya itu justru menjadi motivasi buat berkembang, bukan malah iri dengki semata.

So, yah begitu guys, yuks mari sama-sama kita memulai untuk value our own self sebaik-baiknya, kita hargai diri kita sendiri setinggi-tingginya, karena kita tidak bisa mengharapkan respect dari orang lain. Kita nggak akan bisa menyandarkan diri kita kepada lingkungan sekitar kita. Kita harus sadar kalau hanya diri kita sendiri yang bisa paling tulus menerima dan mencintai jiwa ini.

Ops, last one thing nih. Ingat bahwa orang yang menghargai dirinya, akan selalu berupaya menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari, Dan semua itu bisa banget dimulai dari hal paling sederhana, seperti mengurangi kebiasan buruk, meningkatkan ketrampilan dan kapasitas yang kita sukai, menjalani hobi dengan semangat, dan memilih circle teman-teman yang kiranya baik dan positif. Kalau nggak? Ya, cobalah ambil jarak dari mereka. Tenang kok, Ketika kita ingin berubah menjadi lebih baik, akan ada banyak teman baik di luar sana yang siap masuk ke dalam hidup kita.

Semangat yah! Jangan lupa lho value yourself before others! Cheers :D