Menikmati secangkir kopi pagi hari
Bersenandung lirih suara nurani
Memandang awan hitam membalut ibu pertiwi
Menghirup udara tercemar polusi korupsi
Negeriku layu dicengkram sistem pribadi
Tanahku kusam tersiram limbah industri
Rumahku sesak penuh harta korupsi
Ibu pertiwi perlahan mati
Aroma kopi menyulam mimpi
Revolusi mesti terpatri dalam hati
Hari ini harus ada revolusi, yah revolusi
Revolusi untuk ibu pertiwi
Bukan untuk perut sendiri
Revolusi harus lahir dari panji-panji kesadaran
Bukan hanya dari perut-perut yang kelaparan
Agar yang teriak bukan hanya yang lapar
Tapi setiap mereka, jiwa-jiwa yang sadar
Sebab
Revolusi bukan obat derita kelaparan
Revolusi adalah obat derita kebodohan
Revolusi bukan cerita tentang kemiskinan
Revolusi adalah kisah tentang keadilan.
Apabila revolusi lahir dari perut-perut yang lapar,
maka prinsip "yang lapar yang teriak, yang kenyang yang terdiam" akan berlaku.
Lalu, teriakan mereka akan padam
Dipadamkan sekotak nasi dan sepaha ayam
Meski penindasan masih saja mencengkeram.
Namun
Apabila revolusi lahir dari jiwa-jiwa yang sadar,
Maka yang sadar yang teriak, tak peduli kenyang atau lapar.
Teriakan mereka takkan pernah padam.
Walau datang sebongkah emas atau bahkan palu godam
Kecuali jika keadilan mulai tertanam.
Kawan
Revolusi bisa juga lahir dari secangkir kopi
Tapi, jangan cipta revolusi
Demi mendapat secangkir kopi
Revolusi pasti mengukir sejarah
Tapi jangan cipta revolusi
Demi nama terukir dalam sejarah
Biarlah kopi yang mencipta revolusi
Tak usah berharap revolusi memberimu kopi
Biarlah namamu yang mengukir sejarah
Tak usah berharap sejarah mengukir namamu
Tidakkah kau saksikan?
Pesan-pesan sejarah
Dalam lembaran peristiwa yang membantai ratusan manusia
Melucuti martabat bangsa
Darah pahlawan yang dahulu tertumpah
Kini mengalir menjadi limbah
Pabrik di mana-mana
Memenuhi kota dan desa
Kemanusiaan hilang entah kemana
Revolusi tidak meluluh harus anarki
Revolusi juga bisa berjubah cinta-kasih
Revolusi tidak melulu dengan bising suara orasi
Revolusi juga bisa dengan lembut irama puisi
Revolusi tidak lahir dari kepalan tangan kiri
Revolusi lahir dari tangan yang cinta ibu pertiwi
Ditangan kanan atau kiri
Tangan terkepal atau tangan merangkul
Tangan bangsawan atau tangan petani
Revolusi mesti untuk harmonisasi
Bukan untuk eksploitasi.