“SMK Bisa, SMK Hebat, SMK Luar Biasa, Dari SMK Untuk Indonesia” adalah petikan motto yang melekat dan sering di gaungkan di SMK. Merupakan cerminan dari konsep Bekerja, Meneruskan dan Wirausaha (BMW) yang bertujuan mempersiapkan lulusannya untuk siap di tiga bidang tersebut (BMW). Hal ini terlihat dari sistem pembelajaran menerapkan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) melalui Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai sarana pembekalan untuk terjun ke dunia industri. Struktur kurikulum berbasis “Competency Skill” karena mata pelajaran produktif kejuruan mendominasi dari pada mapel Adaftif maupun Normatif.

Hakekatnya lulusan SMK memang disiapkan untuk siap masuk ke dunia industri, bahkan wirausaha. Mereka dibekali aspek Kognitif dan Psikomotorik dalam setiap pembelajarannya di kelas. Namun pada kenyataanya berbanding terbalik dengan semangat dan tujuan sistem pendidikan yang di terapkan di SMK. Terlihat jumlah lulusan dari SMK yang semakin tinggi namun penyerapan dunia industri sangatlah sedikit. Kecendrungan mendominasi angka pengangguran di setiap daerah. Belum lagi permasalahan “Skill Worker” rendah, padahal sekolah berbasis keahlian namun lulusan banyak yang tak memiliki keahlian. Menjadi penambah tingginya angka penganguran tamatan SMK.

Tantangan berikutnya adalah Pandemi Covid-19 yang telah mendorong revolusi industri 4.0 dan kemunculan teknologi 5G dengan sangat cepat. Yang berimbas pada perkembangan dan penggunaan Arificial Inteligence (kecerdasan buatan) dan Robotic semakin luas disegala bidang. Ini akan mendorong dunia usaha dan dunia industri untuk beralih dari tenaga manusia untuk menggantikan tenaga kerja berbasis manusia (labour forces) dengan robot atau artificial inteligence. Dengan demikian dunia usaha dan dunia industri akan beralih teknologi yang selama ini masih berbasis Mechanical ke Automatic. Karena akan memangkas biaya maintenance dan sumber manusia hampir 30 persen dari mesin berbasis mechanical.

Fenomena itu nyata dan sedang terjadi. Mau tidak mau SMK harus berani melakukan perubahan secara radikal dan revolusioner dalam kegiatan pembelajarannya. Guru sebagai ujung tombak, harus berani untuk semakin progresif dan agresif melakukan inovasi dan kreatifitas mengajarnya. Sebagai guru kita tidak bisa merubah arah mata angin tapi kita bisa mengubah layar untuk selalu siap menghadapi perubahan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, menjadi episentrum (pusat) perubahan sumber daya manusia yang terdidik. Tidak bisa lagi menerapkan pola pembelajaran yang lama, karena perubahan itu telah bergerak yang memaksa kita harus mengubah layar agar tetap bertahan di tengah badai. Semua itu harus di mulai dengan membangun ekosistem pembelajaran di sekolah, caranya adalah mengubah MINDSET.

Ketika SMK di pilih, langkah selanjutnya bagi seorang guru adalah memberikan kesadaran kepada setiap peserta didiknya, terhadap minat dan bakat masing masing. Dan sebagai tugas pertama kali yang dilakukan sekolah yaitu menyiapkan guru yang mampu memberikan kesadaran (awareness) terhadap minat dan bakat masing masing peserta didik. Guru yang memiliki kemampuan Retorika, Motivator serta psycology guna membangun gairah dan semangat belajar peserta didik. Membangunkan kesadaran sangat penting karena itu awal dari perubahan pola pikir dan perilaku nantinya. Meningkatkan kesadaran, dari yang tidak tahu apapun dan tidak memiliki kompetensi apapun, menjadi sadar akan minat dan bakat kemampuan yang di milikinya. Karena setiap peserta didik memiliki kompetensi bakat alami yang berbeda beda setiap individunya.

