Dalam ruangan nan sempit ini
Daku bernanung, daku berlindung
Berharap pinta lama terkabul kala dini hari
Dinginnya dinding-dinding selimut jiwa
Masih kalah hebat dibanding hangatnya realita
Puspita itu menari-nari
Sesekali mawar merindu fajar
Baru jam dua pagi padahal
Insan ini ingin jujur menyebar
Pada daun-daun yang tidak simetris
Namun ia masih mampu berkembang
Surya menyambut di depan mata
Terbangun daku dari sisi lainku
Betapa banyak masa yang ku lewatkan
Tapi aku tetap tenggelam
Dalam gelap abadiku