Umat Islam setiap tahunnya memiliki dua hari raya. Yang pertama adalah Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 syawwal dan yang kedua adalah Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 dzulhijjah.

Pada hari raya, disunnahkan (sunnah muakkadah) untuk melaksanakan Salat Ied, baik itu ketika Idul Fitri maupun ketika Idul Adha (makruh meninggalkannya). Disunnahkan juga untuk mengqada Salat Ied jika terlewatkan (tidak melaksanakan Salat Ied).

Salat Ied (baik itu ketika Idul Fitri maupun ketika Idul Adha) disyariatkan pada tahun kedua hijriah. Salat Ied pertama yang dilaksanakan Nabi Muhammad adalah Salat Ied ketika Idul Fitri pada tahun disyariatkannya tersebut.

Dilihat dari sisi keutamaan, Salat Ied ketika Idul Adha lebih utama daripada Salat Ied ketika Idul Fitri.

Pelaksanaan Salat Ied adalah pada hari raya (1 syawwal atau 10 dzulhijjah) dan boleh memilih waktu melaksanakannya sejak terbit matahari hingga tergelincir pada hari itu. Namun disunnahkan untuk sedikit melambatkankan Salat Ied hingga matahari sudah setinggi tombak (4° = 16 menit sejak terbit matahari).

Disunnahkah juga untuk menyegerakan Salat Ied ketika Idul Adha agar lebih banyak waktu untuk menyembelih hewan qurban setelah selesai Salat Ied. Sementara ketika Idul Fitri, disunnahkan untuk melambatkan Salat Ied agar lebih banyak waktu untuk mengeluarkan Zakat Fitrah bagi yang belum mengeluarkannya.

Yang paling utama adalah melaksanakan Salat Ied berjamaah di Masjid jika tempatnya luas dan memadai. Namun jika tidak, boleh juga dilaksanakan di tempat lain seperti lapangan dan sebagainya. Salat Ied juga sah meskipun dilaksanakan sendirian (munfarid).

Diantara hal-hal yang disunnahkan ketika hari raya menjelang Salat Ied adalah :

1. Menghidupkan sebagian besar malam hari raya dengan ibadah (atau bisa dengan Salat Isya dan Salat Subuh berjamaah)

2. Mandi sebelum berangkat menuju ke tempat Salat Ied (boleh dilaksanakan sejak pertengahan malam)

3. Berhias yang rapi dan berwangi-wangian

4. Makan sedikit sebelum Salat Ied ketika Idul Fitri dan tidak makan sebelum Salat Ied ketika Idul Adha

4. Berangkat menuju tempat Salat Ied dengan berjalan kaki. Begitu juga ketika pulang kembali, tetapi lebih utama jika melewati jalan lain yang lebih pendek.

Tata cara Salat Ied adalah salat dua rakaat seperti salat sunnah biasa (sama syarat, rukun, dan sunnahnya). Salat Ied seperti ini sudah sah.

Namun tata cara Salat Ied yang paling utama adalah salat dua rakaat seperti salat sunnah biasa, tetapi setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca ta’awudz serta surat al-fatihah bertakbir 7 kali pada rakaat pertama (ditambah 7 takbir selain takbiratul ihram dan takbir intiqal untuk ruku’ pada rakaat pertama) dan bertakbir 5 kali pada rakaat kedua (ditambah 5 takbir selain takbir intiqal untuk berdiri pada rakaat kedua dan takbir intiqal untuk ruku’ pada rakaat kedua) sambil bertasbih, bertahmid, bertahlil, dan bertakbir diantara dua takbir (سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر). Lalu membaca surat qaf setelah membaca surat al-fatihah pada rakaat pertama dan membaca surat al-qamr setelah membaca surat al-fatihah pada rakaat kedua atau membaca surat al-a’la setelah membaca surat al-fatihah pada rakaat pertama dan membaca surat al-ghasyiyah setelah membaca al-fatihah pada rakaat kedua.

Jika Salat Ied dilaksanakan berjamaah, maka disunnahkan untuk berkhutbah setelah selesai Salat Ied. Namun jika Salat Ied sendirian (munfarid), maka tidak berkhutbah setelah seleseai Salat Ied.

Hal-hal yang disunnahkan ketika khutbah Salat Ied (baik Idul Fitri maupun Idul Adha) adalah :

1. Duduk sebentar (memberi jeda) antara Salat Ied dan khutbah

2. Membuka khutbah pertama dengan 9 takbir berturut-turut dan untuk membuka khutbah kedua dengan 7 takbir berturut-turut

3. Membahas permasalahan zakat fitrah ketika Idul Fitri dan membahas permasalahan berqurban ketika Idul Adha.

Disunnahkan juga untuk mengucapkan selamat hari raya dengan berjabat tangan (bagi yang mahram) ketika Idul Fitri sejak terbenam matahari pada malam hari raya dan ketika Idul Adha sejak subuh hari arafah.

Disunnahkan juga ketika hari raya untuk bertakbir bagi laki-laki.

Takbir terbagi dua, yaitu :

1. Takbir Muqayyad (takbir setelah salat dan hanya disunnahkan pada Idul Adha). Waktunya (bagi selain yang berhaji) sejak subuh hari arafah hingga ashar pada akhir hari tasyrik. Bagi yang berhaji, waktunya sejah zuhur pada hari raya Idul Adha hingga subuh pada akhir hari tasyrik.

2. Takbir Mursal (takbir mutlak). Waktunya sejak terbenam matahari pada malam hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) hingga takbiratul ihram Salat Ied.

Taqabbalallahu Minna wa Minkum wa Taqabbal Ya Karim. Minal ‘Aidin wal Faidzin. Selamat Hari Raya serta Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Baca lebih jauh :

١. فتح المعين للمليباري مع حاشية إعانة الطالبين لشطا الدمياطي
٢. فتح القريب لابن قاسم الغزي مع حاشية باجوري