…juga dalam hal karakter unik yang bersifat memelopori.
Mengunjungi kota Solo, tak hanya menikmati suasana keramahan kota dan mencicipi sajian aneka kulinerannya. Namun juga memaknai kota ini sebagai bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Merupakan kota yang berada pada poros kerajaan Mataram lama, yakni Solo dan Jogkakarta, yang banyak memiliki catatan sejarah tersendiri dan bisa menjadi bahan pembelajaran guna menuai hikmah, antar generasi.
Tak hanya dalam hal kekayaan catatan sejarah yang terus dimaknai hingga kini, namun juga dalam hal karakter unik yang bersifat memelopori.
Semua tokoh dan sosok tersebut, dari Solo, ada semua.
Seperti diketahui bersama, bahwa banyak tokoh nasional yang berasal dari kota, yang menjadi tolok ukur dalam berbahasa Jawa halus ini.
Mulai dari pahlawan nasional, politisi kharismatik, sosok Kyai/Agamawan yang dihormati, penyair dan perangkai puisi, penulis dan novelis terkenal, ilmuwan, peneliti, pengusaha, olah ragawan yang mendunia, pembalap Formula 1, pebulu tangkis kelas dunia, penyanyi, group band legendaris, sutradara film, selebriti & bintang film nasional, pelawak, grup lawak legendaris, penari tradisional, pelukis, pedalang legendaris, koki pun tukang masak hingga pengusaha penyedia kulineran khas daerah, pejabat pemerintah maupun swasta, menteri, jendral TNI dan Polri, hingga Presiden RI.
Semua tokoh dan sosok tersebut, dari kota Solo, ada semua.
Sritex satu perusahaan tekstil asal kota Solo dengan produk yang mendunia.
Termasuk sosok-sosok yang berkontribusi dalam catatan sejarah yang bersifat kontroversial, seperti penjahat, perampok, tokoh-tokoh sebuah partai politik yang kemudian dinyatakan terlarang, hingga wanita pertama Indonesia yang tampil berpose dengan hanya mengenakan seutas benang dalam sebuah majalah dewasa internasional.
Lagi-lagi, semua tokoh dan sosok tersebut, dari kota Solo, ada semua.
Begitu lengkap karakter yang berasal dari Solo, menarik menjadi ulasan tersendiri tentang interaksi sosial yang berlaku dalam masyarakat kota yang terkenal dengan karya kain batik yang berwarna lembut dan kalem ini, dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kiranya tak bakal gampang melakukan pengamatan yang kemudian diurai menjadi suatu ulasan yang bersifat sosiologi antropologi, pada suatu daerah yang memiliki banyak karakter, yang berhasil tercatat dalam sejarah nasional.
…suatu karakter yang persisten atas pilihan jalan hidup,
Saya belum pernah tinggal lama di kota Solo. Paling lama hanya tiga malam, pada kisaran tengah tahun 1985, pas masih sekolah dibangku SMP. Waktu itu liburan kelulusan sekolah, ngelencer ke Solo dan Jogja, bareng teman-teman sebaya yang Kakek dan Neneknya tinggal di kota Solo, di wilayah yang bernama Nusukan.
Saya hanya membayangkan, di kota Solo, karakter kebanyakan warganya lebih pada kebebasan dalam menentukan pilihan. Ibarat kata; “Nek karepku koyo ngene, yo bakal tak lakoni nganti piye wae”. (Jika mau saya begini, ya bakal saya jalani hingga bagaimana pun).
Pasar Gede di kota Solo salah satu tempat tujuan plesiran yang bisa menjadi pemerkaya atas pengamatan terhadap karakter unik orang-orang Solo.
Apabila di kota-kota lainnya lauk Saren/Marus/Dideh yang berasal dari gorengan darah ayam dijajakan sembunyi-sembunyi, namun di kota Solo ditawarkan terbuka, pilihan diserahkan sepenuhnya kepada calon pembeli pun penikmatnya.
Betapa suatu karakter yang persisten atas pilihan jalan hidup, yang kemudian dijalani seserius dan sekonsisten mungkin, yang kemudian menuai catatan tersendiri, lalu bagi banyak orang bisa menjadi inspirasi.
Ketika mendengar berita tentang sosok yang kemudian menjadi perbincangan karena mengukir suatu prestasi, seringkali dalam hati saya pun lalu bergumam;
“Lhaa Solo maneeh...”.
(“Lhaa Solo lagii..”).
Selebihnya, mengunjungi kota Solo bakal menjadi lengkap dengan mengunjungi penyaji hidangan olahan masakan khas dengan sentuhan racikan aneka bumbu Jawa Tengah.
Mirip dengan jutaan karakter orang Solo, demikian halnya dengan melimpahnya pilihan olahan masakan yang menggugah selera, menuai rasa bahagia, antara lain; Sup Timlo, Nasi Liwet, Selat Solo, Gudeg, Serabi, Bubur sambel tumpang, Cabuk Rambak, Sate Buntel, Tongseng, Tengkleng, kripik Sermiyer, Brambang Asem, wedang Hik, Dawet Telasih hingga beberapa aneka hidangan lainnya yang tersedia mulai pagi sampai dinihari di kota ini.
Sepiring Bistik ala Jawa yang lebih dikenal sebagai Selat Solo mengandung kecukupan asupan gizi bagi penikmatnya.
Sejenak menikmati suasana kota ini, bakal menuai pikiran tentang apa itu sebenarnya makna inspirasi. Lalu, suasana batin pun terajak untuk berencana mengulangi lagi.
Termasuk pas menikmati sepiring nasi gudeg sambel krecek di rumah makan Adem Ayem, tetap masih dalam hati, sambil menikmati setiap suapan yang bercita rasa membahagiakan, saya pun merangkai kata-kata dalam hati;
“Lhaa kapan nang Solo maneh?”.
(“Lhaa kapan ke Solo lagi?”).
Rumah Makan Adem Ayem di kota Solo yang melegenda dengan olahan masakan gudeg dan sambel krecek termasuk penjaja es puter yang biasa mangkal di selasar rumah makan ini.
Sepiring hidangan gudeg dan sambel krecek olahan Rumah Makan Adem Ayem yang bagi penikmatnya meraih suasana hati ayem tentrem.