Bukan dari keluarga berada.

Suatu pagi, saya bangun tidur dan mengaktifkan kembali komputer yang ikut sleeping karena terlalu larut saya ajak begadang.

Waktu itu, saya buka aplikasi WhatsApp, dan email, yang mana kali aja ada client yang menghubungi.

Dan benar saja, ada satu client yang mengajukan revisi atas pekerjaan semalam. Langsung saya terima dan lakukan revisi seperti apa yang diinginkan orang tersebut.

It's okay, hari-hari saya lewati dengan promosi, mengurus website, media sosial, menjadi CS, mengerjakan apa yang client mau, pengiriman report, dan revisi kalau perlu.

Dan, itu saya lakukan sendiri.

Namun, saya enjoy saja dengan apa yang sedang berjalan saat ini. Terlebih, ini juga pilihan saya sendiri yang memutuskan untuk tidak "kerja ikut orang" sejak pandemi Covid-19 dulu.

Berawal dari menulis di blog sendiri, yang waktu itu masih "kentang" (modal platform gratisan dan nggak beli domain) pasti sebagian besar penulis tau lah ya.

Sejak itulah saya memutuskan untuk mengupgrade blog agar lebih tampan, dan sedikit optimasi di dalamnya.

Bagi kalian yang belum tau, website tanpa optimasi itu bagaikan es teh tanpa gula, yang mana hanya sebatas website belaka yang tanpa traffic atau visitor. Terlebih, jika kamu memiliki website yang tujuannya untuk dipublikasikan secara luas. Seperti blog mengenai informasi dan solusi, atau website bisnis yang bertujuan untuk penjualan.

Optimasi sendiri ini cukup banyak yang bisa dilakukan, baik dengan SEO, atau membangun branding di media sosial lalu di arahkan ke website, dan lain-lain.

Oke lanjut.

Setelah mengupgradenya, dan benar saja performa blog saya cukup memuaskan, meski saya pribadi masih kurang puas, haha.

Tapi upaya ini akhirnya membuahkan hasil, yang mana saat itu merupakan hari pertama mendapatkan gaji dari Google Adsense, dan masih berlanjut hingga saat ini.

Hari demi hari berlalu, saya memutuskan untuk menyediakan sebuah layanan atau jasa, ini saya maksudkan agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan, dan tidak stuck gitu aja yang mengharapkan dari Adsense.

Melewati proses dan lika-liku cukup panjang, juga sempat ada konflik yang bahkan viral di salah satu grup komunitas di facebook.

Dan akhirnya.

Saat ini masih tetap gitu-gitu saja, haha.

Semua hal yang saya geluti, saya lakukan seorang diri tanpa adanya tim. Baik itu mengelola bisnis kecil, mengelola website bisnis dan optimasinya, update artikel di blog, media sosial, marketplace dan lain sebagainya.

Juga saya sempatkan nulis di beberapa platform, baik untuk membagikan informasi, atau sekedar cerita seperti yang saat ini saya lakukan.

Kembali ke judul artikel ini, yang mana saya akan menjawab mengapa single Fighter itu enak, tapi ada hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk berjuang sendiri.

Single Fighter itu enak, karena semua hasil kerja keras bisa kita dapatkan 100% untuk diri sendiri.

Selain itu juga, jika misalkan kamu menyediakan jasa, katakanlah desain logo profesional, dan memutuskan untuk memasang harga hingga IDR 1.000.000/logo. Kalau sudah punya nama, laku keras, hasil milik sendiri, enak banget! Puas gitu rasanya.

Tapi juga ada nggak enaknya!

Satu masalah yang mungkin akan dirasakan oleh seluruh Single Fighter diluar sana yaitu mereka merasa tidak akan berkembang. Termasuk saya, haha.

Kalau untuk kehidupan sehari-hari, okelah mungkin bisa dikatakan lebih dari cukup.

Tapi, apa mau seterusnya seperti itu? Yang jelas, kedepannya kita punya keluarga kecil, lengkap dengan anak-anaknya, dan tanggungan cukup banyak.

YouTuber aja butuh tim, lho!

Ya, meski banyak YouTuber yang Single Figter, dalam artian memikirkan ide konten, rekaman, edit video, upload video, kolaborasi dengan YouTuber lain, yang dilakukan seorang diri, dan berpenghasilan tinggi.

Tapi, bukankah akan jauh lebih berkembang jika punya tim dengan tujuan yang sama, yaitu sukses?

Ide konten dipikirkan bareng (atau ada tim kreatif sendiri), ada bagian editing video, ada bagian record, dan lain sebagainya. Bahkan, dengan adanya tim tidak menutup kemungkinan untuk memperluas jaringan yang menguntungkan.

Berawal dari YouTube, lalu berkembang membuat media website mungkin? Atau, berkembang ke arah penjualan produk? Menciptakan produk baru?

Itu semua bisa! Dan sekarang saya masih bisa bengong bagaimana cara memulainya, haha.

Sebenarnya saya sadar, apa yang sedang saya lakukan sekarang tidak akan berkembang. Tapi, dengan berjuang sendiri, saya bisa sambil ngumpulin modal untuk kedepannya, sebelum siap untuk menjadi pemimpin dalam sebuah tim bisnis.

Mungkin di samping itu, usia saya masih 2* (di bawah 25, saat artikel ini diterbitkan (jika di approve, haha)) yang mana belum punya mental kuat untuk menjadi seorang pemimpin.

Masih tergolong dini untuk membahas seputar bisnis, tapi ini juga menjadi sebuah kebanggaan dan rasa syukur tersendiri.

Kesimpulannya, Single Fighter itu enak! Tapi lebih enak lagi kalau ada tim. Dengan begitu, kita bisa berkembang dengan memikirkan ide dan inovasi baru yang lebih menguntungkan.