Rasanya sangat tepat bila dikatakan "Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya". Karena dari seorang ayah, pertama kali anak perempuan mengenal kasih sayang seorang pria, sejak lahir hingga dewasa. 

Cinta yang begitu tulus tanpa mengharap balas jasa. Cinta yang hanya mengharap masa depan terbaik untuk anak-anaknya. Cinta yang membuat seorang ayah rela berkorban jiwa raga demi keluarganya.

Sosok ayah di mata anak perempuannya terpatri begitu kuat. Hingga mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Bahkan mempengaruhi harapannya ketika dewasa, saat harus mencari pasangan hidup. 

Setiap langkahnya adalah cerminan dari pendidikan yang diterimanya semenjak kecil. Seorang ayah mengajarkan tentang kehidupan agar anak perempuannya mampu menjaga diri, bertanggung jawab dan disiplin, pantang menyerah, menyayangi keluarga, serta mengajarkan tentang keikhlasan.

1. Mengajarkan Cara Menjaga Diri

Seorang ayah sering kali bersikap terlalu protektif terhadap anak perempuannya. Memberikan berbagai batasan dan aturan yang bersifat mengikat, baik dalam pergaulan maupun dalam melakukan berbagai kegiatan. 

Melarang ini itu, harus begini begitu. Banyak sekali rambu-rambu dan perintah yang harus dipatuhi. Hal ini kadang menimbulkan protes, karena anak perempuan merasa dibedakan perlakuannya dengan anak lelaki.

Ayah menyadari keterbatasannya, yang tidak mungkin melindungi anak perempuannya sepanjang waktu. Namun ayah tidak ingin anak perempuannya jatuh dalam kesalahan yang merugikan diri dan masa depannya. 

Maka ayah mengajarkan cara menjaga diri, menjauhkan dari godaan dan bahaya yang mungkin dapat mencelakakannya. Mengajarkan berbagai tindakan pencegahan yang bisa dilakukan secara mandiri saat anak jauh darinya.

2. Mengajarkan Tanggung Jawab dan Disiplin

Seorang ayah akan meminta anak-anaknya mengerjakan berbagai tugas dan menjalankan kewajiban, serta membimbingnya agar semua bisa terlaksana dengan baik. 

Ayah mengajarkan anak perempuannya untuk bertanggung jawab, pada dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Mengajarkan sikap atau perilaku yang jujur dan bersungguh-sungguh, serta siap menanggung segala risiko dari perbuatannya.

Ayah kadang juga bersikap keras dan tegas untuk mengajarkan disiplin pada anak perempuannya. Hal ini bisa menimbulkan konflik, karena membuat anak perempuan yang lembut hati merasa tersakiti. 

Sebenarnya ayah hanya ingin anak-anaknya disiplin dan mampu mengatur waktunya dengan baik. Ayah ingin anak-anaknya meraih kesuksesan dari rasa tanggung jawab dan kedisiplinan yang ditanamkannya semenjak kecil.

3. Mengajarkan Berjuang Pantang Menyerah

Bila ada gelar “Pejuang Paling Tangguh di Dunia”, pastilah seorang ayah yang pantas menyandangnya. Ayah mengajarkan anak-anaknya berjuang pantang menyerah meraih cita-citanya. 

Ayah ingin anak perempuannya kuat dan berani menghadapi segala tantangan. Karena perempuan bukan berarti lemah, perempuan harus mandiri dan mampu bertahan dalam berbagai situasi. Maka ayah mendidik anak perempuan setangguh dirinya dalam menjalani kehidupan.

Seorang ayah tidak ingin anak perempuannya bersikap cengeng. Meskipun demikian ayah selalu siap menjadi tempat curahan hati, saat anak perempuannya merasa lemah. Ayah selalu ada sebagai pelabuhan terakhir, saat anak perempuannya menyerah. 

Ayah selalu mendukung dan memberikan semangat agar anak perempuannya kembali bangkit dan percaya diri. Pelukan ayah akan menguatkan anak perempuannya untuk terus melangkah.

4. Mengajarkan Kasih Sayang pada Keluarga

Anak perempuan akan melihat bagaimana cara ayah bertanggung jawab terhadap keluarganya. Seorang ayah berjuang mencari nafkah, untuk bisa memberikan kehidupan yang layak bagi keluarga dengan segala risikonya. 

Ayah yang bertanggung jawab akan menjadi pria idola bagi anak perempuannya, bahkan menjadi standar saat mencari pasangan hidup. Pria yang bertanggung jawab akan menjadi kriteria utama baginya dalam berumah tangga.

Anak perempuan juga akan melihat bagaimana cara ayah menyayangi keluarganya. Bagaimana ayah melindungi ibunya, membahagiakan dengan cinta. Bagaimana ayah menjaga anak-anaknya, mendidik dengan perhatian dan kasih sayang. 

Sikap yang lembut dan sabar ataupun sikap yang keras dan tegas akan menjadi kenangan yang sulit dilupakan. Namun apapun yang dilakukan seorang ayah, sesungguhnya merupakan usaha terbaik untuk kebahagiaan keluarganya.

5.  Mengajarkan Keikhlasan

Ketika anak perempuannya beranjak dewasa, ayah ingin melihatnya bahagia bersama pria yang dicintainya. Ayah ingin pria tersebut mampu menjaga anak perempuannya sebaik dirinya. 

Sesungguhnya teramat berat bagi seorang ayah untuk menyerahkan anak perempuannya kepada pria lain. Tapi anak perempuannya bukan lagi gadis kecil yang harus terus dilindungi, maka ayah ikhlas mendukung pria terbaik sebagai pendamping putrinya.

Pada akhirnya seorang ayah semakin renta, dan bukan lagi pria gagah perkasa yang tangguh seperti dulu. Ayah hanya berharap anak-anaknya dapat meraih kehidupan yang lebih baik dibanding dirinya. 

Hingga saatnya ayah ikhlas pergi, dengan membawa segala rasa cinta yang telah ditanamkan di lubuk hati. Meninggalkan kenangan indah bagi anak perempuannya yang terus terpatri dalam sanubari. (Iks)

Ode untuk Ayah

“Teringat masa kecilku, kau peluk dan kau manja. Indahnya saat itu, buatku melambung. Di sisimu terngiang, hangat napas segar harum tubuhmu. Kau tuturkan segala, mimpi-mimpi serta harapanmu”.

“Kau ingin ku menjadi, yang terbaik bagimu. Patuhi perintahmu, jauhkan godaan. Yang mungkin kulakukan, dalam waktu ku beranjak dewasa. Jangan sampai membuatku, terbelenggu, jatuh, dan terinjak”.

“Tuhan tolonglah, sampaikan sejuta sayangku untuknya. Ku terus berjanji, takkan khianati pintanya. Ayah dengarlah, betapa sesungguhnya ku mencintaimu. Kan kubuktikan, ku mampu penuhi maumu”.

#Sepenggal lirik lagu ADA Band feat Gita Gutawa untuk mengenang kepergian ayahanda tercinta. Teriring kerinduan dan doa terbaik untuknya. (IkS)