…kemampuan yang presisi dan akurat terhadap sasaran tembak.

Revolver dan Pistol

Mengisi waktu senggang di rumah asrama kesatrian, masa kecil saya dulu sering bantu-bantu Bapak saya merawat dan membersihkan senjata organik terdaftar anggota ABRI, baik laras pendek maupun laras panjang.

Senjata laras pendek seperti jenis Revolver Colt 38, Smith & Wesson 38 baik yang model standard maupun Smith & Wesson 36 yang model ‘hidung pesek' (Snub nose), hingga Smith & Wesson model 29 atau sering disebut Magnum 44.

Meski memiliki daya rusak yang sangat kuat, presisi dan akurat, namun bentuk dan berat Revolver Magnum 44 yang populer semenjak digunakan Clint Eastwood dalam Dirty Harry (1971) ini, kurang ergonomis bagi telapak dan kekuatan pergelangan tangan orang Asia Tenggara.

Smith & Wesson Model 29 buatan Amerika Serikat yang lebih melegenda disebut Magnum 44, berdaya tembak sangat kuat dan mampu membidik sasaran secara presisi dan akurat. Foto sumber: Reddit.

Revolver punya sejarah panjang sebagai senjata api model genggam, yang efektif, efisien, tak mudah macet sebagaimana jenis Pistol yang terdiri dari banyak pernak-pernik mesin penggerak mekanisme pendorong cartridge atau amunisi, pelatuk dan martil pemicu api dalam amunisi agar logam peluru melesat menuju sasaran. Paw!

Revolver Magnum 44 menjadi sahabat setia sang Inspektur Polisi Harry 'Dirty Harry' Callahan, yang diperankan oleh aktor Clint Eastwood, dalam setiap aksi membasmi kejahatan. Foto sumber: aliexpress.

Hanya saja, perusahaan senjata dan amunisi dalam negeri masih memproduksi senjata genggam jenis Pistol, bernama G2 (dibaca; Jitu) yang bentuknya perpaduan antara pistol Beretta buatan Italia dan pistol Glock buatan Austria.

Sejauh ini, dalam situs resmi PINDAD, maka belum ada produksi senjatata api jenis Revolver. Mungkin karena prioritas produksi jenis senjata api genggam penunjang kegiatan bela negara, atau mungkin karena pembuatannya perlu teknologi Metalurgi tertentu, agar menghasilkan senjata genggam yang dominan logam, dengan kemampuan yang presisi dan akurat terhadap sasaran tembak.

Pistol G2 produksi PINDAD menyesuaikan dengan ergonomi genggaman tangan dan postur tubuh aparat pertahanan Indonesia. Foto sumber: Pindad.

Jadi ingat sewaktu membersihkan Revolver, ada semacam peralatan seperti kain katun persegi ukuran 5 cm persegi, batang logam dan minyak khusus dalam wadah plastik warna putih, yang aromanya masih saya ingat sampai sekarang.

Revolver Smith & Wesson model 36 berbentuk ‘hidung pesek' (Snub nose). Memiliki bentuk yang mungil membuatnya sering digunakan oleh aparat penegak hukum yang berkinerja pada divisi Reserse. Foto sumber: Smith & Wesson.

Prosesnya melumasi semua bagian Revolver dengan minyak itu, khususnya bagian pelatuk dan martil, juga Silinder wadah keenam peluru dan Barrel (moncong) yang di dalamnya, apabila dilihat secara memantulkan cahaya melalui ujung kuku jempol pada bagian pangkal Barrel, bakal terlihat ada guratan berupa uliran yang membuat peluru bergerak memutar pada kecepatan tinggi, sesaat setelah meledak. Bang!

Suara ledakan Pistol dan Revolver memang berbeda. Karena terdapat bentuk yang berbeda sebagai penyebab perbedaan Resonansi suara.

Colt 38 sebuah varian Revolver yang legendaris dan sering digunakan oleh aparat penegak hukum. Foto sumber: Wikimedia Commons.

Revolver bersuara lebih keras. Oleh karenanya sering digambarkan (dalam bahasa Inggris) sebagai ‘Bang!’.



…keduanya digambarkan punya ledakan bersuara sama, yaitu; Dor!

Resonansi Suara dan Kegunaan

Suara yang lebih memekakkan telinga dari Revolver, membuat senjata genggam ini menjadi senjata wajib bagi aparat penegak hukum dan keamanan. Gelegar suara Revolver bisa menimbulkan efek penurun nyali, sebagai tembakan peringatan.

Sementara, suara Pistol relatif memiliki kebisingan yang lebih rendah, karena posisi martil yang menghantam mesiu peluru dalam ruang yang lebih tertutup. Paw!

Oleh karenanya, Pistol menjadi senjata genggam wajib bagi aparat pertahanan, baik militer maupun paramiliter dalam menjalankan tugas pertempuran bela negara.