Sebagaimana kita tahu pola pendidikan di SMK mengadopsi BMW ( Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha) maka beri kesadaran peserta didik apakah tujuan setelah lulus nanti. Menjadi seorang pekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun membuka usaha (entrepreneur). Berikan pemahaman  masing masing tujuan yang di ingin dicapai oleh peserta didik. Kumpulkan informasi dan buat kelompok belajar sesuai bidang minat mereka pada setiap jurusan yang di pilihnya. Itulah langkah langkah awal yang harus dilaksanakan setelah peningkatan kesadaran tumbuh dalam diri setiap peserta didik. Selanjutnya adalah menciptakan ekosistem pembelajaran di sekolah secara menyeluruh dan terintegrasi antara semua komponen pendidik di sekolah.

Saya menyarankan dalam membangun ekosistem pembelajaran di sekolah, di mulai dengan menyusun peta jalan pembelajaran selama satu tahun pelajaran. Dengan cara mengumpulkan semua informasi yang telah diperoleh dalam langkah awal untuk diolah secara bersama sama. Antara Kepala Program Pendidikan (Kaporodi), Guru Produktif, Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran. Selanjutnya adalah membuat dan merumuskan project jangka panjang sebagai penilaian akhir dari pembelajaran yang diberikan. Project tersebut merupakan bentuk akomodasi dari ide ide peserta didik. Adapun Guru pengampu di setiap bidang studi mengarahkan dengan memberikan materi sesuai project yang dikerjakan peserta didik.

Langkah selanjutnya Bidang Kurikulum mengumpulkan road map yang telah disusun dari setiap jurusan, sebagai acuan dalam memberikan Surat Keputusan melaksanakan Tugas (SKMT). Lalu menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan Project jangka panjang, merencanakan In House Training (IHT) berdasarkan Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar (KI/KD) yang telah disepakati, dan memberikan assesment untuk setiap project yang akan dikerjakan peserta didik. Menyiapkan administrasi pembelajaran yang progresif serta mampu mengakomodasi sistem manajemen mutu pendidikan. Menyiapkan ruang ruang konsultasi pendidikan bekerja sama dengan Bimbingan Konseling dalam mendalam potensi minat dan bakat peserta didik.

Hubungan Industri (HUBIN) memfasilitasi untuk memberikan pendampingan, penyelarasan dan penilaian  bekerja sama dengan pihak dunia usaha dan industri berdasarkan Project yang telah ditetapkan. Menyiapkan guru tamu, pemasaran kepada pihak luar sekolah dengan mengintegrasikan Busisnes Center (Unit Usaha) dengan  media digital berbasis web (startup) untuk setiap produk yang dihasilkan dari setiap project. Memberikan Coaching Clinic dengan mendatangkan tenaga ahli dari industri yang terkait agar dapat melakukan Asesment dan Advice kepada peserta didik yang sedang melakukan pembuatan project.

“Awareness Before Changing” pepatah dalam bahasa inggris yang memiliki arti Kesadaran Adalah Awal Dari Perubahan, apabila langkah langkah tersebut dijalankan pasti akan membawa dampak perubahan yang besar bagi para tamatan SMK. Mereka jauh lebih berkompetensi pada bidangya serta memiliki sikap kompetitif yang menjadi karakter seorang wirausaha. Memang Pandemi Covid-19 telah memukul dunia usaha dan industri yang banyak tutup dan bangkrut. Tetapi Pandemi ini juga telah mendorong secara radikal Industri 4.0 untuk berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan umat manusia. Dengan membangunkan kesadaran setiap pelaku pendidikan di SMK, maka ekosistem pembelajaran akan bergerak ke arah pendidikan yang produktif dan Produksi yang edukatif. Sehingga tamatan SMK bukan saja siap bekerja namun siap juga menjadi wirausaha.