Kamis yang manis dengan belaian gerimis
Ditemani senyummu seperti kismis
Tercorak dalam bait-bait suci sang pelukis
Yang mencuri daya magis
Dikala sang surya terbenam
Semuanya memerah
Sajak cinta ini kian menetal terdalam
Di relung hatiku yang merekah
Di langit yang kian menggelap ini
Terbitlah bintang pertama
Ialah kamu yang bersandar di pundak ini
Dan memandang dunia
Cinta
Mojokerto, Februari 2019
Sajak Pendek untuk Adik
Lanskap pagi menorehkan garis-garis
atas warna keemasan; (pada musim dingin
untuk melacak percakapan kita yang mendesis)
randu bunga kian menjulang dalam hembusan angin
engkau dalam balutan jejak kasih
nampak riang mengikuti bayang-bayang cita,
tanjakan cinta melontarkan apa saja tentang kita.
indahnya kita saling bertatap muka.
adikku,
rembulan bintang ada padamu
entah sejak kapan kau jadi gugup
sebab kita diantara frasa-frasa sayup
tak tahu hingga kapan kita di situ
(ikhwan)
Mojokerto, Mei 2019
Perjalanan
/1/
Berimbun pohon melengkingkan lirih
diatas singgasana yang mendulang gerimis senja
tumbuh menjadi subur, tertuang dalam sekapur sirih
seakan mengalir menghijaukan pekarangan
Tanpa disadari, gelombang udara silih berterbangan
menandakan bahwa ia menghembuskan aroma langit
mengindahkan awan putih yang terus menerpanya
ia selalu memberikan pancaran kepada hunian ini
yang terus menyanyikan nyanyian mungil
disaat ia mengenang dedaunan yang gugur
kemudian membuka tabir yang terpendam
Sambil termenung,
ia mengatupkan ranting-rantingnya
Lantas, hari terus berganti
tak elok ia terus terpaku
dan senja bergeser ke cerahnya biru
ia telah mengembun
menawarkan pesona
yang terus memancarkan
bahasanya
/2/
Ia berdiri disitu dengan gagah perkasa
menunjulurkan lidah-lidahnya
seakan menerima suapan fajar
yang tak akan tersedak-sedak
“Terima kasih fajar” ujarnya
fajar yang menggemaskan tak segan-segan
untuk selalu mendulangnya
Dan kini bergeser pada siang hari
kilau cahaya yang merona
ia telah mengepakkan dahan-dahan
dibantu sang bayu
menyejukkan hati
menggetarkan rasa ini
Mojokerto, November 2019
Setengah Lusin Sajak Tentang Indah
I
Dengan tiba-tiba, kau melompat-lompat
Ke dalam cangkirku
Menuangkan teh manis
Dan jua rindu
II
Setiap hari aku berdoa
Di dalam kesunyian
Untukku yang baik
Untukmu yang baik
UntukMu yang baik
III
Malam ini kita bersua menikmati indahnya langit
Melenyapkan penat dan menyambut gelap
Menantikan bintang turun dari bukit
Bersama kelakarmu yang tak kan dimakan rayap
IV
Terukir kenangan
Mewarnai jalanan aspal
Memandang senja bersama
Yang tak kan sirna
V
Kulihat senyumnya mewarnai gawai ini
Rambutnya menyimpan cahaya terang
Matanya kian menggapai bintang
VI
Telah sampailah di ujung penantian
Aku dan kamu laksana dua kota
Menancapkan pilihan
Tuk meraih cemerlangnya bintang
Di angkasa raya
Mojokerto, Februari 2019
Sajak untuk Kak Shania
Pertemuan siang hari
Di ujung kota ini
Antara kita berdua
Memuai dalam kehangatan cinta
Menerangi jiwa kita
Genggaman perasaanku
Hanyalah untukmu
Kau hadiahi tubuhku
Dengan menawannya senyum manismu
Yang hinggap dimataku
Dan berkutat dalam benakku
Mojokerto, Februari 2019
Pedih
Cinta
Secercak dalam rindu
Yang menerpa butiran sendiku
Aku lunglai jatuh pasrah dalam bait sajakku
Tanganku tergeletak diatas kertas rindu
Pena itu kini dalam genggamanku
Mulai menuliskan bait pengantar rindu :
“aku cinta padamu”
Cinta
Semena-mena membuat hatiku gelisah
Dalam kehangatan hati yang merekah
Meronta-ronta dalam sanubari hatiku
Seakan menggong-gong untuk keluar dari diriku
Untuk bertransformasi padamu
Lantunan melodi cinta
Bersandar pada raga ini
Lantunan itu pun berseru:
“cinta satu arah yang tak terbalas sempurna!”
Mojokerto, Maret 2019
Mantan
Di bibir geladak ini
Kan kusandarkan kisah kasih yang menyapa
Antara dua insan yang sedang menatap fana ini
Bersenandung resah yang tak lama jumpa
Duduk di bawah sucinya bulan purnama
Memperlihatkan terangnya yang sumringah
Kita berkisah sua mengenang masa lalu bersama
Dalam malamnya yang dingin ditemani angin gagah
Kenanglah saat kita pernah berjuang bersama
Mengarungi samudra duka dan bahagia
Beroda di jalanan senja
Yang terus menebarkan pesona nirwana
Sampai jumpa di jelitanya penjuru dunia
Untuk berlari bersama pesawat kertas disana
Menuju lilin bercahaya
Cita-cita
Mojokerto, Maret 2019
RASA RINDU YANG TAK TERSAMPAIKAN
Kata-kata yang bertengger di ujung lidahku
Kurasakan berulang kali
Anganku kan kuucapkan kata-kata itu kepadamu
Naas, aku takut beribu kali
Kata-kata itu berpusar di rongga mulut
Kutelan dalam-dalam semuanya
Nyalar dalam mulut yang menyusut
Kan kuracuni diriku tiada lebihnya
Mojokerto, Maret 2019
Tatkala Sang Angin Bersahaja
Angin mengayau dalam-dalam
Memindai waktu segala musim
Angin tiba bergelantungan
Memandang dari kejauhan : menghantar sampan
Tak ada yang dimengerti. Tiba-tiba
Pesan jumawa ada padanya
Memantulkan mistar yang panjangnya
Setebal rinduku pada-Nya
Mojokerto, Maret 2019
17 Maret
Pasangan kekasih dan langit makin menua
Waktu ini akan lengkap
Malam kian menetap
Senja akan tidur tanpa bisa ditangkap
Mojokerto, Maret 2019