Setangkup yang Indah
membusung indah dalam takdirnya yang tak terbantah siapa saja
yang selalu tepat pada wadahnya, dada-dada ibu yang berwibawa
dalam pahatan indah, seperti dua mahkota raja-raja saja
tanpa cacat dan celah yang menambah depa-depa ke muka
entah mencucuk, terbelah hingga tenggelam pada putingnya
entah membuntal atau terlampir saja di dada
yang gelembung, yang gelambir, yang besar sebelahan atau sama
semua berakhir pada ujungnya yang mungil atau membaji
pantas untuk dihormat atas pancaran air susunya yang merdeka
perjalanan panjang si buah dada yang berdentang-dentang
saat mulai membintil lugu hingga sekal padat yang kokoh perawan
awal yang menempel hingga menggantung lega bergoyang-goyang
terpental-pental seirama semua gerak dan doa hidupnya
seolah mengisi amunisi, memompa-mompa untuk yang dicinta
pada tangan-tangan kekar bapakmu itu
ataupun kincup-kincup indah bayi yang mungil-mungil
setangkup dada indah yang selalu membudak pasrah
puting-puting pejuang yang lantang menantang udara
dari merah muda, coklat, hingga melegam hitam kelam
diperah kadang berdarah-darah, oh bunda
menyambungkan nyawa dari Yang Maha Kuasa
Laktasi Feminis
seberapa jauh air susu mengalir dari hulu puting hingga ke hilir-hilir
di situ terjejak guratan cinta tanpa senja, tanpa payah, tanpa menyerah
tiada kata yang akan dipinta dari sang buah dada yang menempel dada
cukup engkau tersenyum wahai bayi-bayi yang berenang di susunya
di pipinya menetes indah luapan-luapan susu bunda
oh, bunda tentu sungguh gempita tiada tara melihatnya
bunda tiada lupa tentang ini, tentang laktasi yang feminis
penjagaan dada-dada muda ini oleh semangat dan bara
selugu timbulnya yang pernah ada di depan dada
tak perlu bersembunyi wahai dada-dada muda
adamu adalah ada
tiadanya adalah gila
bayi-bayi yang meraung gaung
kadang senyap tergantikan oleh jonjot lentur yang berplastik itu
adanya adalah sungguh tidak ada saja
tiadanya adalah merdeka!
melaktasilah wahai payudara-payudara muda
semerdeka ketika timbul begitu saja sejak pecahnya
sumber-sumber halus yang dibumbui perasaan bunda
Dari dada-dada tulus yang tertopang rusuk yang hilang satu
tahukah ke mana rusuk itu
telah terbeli oleh buah dada yang indah itu
telah tergadai oleh lesak dada-dada indah itu
satupun jadi dua
kurang apa?
Kevlar Buyar
woi, woi, hurrah!
tebalnya menyesak buah dada indah
katanya dia pembela sepasang payudara muda
kombatan berdada dua, payudara dan kevlar sang pembela
meratakan serata-ratanya, kevlar yang bersetubuh payudara
mana buah dada itu? mana payudara itu?
yang membusung bak moncong mitraliur
yang gagah sekaliber pasukan itu
woi, woi, hurrah!
siapakah dia prajurit wanita itu
berdada kelvar atau melawan payudara
jangan salah sangka wahai kevlar tebal
handalmu tiada guna melawan payudara
ketika bayi-bayi itu haus dan mencari payudaranya
kevlar yang bersetubuh payudara akan menyerah
woi, woi, hurrah!
mereka membuang kevlar dari dada-dada indah
membebas payudaranya yang merdeka
menyembul di antara kokoh bendera-bendera bangsa
menganjur cuat keluar hingga kelar
pada persusuan bayi-bayi bangsa
woi, woi, hurrah!
bebaskan pada ujung-ujungnya yang selalu dinanti
puting-puting yang bukan beliung
puting-puting empuk siap didedah
mulut-mulut mungil itu pendedah
bayi-bayi yang menang dari kevlar dada
kevlar buyar seketika tanpa panjang perintah
Tetek eh Bengek
susu wanita muda tak berkasta
sama saja rasanya dan citanya
membesarkan kita-kita yang hampir tua ini
kepada susu wanita yang indah
kami mengaku berdosa
kisah-kisahmu yang terjaga pada malam-malamnya
seolah pendekar menjaga surga
susu wanita penghilang dahaga
susu wanita muda tak berkasta
lancang mulut membilang toket
lancang mulut menyeru tobrut, toket brutal
lancang mulut mebisik tocil, toket kecil
itu bukan ikhtisar, tapi kasta
susu wanita muda tak berkasta
mulia bak berhala
dipersembah bak dewa, begitu mulia susu wanita muda
tetek bukanlah bengek
susu wanita muda bukanlah tetek bengek
ini masalah besar, bukanlah tetek bengek
bilang pada Tuhanmu, ampuni bunda yang bersusu itu
Tritunggal
payudara, rahim dan vagina
tritunggal tiada tara melebihi terakota
payudara, rahim dan vagina
tritunggal dari jajaran dewa-dewa
kami yang pernah terbenam di dalamnya
mengucap syukur pada tritunggal ini
kami yang pernah bersemayam di dalamya
mendoa megah untuk kesejahteraannya
payudara, rahim dan vagina
tritunggal yang memancar sejuta cahaya petala rasa
lobus, lobulus, duktus menjadi saksi memancarnya susu
lorong-lorong gelap licin yang melahirkan
pada rahim yang beruang damai dan menumbuhkan