Anemia merupakan suatu keadaan di mana tubuh kekurangan Hemoglobin dalam darah. Hemoglobin merupakan protein yang terkandung dalam darah yang mempunyai fungsi untuk mengalirkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Dalam Hemoglobin ini terkandung zat besi yang berguna bagi tubuh.
Maka dari itu, jika tubuh kekurangan Hemoglobin maka oksigen serta zat besi yang diperlukan tubuh menjadi berkurang. Hal ini memberikan dampak yang cukup buruk apabila terjadi pada ibu hamil.
Seperti yang dijelaskan di awal, Hemoglobin merupakan tempat penyimpanan oksigen dan zat besi dalam darah. Nah, jika Hemoglobin pada ibu hamil berkurang, maka janin tidak akan mendapat oksigen dan zat besi secara cukup.
Hal ini akan berpengaruh kepada janin, seperti berat bayi saat lahir rendah, kurangnya perkembangan janin selama kehamilan. Dan adanya potensi untuk lahir prematur.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (2008), secara global anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%, anemia pada ibu hamil di Asia diperkirakan sebesar 48,2%, Amerika 24,1%, Afrika 57,1% dan Eropa 25,1%, sedangkan untuk di Indonesia sendiri berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 sebesar 37,1%.
Dari beberapa hasil riset di atas, angka yang dicantumkan bukanlah angka yang kecil. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi kasus anemia pada ibu hamil.
Lalu apa keterkaitan kandungan teh dengan kasus anemia pada ibu hamil ?
Dalam teh terdapat kandungan yang dinamakan Tanin. Zat ini dapat mengakibatkan kadar Hemoglobin (Hb) yang ada dalam tubuh menjadi berkurang, Karena tanin dapat memperlambat dalam proses penyerapan zat besi.
Pada ibu hamil, tubuh yang memerlukan zat besi bukan hanya sang ibu, namun janin juga memerlukan asupan zat besi guna pertumbuhan selama di dalam rahim. Maka dari itu, jika penyerapan zat besi terhambat oleh adanya kandungan tanin, maka akan berpengaruh kepada janin.
Zat tanin tidak hanya terdapat pada teh. Maka dari itu, perlu digaris bawahi jika yang menghambat proses penyerapan zat besi adalah tanin. Dengan begitu ibu hamil perlu menghindari makanan atau minuman apapun yang mengandung tanin. Seperti teh hitam, teh hijau, kopi, anggur, serta jagung.
Bahkan dalam kajian yang dilansir di The American Journal Of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa satu cangkir kopi dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 39%. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa meminum satu bungkus kopi hitam dapat mengurangi proses penyerapan zat besi 60-90%.
Sebenarnya, anemia pada ibu hamil dapat dicegah mulai dari usia remaja. Pada saat usia remaja, jika rutin mengkonsumsi tablet Fe atau tablet tambah darah dengan konsistensi 1 kali dalam kurun waktu seminggu dapat mengurangi potensi terjadinya anemia pada ibu hamil.
Asuhan pelayanan kebidanan dalam upaya mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil juga dapat dilakukan berupa pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan trimester ketiga.
Pada wanita normal, terjadi yang namanya menstruasi yang umumnya terjadi dengan siklus 28-30 hari. Dimana ini dapat mempengaruhi kadar oksigen dan zat besi dalam darah.
Edukasi mengenai anemia pada ibu hamil seharusnya sudah mulai dilakukan pada wanita usia subur (WUS) di mana itu didominasi oleh para remaja. Agar dapat meminimalisir terjadinya kasus anemia pada ibu hamil.
Edukasi mengenai gejala anemia pada ibu hamil juga perlu dilakukan. Agar ibu hamil dapat mendeteksi dini adanya gejala anemia pada tubuhnya. Dengan cara seperti itu maka akan lebih cepat dalam pemberian asuhan kepada ibu hamil.
Beberapa gejala anemia yang perlu diketahui dan diantisipasi oleh ibu hamil, yaitu kelelahan yang berlebihan. Apabila ibu melakukan kegiatan seperti menyapu lantai, namun baru melakukan sekitar 10 menit tapi ibu sudah merasa kelelahan, maka itu perlu diwaspadai dan dianjurkan untuk segera cek tekanan darah ke bidan atau fasilitas kesehatan yang lainnya.
Gejala yang lain seperti pusing. Ketika ibu sedang melakukan kegiatan lalu ibu merasa pusing, pandangan kabur dan terasa berkunang – kunang, maka perlu diwaspadai karena merupakan salah satu gejala anemia.
Tanda lain yang mungkin belum semua ibu mengetahui, ibu bisa melihat kelopak mata dalam bagian bawah. Jika kelopak mata dalam bagian bawah berwarna pucat maka kemungkinan terjadi anemia. Karena pada kondisi yang normal, kelopak mata dalam bagian bawah berwarna kemerahan.
Gejala berikutnya adalah detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Ketika ibu sedang duduk, atau mungkin sedang istirahat dan ibu merasa tiba-tiba detak jantungnya berdetak cepat dan tidak teratur, itu perlu diwaspadai. Umumnya hal ini disertai sesak nafas pada dada. Untuk penanganan cepatnya, ibu cukup tarik nafas lalu hembuskan, dan ulangi beberapa kali. Serta usahakan agar pikiran tetap tenang.
Untuk gejala lain yang mungkin bisa dialami ibu, seperti kulit pucat, mudah frustasi, dan seringnya muncul perasaan mudah marah dan tersinggung. Hal ini akan memicu terjadinya stress yang justru akan memperburuk kondisi ibu serta janin.
Apabila ibu menjumpai gejala-gejala di atas, tetap tenang jangan gegabah dan jangan panik. Bicarakan dengan keluarga atau suami lalu untuk memastikan segara periksa tekanan darah ke bidan atau fasilitas kesehatan yang lain.
Dalam mengatasi kasus ibu hamil dengan anemia yang semakin marak di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya seperti gencar melakukan PromKes (Promosi Kesehatan).
Untuk saat ini pemerintah sudah mengadakan program pada ibu hamil. Yaitu program nya berupa 90 tablet Fe pada ibu hamil. Dimana ibu hamil selama trimester pertama (sampai 3 bulan kehamilan) mengkonsumsi tablet Fe atau tablet tambah darah dengan konsistensi 1 kali dalam sehari.
Untuk para ibu hamil, diusahakan untuk menghindari makanan atau minuman yang mengandung tanin. Serta konsumsi tablet Fe secara rutin selama 3 bulan kehamilan awal. Karena anak merupakan generasi penerus bangsa, di mana kecerdasan dan kesehatan anak bergantung pada seorang ibu.