Akhir-akhir ini, banyak orang menyebut istilah self-healing ketika mereka melakukan hang out atau jalan-jalan. Orang-orang melakukan hang out sebagai sarana healing untuk diri sendiri saat merasa jenuh dengan masalah hidup yang mengusik batin. 

Self-healing dianggap sebagai sarana me-refresh otak, melupakan masalah, dan menyembuhkan luka batin yang sedang dialami. Liburan atau jalan-jalan dianggap sebagai self-healing terbaik ketika stres.

Setiap orang mempunyai kebiasaan healing yang berbeda-beda, ada yang pergi ke pantai, hiking, berbelanja, berburu kuliner, bahkan ada juga yang hanya dengan tidur atau mendengarkan musik. 

Orang-orang beranggapan bahwa setelah melakukan self-healing pikiran menjadi lebih fresh dan lebih menenangkan.

Akan tetapi, melakukan hang out berkedok self-healing bisa saja malah menjadi kebiasaan bahkan kecanduan, jika sedikit saja mendapat masalah langsung stres, kepikiran terus menerus, bahkan kondisi emosionalnya malah makin tidak stabil.

Sehingga, setelah healing bukannya refreshing malah makin pusing. Beberapa tugas dan kewajiban justru tidak bisa dikerjakan. Masalah hidup pun tidak terselesaikan.

Begitu pun sebaliknya, ada orang yang justru terlalu sibuk melakukan segala aktivitas hariannya. Bangun tidur untuk bekerja, pulang dari bekerja untuk tidur. Tidak ada waktu bersantai untuk melepas penat barang sejenak. 

Ketika tenaga terus diperas, pikiran terus diforsir seharian, maka yang tersisa hanya lelah dan kantuk. Kebiasaan seperti itu jika terus berulang-ulang tentu membuat stres hingga tanpa kita sadari batinnya pun ikut merasakan lelah.

Kemudian, yang pantas dipertanyakan adalah apakah self-healing itu sekedar ber-hang out ria saja? Apakah ketika seseorang terlalu sibuk dengan aktivitasnya, maka ia tidak bisa melakukan self-healing? Lalu, bagaimana cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk healing di tengah berbagai kesibukan?

Sebelumnya, kita perlu tahu apakah yang dimaksud dengan self-healing itu sendiri. Self-healing merupakan proses menyembuhkan luka batin. 

Tujuan dari self-healing sendiri di antaranya adalah sebagai metode penyembuhan yang holistik, sebagai metode memahami diri sendiri, sarana untuk memahami situasi yang tidak diinginkan, serta membentuk pikiran dan emosi positif terhadap suatu peristiwa yang telah terjadi.

Seorang pakar kesehatan holistik, Reza Gunawan berpendapat bahwa setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi diri sendiri. Menurutnya, dalam self-healing terdapat beberapa latihan yang bisa dilakukan dengan berhenti sejenak dari segala rutinitas. Latihan ini bisa dilakukan secara mandiri selama 15 menit dan dua kali dalam sehari. Hal ini tentu dimaksudkan agar kita tidak merasa bosan, muak, dan penat dengan hari-hari yang kita lalui beserta segala kesibukan di dalamnya.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam self-healing: pertama, percaya dan katakan pada diri sendiri bahwa kita mampu menyembuhkan diri kita sendiri. Berusahalah untuk selalu mengatakan hal-hal positif pada diri sendiri, hindari pikiran-pikiran negatif, dan fokuslah pada apa yang ingin kita lakukan.

Kedua, temukan dukungan yang tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan menentukan seseorang maupun suatu hal yang bisa dijadikan support system yang baik agar pikiran kita optimal. Bisa juga dengan berkonsultasi kepada psikiater maupun dokter terapis ketika kita tidak mampu menghadapi luka batin kita sendiri.

Ketiga, dengarkan tubuh kita sendiri dan intuisinya. Tubuh merupakan sahabat terbaik untuk mengetahui apa yang terjadi pada diri sendiri. Perhatikan sinyal-sinyal yang ditunjukkan oleh tubuh kita. Bisa dilakukan dengan rileks dan menutup mata kemudian berkomunikasilah dengan tubuh kita sendiri.

Keempat, diagnosiskan apa yang menjadi penyebab luka batin kita sendiri. Carilah apa yang menyebabkan diri kita mudah stres. Carilah di seluruh aspek kehidupan yang kita jalani.

Terakhir, catat dan rencanakan cara untuk menyembuhkan diri sendiri (self-care). Beberapa cara self-care yaitu dengan lebih menjaga diri baik fisik maupun psikis, dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkunga, berolahraga, makan secara teratur, ngobrol santai dengan orang sekitar, dan selalu menjaga pola pikir yang positif.

Yang perlu kita ketahui bahwa healing bukan soal meraih, meraih, mencapai menggapai suatu kondisi ketika kita pulih. Healing bukan perkara kita berhasil atau gagal. Akan tetapi, healing adalah proses perjalanan yang tiada akhir.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa self-healing merupakan upaya penyembuhan luka batin yang dilakukan tidak hanya dengan sekedar jalan-jalan atau hang out. Self-healing bukan sekedar mendengarkan musik dan ikut menyanyi dengan lantang sebagai bentuk pelampiasan. Self-healing juga bukan sekedar memuaskan diri dengan tidur berjam-jam sebagai bentuk balas dendam.

Tapi lebih kepada terapi untuk diri sendiri dengan mencari ruang untuk diri sendiri dan berhenti sejenak dari segala aktivitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah luka kita sembuh, maka kita akan lebih tenang dan lebih fresh ketika menyelesaikan berbagai masalah hidup. Setelah batin kita kembali sehat dan emosi stabil, kita bisa bekerja lagi dengan baik.

Ibarat ketika kita berlari, ada kalanya kita terjatuh. Maka, sebaiknya kita obat dulu luka kita barang sejenak, baru kemudian berlari kembali mengejar ketertinggalan.