Sesungguhnya, semua manusia sama dalam potensinya untuk berubah lebih renda daripada binatang; pun sama potensinya untuk melampaui malaikat. Ketika potensi itu diaktualkan maka terjadilah gesekan-gesekan personalitas, sebuah kata yang yang merujuk pada pengertian Ibnu Miskawaih sebagai kesempurnaan ilmu dan akhlak.
Saya membuka tulisan ini dengan sebuah pikiran spiritual semata-mata untuk meletakan perkara, bahwa orang yang berilmu lebih tinggi derajatnya di hadapan tuhan dari pada orang yang tidak berilmu. Dan selalu mimiliki tugas lebih besar untuk menegakkan keadilan.
Sebagai mana yang Ia tegaskan dalam firmanNya “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (QS. Ali Imran ayat 18).
Dalam sebuah istilah populer, Ali Syariati menyebutnya “Rausyanfikr”, model manusia yang di idealkan untuk menunjukan jalan kebenaran kepada masyarakat. Lantas dimanakah posisi anak muda untuk tiba pada predikat manusia ideal? Tentu tugas anak muda adalah terus menerus belajar.
Sebuah kalimat terkenal dari Ki Hadjar Dewantara telah menetapkan standar pencarian ilmu bagi manusia, ia menyebut “Setiap orang adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah”. Ini bermakna, dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun kita bisa belajar untuk mengembangkan potensi diri.
Tulisan ini adalah refleksi bagi kita semua yang merasa diri muda, bahwa tugas kita sangatlah besar, anak-anak muda lah yang akan memegang tongkat estafet dalam meneruskan kepemimpinan dan menjalankan kepentingan hajat hidup orang banyak. Maka ada banyak hal yang harus kita buat sebelum tanggung jawab itu di daulat kepada kita.
Sebagian dari kita bingung, berpikir harus memulai semua ini dari mana? Kita tentu perlu menyadari bahwa hal penting yang harus dimiliki oleh setiap pejuang dalam konteks daya tahan di tengah kompleksitas persoalan adalah kuatnya persemayaman mindset, soft skill dan Networking.
Mindset
Mindset adalah posisi atau pandangan mental seseorang yang mempengaruhi pendekatan orang tersebut dalam menghadapi suatu fenomena. Mindset merupakan sikap berdiri di atas seperangkat asumsi, metode, atau catatan yang dimiliki seseorang yang tertanam dengan sangat kuat.
Mindset adalah sikap mental yang mapan dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman dan prasangka. Idealnya mindset adalah kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang, yang menentukan perilaku dan pandangan sikap dan masa depan seseorang.
Anak muda harus mampu membentuk mindset yang positif. Dengan menanamkan dalam diri bahwa setiap masalah adalah hikmah. Karena dalam kehidupan kita akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah, maka dengan menanamkan sikap positif kita akan selalu memandang setiap permasalahan adalah proses untuk menjadikan kita lebih kuat, dewasa dan lebih mandiri.
Kita juga harus fokus dan sungguh-sungguh. Dengan memusatkan perhatian, pembicaraan, perilaku, pandangan dan sasaran selalu pada apa yang kita sebut sebagai cita-cita, prioritas, atau impian. Dengan begini kita akan lebih banyak melakukan hal baik yang membentuk mindset positif.
Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, lakukan segalanya dengan cerdas dan ikhlas. Ikhtiar dalam segala hal adalah kewajiban manusia. Oleh karenanya untuk membangun sebuah kesuksesan dalam hidup, kita perlu kerja ekstra dan pandai memanfaatkan waktu. Agar detik demi detik yang kita lalui menjadi berarti dan bermanfaat.
Yang terakhir adalah selalu bersyukur atas anugrah yang tak terhingga dari Tuhan, dengan selalu bersyukur pikiran kita akan senantiasa positif dalam memandang setiap persoalan kehidupan.
Soft Skill
Soft skill adalah keterampilan yang amat penting untuk dimiliki setiap orang dalam mencapai sesuatu yang gemilang. Baik dalam bekerja atau dalam melakukan sesuatu. Soft skill merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, dengan mempunyai soft skill kita akan dirasa lebih bermanfaat saat berada di tengah masyarakat.
Lantas apa saja soft skill itu? Elemen atau komponen soft skill memang sangat kompleks, namun pada dasarnya semua tentang karakter yang ada pada diri manusia, seperti apa yang dikemukakan oleh Elfindri , unsur-unsur soft skill yang membuat sempurna diantaranya adalah:
Taat beribadah, keterampilan berkomunikasi, punya sikap tanggung jawab, jujur dan tepat waktu, pekerja keras, berani mengambil risiko, terbiasa bekerja dengan kelompok dan visioner. Lantas bagaimana kita menumbuhkan ini semua?
Kita harus bisa melungkan waktu untuk mengikuti training yang melatih moralitas. Mengingat persoalan besar pada bangsa ini adalah sikap dan perilaku atau attitude yang kurang baik. Atau kita bisa belajar dari buku-buku, artikel, talkshow maupun podcast para tutor yang ahli dalam bidang ini.
Selanjutnya adalah aktif berorganisasi. Melalui organisasi kita akan belajar banyak hal, baik bagaimana berhubungan dengan orang lain, membentuk team work, menjadi pemimpin dan belajar menghadapi tekanan baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Banyak hal yang akan diperoleh dari ruang ini.
Termaksud mengelola visi, berdiskusi, belajar memecahkan masalah, berbicara di depan banyak orang, yang semuanya adalah bagian dari melatih soft skill. Jelaslah bahwa aktif berorganisasi adalah modal dalam percepatan meraih kusuksesan.
Yang terakhir, kita harus punya keinginan kuat untuk berkembang. Karena itu perlahan akan mengantarkan kita pada pendidikan soft skill yang di sadari atau tidak, akan meningkatkan potensi diri kita. Itulah kenapa orang yang terlihat biasa-biasa saja tanpa melibatkan diri dalam banyak hal malah lebih melesat maju meninggalkan yang lain.
Kerena mereka percaya diri, optimis semangat dan selalu berusaha kreatif dalam memanfaatkan peluang.
Networking
“Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahu nyang akan datang, kecuali dua hal: orang-orang di sekeliling Anda dan buku–buku yang Anda baca”.
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain. Analisis ini memandang jejaring sosial sebagai simpul dan ikatan.
Simpul adalah aktor individu dalam jaringan, dan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Sebagai manusia yang notabene makhluk sosial, dimanapun dan kapanpun kita berada, memperbanyak teman, sahabat, dan relasi adalah sebuah keharusan. Bagi orang-orang sukses, membangun relasi dan memelihara jaringan adalah kunci utama yang harus dipegang.
Ketiganya (mindset, soft skill dan Networking) adalah modal penting yang harus di miliki setiap anak muda. So, jangan sia-siakaan waktu muda kita, teruslah belajar dan mengembangkan diri. Tugas kita hidup bukan untuk menyia-nyiakan waktu, kelak kita semua akan ditanya “apa kontribusi kita di dunia selama hidup?”
Terakhir, saya mengutip perkataan Bob Sadino “Hidup kita itu sebaiknya ibarat bulan dan matahari. Dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi."
Salam!!!