Pistol bersuara lebih senyap namun langsung menuju sasaran, tanpa peringatan sebagaimana aparat penegak hukum, karena dalam pertempuran sudah jelas yang dihadapi adalah musuh.

Perihal suara ledakan senjata, maka dalam bahasa Indonesia tak mengenal beda suara senjata api laras pendek. Apakah jenis Revolver ataupun Pistol, keduanya digambarkan punya ledakan bersuara sama, yaitu; Dor!

Adapun untuk kedua jenis senjata genggam tersebut, baik Revolver maupun Pistol apabila menggunakan peredam suara (Silencer), maka suara yang ditimbulkan bakal jauh lebih lirih; Piew!

Untuk bahasa Indonesia penggambaran suara ledakan senjata api berperedam suara memang belum lazim. Mungkin bisa digambarkan berbunyi ‘Thes! Thes!’. Namun penggambaran bunyi senjata api berperedam suara dalam bahasa Indonesia yang demikian, juga belum terbaca lumrah.

Mungkin karena kebanyakan orang Indonesia jauh lebih familiar dengan keadaan suara bising. Kayak pas berjalan kaki yang lansung berhadapan dengan lalu lalang kendaraan di jalan aspal, sementara trotoar pejalan kaki sedang dipakai buat tempat jualan pedagang kaki lima.

Atau suara knalpot motor yang model tampang pengendaranya sudah merasa jagoan berkendara motor bersuara berisik, bising menggetarkan. Juga kebisingan-kebisingan lainnya.



Terdapat perbedaan antara Karabiner dengan Senapan (Rifle)…

Karabin (Carbine) dan Senapan (Rifle)

Selain Revolver, dulu kisaran SD sampai SMA, saya juga sering bantu-bantu Bapak saya bersihkan senjata laras lanjang, jenis Karabin (Carbine), yaitu SKS (Samozaryadnyi Karabin sistemi Simonova) buatan Rusia yang berisi 12 peluru. Senjata laras panjang ini termasuk andalan pasukan Rusia pas berkecamuk PD II, presisi, akurat dengan jarak jangkauan peluru hingga 400-an meter.

Senapan laras panjang SKS memiliki bentuk ergonomis bagi kebanyakan orang Indonesia sempat menjadi senjata organik andalan Kesatuan Para Militer Brigade Mobile Kepolisian Republik Indonesia (BRIMOB – POLRI)

Terdapat perbedaan antara Karabin dengan Senapan (Rifle), terutama dalam hal kemampuan menjangkau jarak hingga melebihi jarak Karabin. Kebanyakan Rifle mampu menjangkau jarak 600-700 an meter.

Hanya saja, postur tubuh kebanyakan orang Indonesia tak cocok dengan jenis Rifle peninggalan PD II yang panjang-panjang, seperti Garrand buatan Amerika Serikat atau Lee Enfield buatan Inggris.

Ada juga jenis Rifle yang sesuai dengan tubuh kebanyakan orang Indonesia, yakni Arisaka buatan Jepang, atau Gehwer/Mauser buatan Jerman. Tapi karena keduanya masuk negara-negara Poros yang kalah PD II, jadi senjata-senjatanya bukan sebagai senjata yang diperjualbelikan bagi negara-negara lain yang membutuhkan untuk menjamin pertahanan dan keamanan.

Adalagi jenis Karabin yang dulu juga saya bantu rawat dan bersih-bersih, yakni; M1-Carbine buatan Amerika Serikat atau sering disebut Jungle, karena sering menjadi favorit bagi aparat pertahanan dan keamanan waktu itu ketika menghadapi perang hutan.

Sebagai senjata laras panjang jenis Karabin yang setara dengan senapan Rifle, maka M1-Carbine sangat handal dalam pertempuran dalam hutan, sehingga sering dijuluki Jungle.

Mirip dengan SKS, maka Jungle juga punya jarak jangkau yang setara dengan kapasitas peluru hingga dua kali lipat. Modelnya yang mungil, membuat Jungle seperti mainan anak-anak. Padahal kemampuannya sebagai senjata perang besar, sudah diakui oleh dunia.



…sangat berbahaya apabila jatuh pada orang yang tak tepat…

Senapan Mesin Ringan dan Mitraliur

Adapun Senapan Mesin Ringan/SMR (Light Machine Gun) maupun Mitraliur (Sub Machine Gun/SMG) yang pernah saya lihat adalah Bren buatan Inggris dan Carl Gustav m/45 buatan Swedia.

Bren Mk. 1 buatan Inggris tak hanya menjadi Senapan Mesin Ringan andalan tentara Inggris dalam Perang Dunia II namun juga sempat terlihat sebagai senjata para pejuang kemerdekaan Indonesia dalam buku-buku sejarah. 

