Dalam perjalanan panjang sejarah manusia sampai abad ini, pemimpin adalah persoalan yang utama dan menjadi fokus dari semua gerakan, aktivitas, usaha dan perubahan menuju pada kemajuan di dalam kelompok atau organisasi. Ia menjadi penting dalam suatu kelompok/organisasi yang dibinanya sebagai penentu arah bersama untuk sasaran yang akan dicapai. Kemunculan dirinya banyak menjadi pertimbangan dalam kehidupan.
Padahal dahulu banyak orang berpendapat, bahwa kepemimpinan itu tidak dapat dipelajari. Sebab kepemimpinan sendiri adalah bakat murni yang dimiliki masing-masing individu sebagai kemampuan istimewa yang dibawa sejak lahir. Sehingga, tak perlu teori untuk ilmu kepemimpinan.
Suksesnya kepemimpinan itu sendiri oleh karena keberuntungan yang dimiliki seorang pemimpin yang memang telah memiliki bakat seni memimpin yang tak bisa ditiru oleh orang lain.
Sementara itu, seni adalah kecakapan untuk menciptakan sesuatu yang menumbuhkan rasa keindahan pada orang lain. Dan memang seni adalah bagian utama yang diperlukan dalam memilih pemimpin. Terlepas dari baju yang ia miliki warnanya apa. Baju dalam artian agama, ras dan lain sebagainya.
Seni memimpin ialah skill yang dimiliki seseorang dengan gaya kepribadiannya yang unik dan istimewa. Sehingga dapat mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama.
Ada karakter yang semestinya diutamakan dalam memilih pemimpin mana pun dan siapa pun itu. Menurut diskusi yang saya ikuti dengan teman-teman sambil ngopi. Pertama, pemimpin itu memiliki idoelogi yang jelas. Kita tentu tahu ideologi itu ada dan banyak sekali jenisnya. Dan memang itu yang menjadi perhatian utama pemimpin.
Jika ideologi yang dipakai tidak jelas arahnya, bagaimana seorang pemimpin mampu dengan bijak memahami karakter manusia yang memiliki ideologinya masing-masing.
Yang kedua, ia tentu harus memiliki elektabilitas dalam artian dikenal oleh masyarakat luas, baik dalam maupun luar daerah kekuasaannya. Elektabilitas ini biasanya yang menjadi alasan mengapa masyarakat harus memilih pemimpin yang akan menduduki kursi kepemimpinan.
Yang ketiga, track record kerjanya jelas sehingga melahirkan kemantapan bagi para pemilih dalam memilih pemimpin yang memilki track record kerja yang sangat baik.Track Record adalah alasan lain masyarakat memantapkan pilihannya pada pemimpin yang akan dipilihnya.
Yang keempat memiliki integritas, yaitu berwibawa sehingga disegani oleh bawahannya. Pemimpin yang berwibawa akan sangat disenangi oleh masyarakat luas. Ia menjadi sorotan mata masyarakat perihal kewibawaannya dalam memimpin.
Yang kelima, berwawasan luas. Seorang pemimpin tentu harus berwawasan luas, tak hanya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja. Baik itu dalam hal kecakapan bahasanya, wawasan keilmuannya dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat tahu bahwa pemimpinnya itu cerdas.
Yang keenam adalah kemampuan manajerial. Dalam berorganisasi, kemampuan manajerial adalah hal utama yang harus diperhatikan, agar dapat mengatur persoalan-persoalan apa yang harus diprioritaskan.
Dan yang terakhir, skill dalam memahami kebutuhan masyarakat saat ini. Tak bisa kita pungkiri persoalan dalam negeri kita ini tak akan pernah tuntas sampai pemimpinnya turun ke jalan melihat kondisi masyarakatnya sendiri. Hal ini pernah dilakukan oleh Saydina Umar Ibn Khattab kala menjadi khalifah pada masanya.
Karena sebentar lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi. Jadilah pemilih yang bijak dan cerdas, ya.
Sumber inspirasi:
1. Dr. Kartini Kartono, pemimpin dan kepemimpinan: apakah pemimpin abnormal itu ? Rajawali Pers, Jakarta ,2004
2. Hasil-hasil diskusi