Jujur saya kaget, suatu suatu pagi yang cerah, saat saya menikmati kopi hangat dan rokok yang begitu nikmat, saya dikagetkan dengan isi ceramah anda, Ustadz. Sebagai iblis, saya merasa tersinggung dengan ceramah anda wahai, Tengku Zulkarnaen.

Anda mengatakan, bahwa tembakau atau rokok berasal dari kencing iblis. Anda menyampaikan, bahwa saya stres karena diturunkan ke dunia, kemudian kencing. Tahukah anda? Bahwa untuk bisa kencing, tidak perlu dalam keadaan stres.

Dari mana pula anda menyatakan tembakau dari kencing iblis? Apa anda ingin mengatakan bahwa tembakau bukan ciptaan Allah? Sehingga anda menyebut muasal tembakau adalah urine saya, sang iblis ini?

Bukankah anda harusnya meyakini bahwa apa pun yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah? Atau anda ingin menyampaikan bahwa Allah kelewat jorok karena menjadikan kencing iblis sebagai bahan baku ciptaan-Nya? Ngawur anda, tadz.

Jika pun benar, sebagai iblis, saya malah bangga karena kencingnya (dalam arti kotorannya pun) yang kemudian menjadi tembakau bisa menghidupi petani. Dan, apakah anda tahu, tadz, pajak dari rokok begitu besar sampai bisa menutupi defisit BPJS.

Nah, anda mau bilang petani tembakau itu adalah petani yang menggarap kencing iblis? Anda juga mau mengatakan, defisit BPJS ditutupi dengan kencing iblis?

Lalu, buat apa Allah mengutuk dan menghukum saya jika kencingnya saja, diakui atau tidak, bermanfaat bagi banyak orang. Sebab, selain untuk rokok, tembakau juga memiliki ragam khasiat lain seperti untuk mengatasi gigitan lintah, mengurangi rasa nyeri gigitan bisa ular, obat pilek, dan lain sebagainya. Lalu, saya yang katanya sudah dipastikan di neraka toh bermanfaat bagi orang banyak. Harusnya kalau begitu, saya di surga.

Jadi gini, tadz, sebagai iblis saya tegaskan bantahan, bahwa tembakau itu ciptaan Allah bukan dari kencing saya. Allah Maha Suci, masa menciptakan tumbuhan dari najis dan dari iblis pula. Kalau tidak suka dengan rokok ya ingatkan saja baik-baik. Misalnya dengan alasan medis. Gak usah ngelantur kayak gitu, tadz. Mending ngopi sambil ngerokok. Selow, rokok bukan dari kencing saya.