Suatu ketika saya menghadiri sebuah workshop tentang bisnis. Salah satu nara sumber yang hadir adalah seorang pengusaha sukses yang namanya cukup dikenal di tanah air. Dalam kesempatan itu beliau mengatakan bahwa beliau tidur hanya 2-3 jam perhari. Sisanya dipakai untuk bekerja. Di kesempatan seminar yang lain, seorang pengusaha yang cukup sukses juga mengatakan bahwa beliau hanya tidur 3 jam per hari.

Dari dua peristiwa di atas, seakan mereka ingin menyampaikan bahwa sukses yang mereka raih adalah karena tidurnya yang sedikit dibanding rata-rata orang kebanyakan. Untuk menekankan bahwa jam yang dipakai untuk bekerja sedemikian banyak dan mengorbankan jam tidur yang semestinya. Jadi kalau ingin sukses seperti mereka semestinya tidur sedikit saja, dan sisanya dipakai untuk bekerja.

Di sini ada suatu paradigma bahwa waktu yang dipakai untuk tidur adalah waktu yang terbuang percuma. Terkait produktivitas, waktu tidur adalah waktu yang tidak produktif. Benarkah demikian?

Paradigma ini tercipta karena orang mempertentangkan antara bekerja vs tidur. Mempertentangkan antara orang yang rajin vs pemalas dengan mengatakan, “kalau si A rajin, si B pemalas, kerjanya hanya tidur saja”. Selalu kemalasan dikaitkan dengan aktivitas tidur.

Secara eksternal memang saat tidur tidak ada aktivitas yang terjadi. Tidak ada yang dihasilkan saat kita tidur. Namun tubuh manusia adalah mesin, suatu sistem yang kompleks. Ada aktivitas eksternal, dan ada aktivitas internal.

Tahukah apa yang terjadi pada tubuh kita saat kita tidur? Hal ini akan menjawab mengapa kita perlu tidur cukup. Tidur yang baik dan cukup sama pentingnya dengan olah raga dan makanan yang sehat. Rata-rata kebutuhan tidur manusia dewasa normal adalah 6-8 jam per hari.

Saat tidur, tubuh melakukan berbagai perbaikan sel-sel. Setiap hari ribuan sel di tubuh kita rusak, dan itu harus diperbaiki agar mekanisme tubuh tetap berjalan normal. Pemulihan energi terjadi, berbagai hormon yang dibutuhkan untuk metabolisme diproduksi. 

Otak akan menata memori, dan menghapus yang tidak diperlukan. Sel-sel syaraf akan melakukan re-organisasi dan saling berkomunikasi sehingga semua fungsinya akan selalu terjaga. Dan masih banyak metabolisme yang hanya bisa terjadi saat kita tidur

Fungsi-fungsi otak yang sangat dipengaruhi oleh kualitas tidur antara lain, kemampuan belajar, kreativitas, memori, penyelesaian masalah, konsentrasi, pengambilan keputusan. Termasuk juga kesehatan emosi. Fungsi-fungsi yang sangat erat dengan produktivitas saat kita dalam kondisi terjaga dan beraktivitas.

Bilamana tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan itu semua, sudah tentu ada efek terhadap tubuh. Baik jangka pendek maupun panjang. Hal ini tidak bisa digantikan dengan olah raga atau nutrisi. Tidur yang baik dan cukup, olah raga, nutrisi yang sehat semuanya dibutuhkan oleh tubuh. Bukan sesuatu yang bisa saling menggantikan

Lantas risiko apa yang terjadi kalau tidur tidak berkualitas atau kurang waktunya? Berikut ini risiko yang dialami tubuh bila kita kurang tidur. Akan terjadi, penurunan imunitas, peningkatan tekanan darah, resistensi insulin, kecenderungan depresi, penurunan fungsi motorik, dan penurunan berbagai fungsi otak seperti konsentrasi, fungsi motorik, memori, fokus.

Dengan risiko-risiko tadi tentunya akan berdampak pada tingkat produktivitas seseorang saat kondisi terjaga. Sebuah studi menyatakan, pekerja yang kurang tidur 70% lebih tinggi kemungkinannya untuk mengalami kecelakaan kerja dibanding pekerja yang tidur cukup.

Tercatat sejumlah peristiwa kecelakaan besar juga terjadi karena faktor kesalahan manusia yang diakibatkan kelelahan dan kurang tidur. Dua bencana besar di tahun 1986, terjadi karena teknisi yang kelelahan dan kurang tidur. Tragedi ledakan pesawat ulang alik Challenger yang menewaskan ketujuh awaknya. Berikutnya adalah, bencana nuklir Chernobil di negara bekas Sovyet, Ukraina.

Melihat pentingnya waktu tidur bagi tubuh, tentunya sudah tidak bisa lagi dikatakan bahwa waktu tidur adalah waktu yang tidak produktif. Aktivitas tidur adalah aktivitas yang diperlukan untuk menjadi produktif. Memang tidak menutup kemungkinan adanya sejumlah orang tertentu yang mampu tetap produktif dengan tidur yang sebentar. Namun tentunya itu adalah perkecualian yang tidak banyak jumlahnya.

Sejumlah sosok sukses adalah orang-orang yang tidur dalam waktu yang normal. Mari kita lihat siapa saja. Bill Gates, sosok yang sempat menjadi orang terkaya di dunia ini tidur teratur tujuh jam sehari. Jeff Bezos, sang pendiri Amazon.com tidur delapan jam sehari. Elon Musk, yang juga pernah menjadi orang terkaya, tidur enam sampai enam setengah jam perhari.

Jadi masihkah mengatakan lawan dari kerja keras adalah tidur? Seakan-akan hanya orang yang tidurnya sedikit yang bisa sukses. Tidur yang cukup dan berkualitas akan menjadikan aktivitas saat terjaga lebih produktif. Terhindar dari kesalahan akibat turunnya konsentrasi, hari kerja yang hilang karena pekerja sakit. 

Usia produktif akan lebih panjang karena tidur yang cukup dan berkualitas menjaga tubuh tetap prima di usia lanjut.

Tidurlah yang berkualitas dan jadilah orang sukses