The Backstory of Christmas
Fenomena natal adalah salah satu kebudayaan yang telah mendunia. Natal sangat lekat hubungannya dengan pohon natal, Santa Klaus, kado, kue manis, dan banyak lainnya. Dalam fenomena ini, sebagian besar orang akan turut merayakan tanpa memandang apa agama, suku, dan ras mereka.
Kita dapat melihat mulai dari rumah, sekolah, mall, hingga di jalanan besar akan terlihat pernak-pernik natal. Semua orang akan mulai terlihat sibuk menghias pohon natal, musik natal juga mulai diputar bersamaan dengan banyaknya gambar maupun maskot Santa Klaus terlihat dimana-mana.
Menurut cnnindonesia.com, hari natal sendiri merupakan hari yang sakral bagi umat agama Kristiani karena dianggap sebagai hari kelahiran Yesus Kristus dari Nazareth yang dianggap sebagai pemimpin spiritual yang ajarannya dijadikan dasar dari agama Kristen-Katolik.
Namun kali ini penulis akan lebih berfokus pada beberapa hari sebelum natal hingga malam sebelum atau yang biasa kita sebut "Christmas Eve". Dalam jangka waktu ini, orang-orang yang merayakannya akan mulai membuat harapan, berdoa agar apa yang diinginkannya terkabul. Anak-anak kecil juga akan bersikap baik dengan harapan Santa Klaus akan datang dan memberikannya kado.
Mengutip dari idntimes.com, asal usul Santa Klaus bermula dari seorang uskup agung yang bernama Santo Nicholas. Beliau diagung-agungkan oleh bangsa Yunani dan Latin karena kebaikan hatinya yang sering membagikan hadiah untuk anak-anak. Nicholas juga dianggap sebagai santo pelindung Rusia, para pelaut, dan anak-anak.
Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa beliau diam-diam suka memberikan hadiah pada tiga anak gadis miskin. Karena kebaikannya itulah Nicholas dianggap sebagai orang suci, bahkan saat beliau meninggalpun jenazahnya dianggap memiliki kemampuan menyembuhkan secara ajaib hingga jenazahnya dicuri dari makamnya.
Santo Nicholas sendiri meninggal pada 6 Desember yang kemudian dikaitkan dengan hari kelahiran Yesus Kristus karena Nicholas selalu menyebarkan berita baik dan dianggap mirip dengan Yesus sehingga menjadikan sosok Santa Klaus melekat saat perayaan natal. Dan dari sanalah akhirnya mulai terbentuknya tradisi untuk memberikan maupun bertukar kado pada saat perayaan natal.
Namun dalam mitosnya, Santa Klaus tidak datang sendirian namun bersama sahabatnya yang bernama Zwarte Piet atau yang biasa kita sebut Pit Hitam. Karakter Pit Hitam sendiri dikenalkan melalui buku bergambar yang berjudul "Sint Nikolaas en zijn Kecht" oleh Jack Schenkman di tahun 1850.
Di dalam buku tersebut, Pit Hitam dikisahkan sebagai seorang sosok yang berasal dari Spanyol dan datang dengan perahu pada 5 Desember atau yang biasa dikenal sebagai hari Santa Klaus. Lalu menurut Aljazeera, Pit Hitam identik dengan wajah hitam, bibir merah besar, rambut hitam keriting, dan anting emasnya yang besar.
Pit Hitam turut serta membantu Santa Klaus untuk membagikan kado natal, permen, dan kue untuk anak-anak yang baik. Pit Hitam sendiri bertugas untuk menegur anak-anak yang nakal, Pit Hitam akan menangkap anak-anak yang nakal dan memasukannya ke dalam karung dan membawanya ke Spanyol sebagai pemetik jeruk.
Pit Hitam sendiri menimbulkan kontroversi di masyarakat yang sebenarnya cukup masuk akal, menurut sebagian besar masyarakat Pit Hitam dan Santa Claus ini sendiri merupakan sebuah bentuk racism. Pit Hitam sendiri sering dikaitkan dengan praktik perbudakan yang sudah ada sejak zaman kolonialisme yang melegalkan segala jenis perbudakan.
Theory about the phenomenon
Idealism atau sering disebut idealisme adalah sebuah teori filsafati yang pada mulanya dikembangkan oleh Plato pada abad ke-4 sebelum masehi. Pengertian dari Idealism ini sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu “idea” yang berarti penglihatan ataupun pandangan terhadap sesuatu, melihat sesuatu disini dilakukan dengan dan didalam pikiran kita sendiri dengan bentuk konsep ataupun pola.
