Setiap hidup manusia ada masa dimana mereka mendapatkan cobaan dan kenikmatan dari Allah subhanahuwata’ala, ada beberapa kejadian yang dapat membuat kita senang dan sedih. Hal itu sangatlah wajar terjadi karena setiap insan yang hidup dipastikan tidak lepas dengan adanya cobaan atau musibah. Allah subahanahuwata’ala telah berfirman dalam Al-quran Surat Al-Mulk ayat 2:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Surat At-Taghabun ayat 11:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dengan adanya cobaan dalam hidup kita, Allah tidak meninggalkannya begitu saja kepada kita. Allah akan memberikan solusi permasalahan kita, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 

Tidak mungkin Allah tidak menolong hamba-hamba Nya. Setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Bagi Allah setiap permasalahan yang kita hadapi sangatlah mudah, dan kita jangan sampai tidak memohon pertolongan-Nya. Allah telah menyampaikan kabar gembura ini melalui Surat Al-Insyirah ayat 6:

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Jangan arahkan pemikiran kita ketika setiap kali ditimpa musibah itu hal yang buruk. Ingatlah selalu bahwasannya pada setiap musibah yang menimpa pasti akan ada hikmah dibaliknya, akan ada pembelajaran yang sangat berguna untuk kita. 

Maka dari itu kita sebagai hamba Allah teruslah untuk berkhuznudzon (berprasangka baik) terhadap Allah, dan itu sudah menjadi keharusan bagi setiap hamba. 

Allah yang Maha mengetahui bagaimana kehidupan kita kedepan, apa saja yang kita butuhkan atau bekal apa saja yang harus kita punya untuk menyambut masa depan. Sama seperti pelangi yang mana ia datang setelah adanya hujan lebat beserta petir. 

Dan pastikan kita harus yakin kepada Allah bahwa kita akan diberikan petunjuk jalan keluar oleh-Nya. Mengenai perihal bersyukur atas hidup kita, sudah dicantumkan di dalam Al-quran Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيد

Artinya: (Ingatlah) Ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-ku), sesungguhnya azab-ku benar-benar sangat keras.”

Dan dijelaskan pula dalam Surat Luqman ayat 12:

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan nikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Tidak hanya dua ayat diatas, banyak lagi ayat Allah yang menjelaskan mengenai bersyukur. Kita tidak perlu khawatir mengenai rezeki kita yang tidak sebanding dengan teman, karena semua itu sudah diatur oleh Allah. 

Jangan mudah untuk merasa cemas, terlebih iri Ketika melihat orang lain memiliki harta lebih dari kita. Kita sendiri perlu mengoreksi diri kita, mendatangkan pemikiran positive terhadap diri sendiri. Caranya sangat mudah, yaitu bersyukurlah atas apa yang diberi Allah subhanahuwata’ala kepada kita. 

Bentuk dari rezeki tidak serta merta hanya berupa uang saja. Konsep ini yang sering kali dijadikan patokan oleh masyarakat. Jika kita berpatokan seperti itu, maka yang ada kita tidak akan pernah merasa puas, kita akan selalu merasa tidak beruntung, Allah tidak adil, dll. Hal ini merupakan kesalahan besar dalam hidup.

Setiap hari kita bisa bangun tidur di atas kasur yang empuk, bisa menghirup oksigen, bangun dengan kondisi sehat, tidak sedang diinfus, masih bisa makan, bersekolah, semua itu termasuk dalam kategori rezeki. 

Pengertian dari rezeki sendiri sangatlah luas. Jika kita selalu mensyukuri hal-hal sekecil apapun yang kita miliki pada saat ini, maka kita akan senantiasa merasa lebih dari cukup, merasa menjadi orang yang beruntung. 

Ketika kita sehat ucapkanlah Alhamdulillah, karena banyak di luar sana saudara kita yang terbaring lemah di rumah sakit, ada juga yang hanya bisa menahan sakitnya yang semakin parah karena tidak memiliki biaya pengobatan. 

Kita setiap hari bisa makan dengan enak dan nyaman, belum tentu saudara-saudara kita di luaran sana bisa makan seperti kita. 

Banyak orang yang mencari makan pada tempat pembuangan sampah, mencari sisa-sisa makan untuk mengganjal perut mereka yang lapar, agar mereka bisa bertahan hidup. jika kita mensyukuri pemberian Allah, maka nikmat kita akan ditambah oleh-Nya.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam pernah menjelaskan keadaan seseorang yang dapat dikatakan kaya. Beliau bersabda: “Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR. Ibnu Majah, no: 4141, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no 5918). 

Sudah sepatutnya kita mensyukuri kehidupan kita, banyak di luar sana yang hidupnya tidak seberuntung kita. Peperangan terjadi di negaranya, perekonomian tidak stabil, harga bahan pokok naik, dan masih banyak lagi contoh-contoh lain yang dapat di ambil hikmahnya untuk mensyukuri kehidupan kita.