Mungkin pada zaman dahulu seorang Raja adalah orang yang memiliki tahta tertinggi, memimpin negara, dan juga memimpin kerajaan.
Tetapi di zaman modern ini kita sering menjumpai Raja. Raja disini bukan mereka yang memiliki tahta tertinggi, memimpin kerajaan, ataupun memimpin suatu negara.
Raja di sini adalah mereka anak-anak yang durhaka kepada orang tua, yang memperlakukan orang tua layaknya pelayan.
Mereka berani membentak, memerintah, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani untuk bermain fisik hanya karena apa yang mereka inginkan tidak terpenuhi. Mereka akan marah ketika mereka memerintah tetapi tidak segera terlaksana.
Padahal yang seharusnya diperlakukan selayaknya seorang raja adalah orang tua. Namun di zaman sekarang ini keadaan seakan terbalik. Bukan anak yang memperlakukan orang tua selayaknya raja, akan tetapi orang tua yang memperlakukan anak selayaknya raja.
Ketika anak meminta sesuatu harus segera terpenuhi, ketika memerintah harus segera terlaksana.
Namun ketika orang tua meminta bantuan kepada mereka, mereka seakan tidak mendengar, tidak melihat, bahkan menolak dengan terang-terangan.
Ayat-ayat yang Menjelaskan Tentang Perintah Allah untuk Berbakti kepada Orang Tua
1. Dalil Menghormati dan tidak membentak Orang Tua dalam Surat Al-Isra’ : 23-24
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS Al-Isra' : 23).
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS Al-Isra : 24).
2. Dalil Berbuat baik pada orang tua dalam Surat An-Nisa’ : 36
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri,” (QS An-Nisa' : 36).
3. Dalil Berbuat baik pada orang tua walau bukan muslim dalam Surat Lukman : 14-15
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah tempat kembali." (QS Lukman : 14)
Dari ayat-ayat di atas Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk menyembah-Nya dan patuh kepada orang tua.
Tetapi zaman sekarang ini sangat minim orang yang berbakti kepada orang tua. Mereka membutakan mata seolah-olah tidak peduli apa yang dirasakan oleh orang tua, lelahnya dan juga waktu yang terbuang hanya demi anak yang tidak memiliki rasa terima kasih dan rasa belas kasih. Karena yang menjadi prioritas utama bagi anak-anak mereka adalah, kehidupan yang layak dan juga popularitas.
Mereka tidak mau membantu orang tua mereka hanya karena takut jika tangannya akan menjadi kasar, kemudian kulit menjadi kusam. Sehingga popularitas mereka bisa menurun.
Banyak sekali kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini, yakni seorang anak yang bahkan mereka tega untuk membunuh orang tuanya hanya karena hal sepele. Seperti minta dibelikan motor, hp dll. Padahal mereka tahu jika orang tuanya itu tidak begitu mampu. Namun bukannya mereka memahami keadaan orang tua, justru mereka merasa sakit hati terhadap orang tua.
Balasan Anak yang Durhaka kepada Ibunya dalam Ajaran Islam
1. Dibenci Allah SWT
Allah SWT akan memberikan ridho-Nya jika orang tua juga meridhoi. Sebaliknya, apabila orang tua murka, Allah pun akan murka. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits:
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murkanya Allah tergantung pada murkanya orang tua.” (HR. Al-Hakim)
2. Menerima azab di dunia
Anak yang durhaka kepada ibunya tidak hanya mendapat dosa, namun Allah juga akan memberikan azab dunia bagi mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa durhaka kedua orang tua. Sesungguhnya Allah akan menyegerakan (balasan) kepada pelakunya didalam hidupnya sebelum mati.”
3. Tidak diterima shalatnya oleh Allah SWT
Azab anak durhaka lainnya adalah shalat yang dikerjakan tidak akan diterima oleh Allah SWT. Sebaik dan se-khusyuk apa pun, Allah akan tetap menolak sholat anak yang durhaka kepada ibunya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah berkata:
“Allah tidak akan menerima shalat orang yang dibenci kedua orangtuanya yang tidak aniaya terhadapnya.” (HR. Abu Al-Hasan bin Makruf).
4. Dosa-dosanya tidak akan diampuni
Allah tidak akan memberikan ampunan kepada seorang anak yang durhaka terhadap orang tuanya. Ancaman ini telah diriwayatkan Rasulullah Saw dalam sebuah hadits yang artinya:
“Berbuatlah sesuai kehendakmu, sesungguhnya aku tidak akan mengampuni." Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua, "Bahwa berbuatlah sesuai kehendakmu, sesungguhnya aku mengampunimu." (HR. Abu Nu' aim)
5. Terhapus semua amal ibadahnya
Seseorang yang rajin beribadah, namun durhaka kepada orang tua, terutama ibunya, maka segala amal ibadah yang telah dikerjakan akan terhapus. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut:
“Ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua dan seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu." (HR. Thabrani)
6. Diharamkan mencium wanginya surga
Allah mengharamkan seseorang yang durhaka kepada orang tuanya untuk mencium wanginya surga. Padahal, wangi surga dapat tercium dari jarak perjalanan seribu tahun.
"Sesungguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun dan demi Allah tidak akan mendapatinya barang siapa yang durhaka kepada orangtuanya." (HR. Thabrani)
7. Tidak akan masuk surga
Rasulullah bersabda:
“Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, orang yang durhaka terhadap kedua orang tua dan juga seorang banci (orang yang merelakan kejahatan berlaku di dalam keluarganya, merelakan istri dan anak perempuannya serong).” (HR. Nasa'i dan Ahmad).
8. Tidak termasuk dalam umat Nabi Muhammad Saw
Azab pedih bagi anak yang durhaka kepada ibunya adalah tidak termasuk ke dalam golongan umat Nabi Muhammad Saw. Itu karena Rasulullah telah memerintahkan umatnya untuk selalu taat dan tidak durhaka kepada orang tua.
Selain itu, salah satu kunci sukses dunia akhirat bagi seorang Muslim adalah doa dan restu orang tua. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua agar mendapatkan ridha Allah dan keutamaan-keutamaan lainnya.
9. Disebut orang kafir
Mengapa disebut orang kafir? karena jika ia durhaka kepada orang tuanya maka ia juga durhaka kepada Allah.
Maka dari itu sepatutnya orang tua itu disayangi, dihormati, dan di patuhi segala perintahnya selagi perintah itu bukan hal yang munkar.
Karena Raja yang sesungguhnya adalah orang tua. Ketika orang tua ridho maka Allah juga ridho. Namun ketika orang tua sudah sakit hati maka akan menjadi azab bagi anaknya.