Jadi secara garis besar idealism yang awalnya dicetuskan oleh Plato adalah sebuah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu berasal dari ide, pemikiran seseorang, ataupun hal non-fisik lainnya seperti spiritual (spiritualisme). Spiritualisme sendiri adalah cabang ilmu idealism dimana memandang segala sesuatu berasal dari hal-hal yang bersifat kerohanian.
Structuralism adalah sebuah teori yang pada awalnya dikemukakan oleh lima orang filsuf yaitu Levi-Strauss, Barthes, Foucault, Lacan, dan Derrida. Kelima filsuf strukturalis menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang terkungkung oleh struktur ataupun sistem yang baik secara sadar dan tidak sadar mempengaruhi kesadaran mereka.
Strukturalisme menurut de Saussure memiliki empat gagasan dasar yaitu, Diakronis-Sinkronis, Langue-Parole, Sintagmatik-Paradigmatik(Asosiatif), Penanda-Petanda.
Diakronis-Sinkronis adalah sebuah penelitian menurut perkembangannya (Diakronis), dan penelitian menurut unsur-unsur yang sezaman (Sinkronis). Langue-Parole adalah penelitian bahasa yang telah menjadi konvensi (Langue), dan penelitian terhadap ujaran yang dihasilkan secara Individual (Parole).
Sintagmatik-Paradigmatik adalah hubungan antara unsur yang berurutan (Sintagmatik), serta hubungan antara unsur-unsur yang hadir dan tidak hadir, dan dapat saling menggantikan serta bersifat asosiatif (Paradigmatik). Penanda-Petanda adalah penanda sebagai imaji dari bunyi dan petanda sebagai konsep dari pemikiran.
Eksistensialisme Das Mann adalah sebuah teori oleh Heidegger yang membahas tentang eksistensi manusia yang memiliki kecenderungan pada "keterjatuhan", keterjatuhan disini dimaksudkan pada bahwa individu cenderung akan terjebak dalam “ikut-ikutan” dan tidak dapat menjadi seorang individu yang otentik. Karena individu tersebut akan menyerahkan tanggung jawab dan pilihannya kepada orang lain, dan individu tersebut merasa jika mereka melakukan kesalahan maka itu akan menjadi tanggung jawab bersama, itulah yang dimaksud Eksistensialisme Das Mann.
Idealism, Structuralism, and Eksistensialism - Christmas Eve
Menurut sudut pandang Eksistensialisme Das Mann oleh Martin Heidegger fenomena perayaan Christmas Eve ini disebabkan karena banyaknya orang-orang yang ikut-ikutan hype dari perayaan Christmas Eve ini. Jika dihubungkan dengan Eksistensialisme manusia, fenomena ini adalah bentuk dari ketidakotentikan individu dimana mereka hanya mengikuti hype yang sedang ada di masa itu tanpa memahami maksud dari hal tersebut.
Jika ditinjau dari sudut pandang Idealism orang-orang merayakan Christmas Eve berarti mereka mempercayai hal-hal spiritual, hal-hal spiritual tersebut merupakan representasi dari Idealism, dimana hal tersebut merupakan sebuah ide ataupun pemikiran seseorang. Pemikiran dan kepercayaan mereka tersebut dicerminkan saat mereka mempercayai eksistensi seorang Santa Claus dan Pit Hitam, hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan mereka terhadap Santa Claus, Pit Hitam, dan Christmas Eve adalah sebuah perwujudan dari Idealism Plato.
Structuralism ditonjolkan pada pemilihan nama dan warna kulit Pit Hitam, sejak zaman kolonialisme terdapat banyak perbudakan oleh bangsa-bangsa Belanda, Inggris, Perancis. Pit Hitam merepresentasikan para budak kolonialisme, dan Santa Claus merupakan bangsa superior yang dibuat “seakan” Santa memiliki sebuah Strata yang lebih tinggi dibandingkan Pit Hitam.
Conclusion
Fenomena perayaan Christmas Eve ini merupakan sebuah fenomena yang sangat menarik, dan dapat dibedah melalui beberapa sudut pandang filsafati. Mulai dari Eksistensialisme Das Mann, Strukturalisme, dan Idealism. Setiap teori filsafati ini dapat memberikan sudut pandang yang berbeda-beda untuk memahami satu jenis fenomena.