Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imunitas. Infeksi virus ini mampu menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda–benda asing di dalam tubuh yang pada tahap terminal infeksinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
HIV belum bisa disembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.
Penyakit HIV/AIDS masih saja menjadi masalah kesehatan dunia.HIV/AIDS seperti Fenomena gunung es (iceberg phenomenon) merujuk pada kondisi penampakan puncak gunung es di atas permukaan air yang sebenarnya merupakan bagian kecil dari bongkahan gunung es di bawah permukaan air yang tidak tampak dan jauh lebih besar.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Penyebaran HIV
Penularan HIV sangatlah mudah hingga kita lalai dan menyepekannya. Adapun faktor faktor penyebaran virus HIV.
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang berisiko tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan, atau menyusui
Seorang ibu dengan HIV yang kemudian mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Untuk itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil, agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.
Pada beberapa kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ, atau jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
Pencegahan HIV
Meski tergolong sebagai penyakit yang bisa mematikan, tapi setidaknya penularan HIV bisa dicegah. Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV.
1. Hindari Penggunaan Narkoba
Hindari menggunakan narkoba, apalagi berbagi jarum suntik dengan orang lain.
2. Jangan Menjadi Donor Bila Positif
Jika seseorang dinyatakan positif HIV, maka dirinya tidak diperbolehkan mendonorkan darah, plasma, organ tubuh, atau sperma.
3. Tes HIV secara Rutin
Tes HIV sebaiknya dilakukan oleh tiap individu, terutama di usia 13-64 tahun (terutama aktif secara seksual, pekerja medis, atau orang yang rentan terkena), sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara rutin.
4. Minum obat Post Exposure Prophylaxis (PEP)
Post Exposure Prophylaxis atau biasa disingkat dengan PEP adalah bentuk perawatan melalui obat yang bisa dilakukan dalam pencegahan HIV AIDS.
Pencegahan HIV melalui PEP biasanya dilakukan setelah terjadinya tindakan-tindakan yang berisiko menyebabkan HIV. Misalnya, seseorang yang bekerja di pelayanan kesehatan yang secara tidak sengaja tertusuk jarum suntik bekas pasien HIV, korban pemerkosaan, serta seks tanpa kondom dengan seseorang yang mungkin positif HIV atau saat Anda tidak yakin dengan status HIV pasangan Anda.
5. Sunat untuk pencegahan HIV pada lelaki
indakan pencegahan HIV ini pun diamini oleh Lembaga Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, CDC. CDC menemukan bahwa secara medis, sunat dapat jadi cara pencegahan HIV dan penyakit kelamin lainnya yang ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom.
Prosedur sunat juga dilaporkan dapat mengurangi risiko pria tertular herpes genital dan infeksi HPV, yang diyakini menjadi faktor risiko kanker penis. Selain sebagai pencegahan HIV, sunat semasa kecil diketahui dapat memberikan perlindungan dari kanker penis, yang seringnya hanya terjadi di kulit kulup.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Profilaksis prapajanan (PrEP) HIV oral adalah penggunaan obat ARV sehari-hari oleh orang dengan HIV-negatif untuk mencegah terinfeksi HIV.
Penggunaan obat Antiretroviral mendorong revolusi dalam pengobatan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di seluruh dunia. Meskipun belum mampu menyembuhkan HIV secara menyeluruh dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi diang gap sebagai penyakit yang menakutkan.