Saya merupakan seorang pengendara. Setiap pagi saya harus bersiap-siap menggunakan peralatan keselamatan berupa helm, jaket, masker. Lalu membawa surat-surat kendaraan seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) dan juga Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Sebelum berkendara, saya biasanya mengecek perlengkapan untuk mengutamakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Namun terkadang saya harus memilih mengalah dari pengendara motor lain yang menyebalkan pada jam-jam berangkat atau pulang kerja.
Misalnya ada kejadian yang saya alami hampir setiap pagi dan setiap sore, saya harus mengalah untuk menepi dan menghentikan kendaraan saya karena pengendara lain mengambil jalur yang saya lewati dari arah yang berlawanan.
Padahal saya sudah memberikan lampu dim dan klakson agar pengendara tersebut tidak mengambil jalur berlawanan dan kembali ke jalurnya. Namun hal yang saya lakukan tetap sia-sia, malah pengendara tersebut marah-marah karena saya klakson terus.
Belum lagi, jika melewati perlintasan sebidang antara kereta api dan jalan raya. Setelah kereta lewat dan palang pintu terbuka, banyak pengendara yang menghalangi jalur berlawanan karena mereka ingin lebih dahulu melewati rel kereta. Terkadang hal tersebut membuat sedikit gesekan antarpengendara
Selain itu, mereka menjadi penyebab kemacetan panjang setiap kereta lewat, karena sikap yang tidak sabar dan juga terburu-buru untuk mencapai tempat kerja ataupun menuju tempat tinggal karena lelah bekerja.
Tentu dalam kondisi ini, saya lebih banyak menggerutu dalam hati serta mengalah karena jika ikut terbawa emosi bisa menambah masalah dan juga menambah kemacetan yang sudah panjang karena keegoisan banyak pengendara.
***
Kasus-kasus ribut antarpengendara memang banyak terjadi di jalan, apalagi saat ini di era media sosial, apa pun kejadian di jalanan bisa kita rekam dan kita bagikan di media sosial sehingga banyak orang yang menyaksikan kejadian tersebut.
Pernah saya mengalami sebuah kecelakaan akibat kelalaian pengendara mobil. Waktu saya sedang dalam perjalanan pulang dari tempat saya bekerja, seperti biasa saya memakai lengkap semua peralatan keselamatan kendaraan bermotor.
Saat saya tiba di salah satu persimpangan, saya sudah memberikan lampu sein, serta menunggu jalan kosong untuk berbelok. Setelah saya merasa jalan sudah aman, saya mulai berjalan, namun tiba-tiba ada mobil mengebut dari arah berlawanan dan karena jarak yang sangat dekat, tabrakan pun tak terhindarkan.
Warga yang melihat segera membantu saya untuk memindahkan saya dan motor yang saya kendarai ke pinggir jalan. Setelah itu, tiba-tiba pengemudi mobil yang menabrak saya turun dan menghampiri saya. Saya menganggap ia akan meminta maaf namun ternyata malah sebaliknya.
“Kalau naik motor lihat-lihat dong mas”. Itulah kata yang diucapkan ia ketika turun menghampiri saya. Lalu ada warga yang membela saya dan menganggap bahwa pengemudi mobil yang salah karena ia terus berjalan ketika saya sudah berbelok dan menyalakan lampu sein.
Saya tidak mau urusan ini diperpanjang akhirnya saya bertanya apakah ia memiliki SIM?, lalu dengan santai pengemudi yang menabrak saya bilang tidak. Setelah itu ia pergi dan tetap memaki saya serta beranggapan saya yang salah.
Dari kejadian itu, saya jadi menduga bahwa pengemudi yang melanggar aturan seperti menyalakan sein sembarangan, menyusul tidak melihat garis jalan, serta menghalangi jalan saat pintu perlintasan kereta di buka tidak memiliki SIM atau memiliki SIM namun ia mendapatkannya dengan cara tidak wajar.
Mengapa?, karena biasanya pengendara mengetahui aturan berkendara saat tes tulis pembuatan SIM, akan ada banyak pertanyaan mengenai peraturan di jalanan. Dan jika ia gagal tes tulis maka si pembuat SIM akan membaca peraturan yang berlaku.
***
Melihat beberapa kejadian di atas, dengan banyaknya pengendara yang belum memahami aturan saya jadi membayangkan, bagaimana jika akun resmi pihak berwajib membuat konten yang dapat dipahami oleh para pengendara.
Bagaimana caranya? Pejabat berwenang bisa membuat infografis yang memuat tentang berbagai peraturan berkendara menurut undang-undang yang berlaku dengan pesan singkat yang menarik dengan ditambahkan ilustrasi.
Lalu bisa juga dengan membuat video cinematic yang berisi berbagai ilustrasi yang menarik sehingga bisa dicontohkan juga bagaimana pengendara yang taat aturan. Selanjutnya bisa juga dengan diskusi interaktif seperti podcast, saya kira akan sangat menarik jika pejabat berwenang menjelaskan aturan secara langsung kepada para masyarakat.
Dengan membuat konten di atas, tentu akan banyak pengendara yang mengetahui aturan berkendara dan secara tidak langsung meminimalisir kecelakaan akibat ketidaktahuan pengendara.
Sudah saatnya pihak-pihak yang berwenang dalam pengaturan di jalan raya melakukan sosialisasi secara masif melalui media sosial, karena masyarakat saat ini banyak yang lebih senang melihat infografis, video dibandingkan dengan membaca aturan perundang-undangan yang tebal dan membosankan.