Kedua senapan mesin tersebut, saya belum boleh membantu merawat oleh Bapak saya waktu itu, karena saya masih terlalu kecil. Masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak atau pas kelas 1 Sekolah Dasar waktu itu. Baru mau bisa membaca dengan bantuan buku wajib Ini Budi, Wati kakak Budi dan Ani adik Budi, termasuk Ibu dan Ayah Budi.

Dalam bahasa Inggris, sering kali penggambaran dalam bentuk tulisan terhadap suara yang dikeluarkan oleh senjata otomatis baik SMR maupun Mitraliur, adalah; 'Ra ta ta ta ta ta tat taa!...' seiring banyaknya peluru yang ditebar dalam setiap detik hingga wadah peluru, magazine, kosong. 

Sementara dalam bahasa Indonesia, suara senjata mesin otomatis sering kali tergambar sebagai tulisan; 'Det det det det det det deett!!...'. Tak ayal, anak-anak kecil mulai puluhan tahun dulu sampai sekarang menyebut semua jenis senjata mesin adalah; 'tembakan Bredet'.

Setiap membantu Bapak untuk merawat dan membersihkan senjata organik yang disandang sesuai pangkat, saya pun juga sering mendapat wanti-wanti betapa senjata-senjata itu semua sangat berbahaya apabila jatuh pada orang yang tak tepat, yaitu yang tak terlatih dan punya niatan jahat.

Carl Gustav buatan Swedia merupakan Mitraliur (SMG) merupakan perpaduan Pistol dengan mekanisme senapan mesin otomatis, yang pernah menjadi senjata andalan pasukan Resimen Pelopor (MENPOR – POLRI) dalam menjalankan operasi-operasi tempur yang disebut sebagai Test Case pada kisaran awal tahun 1950-an hingga tengah tahun 1960-an. Foto sumber: Arundel Militaria.

Juga, setiap membantu Bapak membersihkan senjata-senjata api yang menjadi tanggungjawabnya dalam perawatan dan penggunaan, maka bayangan saya untuk bersikap gagah-gagahan bagai aksi-aksi dalam film-film laga pun lalu sirna.

Betapa tidak, sambil membersihkan senjata-senjata api, pikiran saya waktu itu langsung mengembara apabila senjata-senjata itu jatuh pada orang yang tak tepat. Membayangkan betapa sedih dan nelangsanya orang-orang yang ditinggal oleh orang kesayangan, akibat penyalahgunaan senjata.

Oleh karenanya, semua senjata hanya digunakan untuk menegakkan hukum dan mempertahankan kedaulatan negara.



…kurang dari 2 menit telah menyampaikan informasi dan pengetahuan yang cukup lengkap.

Kanal untuk Menggali Pengetahuan

Masuk usia 1/2 abad sekarang, atas pengaruh masa kecil, saya pun sering bertandang ke dunia maya penyedia pengetahuan tentang jenis-jenis senjata api, yakni kanal-kanal Youtube.

Ada tiga kanal Youtube yang menjadi favorit saya, yaitu;

  1. Hickok45, yang dipandu oleh pria sepuh guru bahasa Inggris yang veteran perang Vietnam.
  2. Cappandball, dipandu pria muda yang kemampuan menembaknya presisi dan akurat meski gunakan senjata-senjata api lawas yang punya catatan sejarah.
  3. Minute of Mae yang dipandu sang wanita muda, khusus membahas jenis-jenis senjata api lawas yang sudah jelang diskontinyu maupun yang telah masuk kriteria masuk museum.

Dari ketiga kanal Youtube tersebut, idola saya adalah Minute of Mae.

Karena, Hickok45 terlalu lama meski detail mengupas senjata api baik lawas maupun terbaru, mencakup sejarah, teknologi maupun secara tak langsung ditunjukkan kapasitas setiap senjata api yang dibahas.

Sedangkan Cappandball lebih ke kemampuannya sebagai seorang penembak jitu atas sasaran yang dituju, menggunakan khususnya senjata-senjata api yang berkriteria masuk museum.

Sementara Minute of Mae, lebih efektif dalam mengupas setiap senjata api yang menjadi topik bahasan, kurang dari 2 menit telah menyampaikan informasi dan pengetahuan yang cukup lengkap.

Tapi gimana ya? Setiap menikmati ulasan senjata api oleh kanal Minute of Mae, kudu konsentrasi penuh hanya pada tampilan senjata apinya.

Tak berkonsentrasi, dijamin gagal fokus.

Satu penampilan dan ulasan senjata-senjata api lawas berkriteria masuk museum oleh Minute of Mae dalam kanal Youtube mengharuskan pemirsa pria kudu konsentrasi penuh pada ulasan senjata agar tak gagal fokus. Foto sumber: Kanal Youtube Minute of Mae Arisaka 44 Karabin.

Terus terang, saya juga sering gagal konsentrasi saat memirsa Minute of Mae, hingga fokus bukan pada tampilan senjata yang dibahas.

Ah dasar mata lelaki.