Dalam KBBI seks dan gender memiliki artian yang sama yaitu jenis kelamin tetapi sebenarnya artian ini masih bersifat umum
Dengan demikian, karena kurangnya penjelasan tentang konsep seks dan gender serta pentingnya pemahaman konsep gender
Dalam menganalisis sistem ketidakadilan sosial yang terjadi di masyarakat, seks dan gender menimbulkan ketidakseimbangan masyarakat memahami konsep tersebut.
Dalam memahami konsep gender harus adanya pembedahan mengenai pengertian dari gender dan sex (jenis kelamin).
Pengertian dari seks atau jenis kelamin adalah dua jenis kelamin manusia yang secara biologis sudah ditentukan dan melekat pada jenis kelamin tertentu.
Ia bersifat lahiriah, tidak bisa diubah, dan tidak bisa dipertukarkan.
Semisal pada diri perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim, memproduksi sel telur, dan mempunyai alat untuk menyusui.
Dan untuk laki-laki memiliki jakun dan memproduksi sperma, yang ini tidak akan pernah bisa diubah
Alat-alat tersebut ada di setiap diri laki-laki maupun perempuan dan permanen melekat tanpa bisa dirubah
Sedangkan gender adalah konstruksi sosial yang mengarah ke pembagian tugas atau kerja antara lelaki dan perempuan ia terbentuk oleh konstruk masyarakat.
Misalnya laki-laki tidak boleh menangis, laki-laki harus kuat, dan laki-laki harus perkasa sedangkan perempuan harus lemah lembut dan anggun
Konstruk masyarakat akan berubah dari waktu ke waktu serta akan mengalami perbedaan di setiap tempat, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas lainnya.
Mengapa gender membuat perbedaan? Perbedaan gender tidak akan dijadikan suatu masalah jikalau pemahaman mengenai gender itu sendiri sudah merata
Dengan adanya perbedaan gender ini telah melahirkan suatu ketidakadilan yang merugikan perempuan maupun laki-laki.
Arti kata dari ketidakadilan disini adalah sikap dimana penempatan salah satu jenis kelamin yang lebih unggul dari yang lainnya. Bentuk dari ketidakadilan gender yaitu :
1. Stereotype
Secara umum kata stereotype adalah pelabelan ataupun suatu penandaan kepada suatu kelompok.
Stereotype ini menimbulkan ketidakadilan gender semisal anggapan bahwasannya perempuan memiliki kewajiban dalam melayani suami
Bukan hanya itu perempuan diwajarkan jika tidak perlu mengutamakan pendidikannya.
Hal-hal seperti ini sering terjadi terhadap kaum perempuan.
Dalam masyarakat banyaknya stereotype yang melekat pada kaum perempuan
Stereotype menimbulkan pembatasan, kemiskinan, menyulitkan, dan merugikan kaum perempuan
2. Kekerasan (violence)
Kekerasan yang terjadi dikarenakan adanya bias gender (gender-related violence) didasarkan oleh ketidaksetaraannya kekuatan pada masyarakat.
Kekerasan yang dilakukan semena-mena kepada perempuan dikarenakan pemikiran yang beranggapan perempuan yang rendah dan tidak berdaya
Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan dengan tindakan kekerasan yang ada diketidakadilan gender ini beragam
Banyaknya bentuk dari kekeresan itu serangan fisik ataupun non-fisik
yang terjadi dalam rumah tangga (domestic violence), pemerkosaan, pemukulan maupun penyiksaan
Kekerasan yang mengakibatkan adanya tekanan dan perasaan yang tersiksa, pelecehan seksual, dan eksploitasi seks maupun pornografi
3. Marginalisasi
Marginalisasi merupakan peminggiran yang merugikan, marginalisasi lebih banyak pada kaum perempuan yang sering dirugikan.
Contoh dalam hal pekerjaan perempuan tidak bisa menjadi buruh dikarenakan fisiknya yang lemah atau kepercayaan mengenai laki-laki sebagai pencari nafkah bagi kehidupan
Maka pekerjaan yang dilakukan perempuan dilihat sebagai “tambahan” dan dengan ini adanya pemikiran bahwasannya perempuan bisa digaji lebih rendah
4. Subordinasi
Subordinasi atau penomorduaan yang diakibatkan oleh gender terjadi dalam segala bentuk yang berbeda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Semisal penomorduaan terhadap perempuan dalam ranah kerja, perempuan tidak akan diberikan jabatan dan menjadi petinggi
Dikarenakan anggapan bahwa perempuan adalah makhluk yang emosional yang akan mempengaruhi dalam mengambil kebijakan
5. Beban ganda
Beban ganda diartikan dengan porsi kerja yang berlebih dari salah satu jenis kelamin
Semisal perempuan yang sudah berkeluarga menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu melakukan pekerjaan rumah yang dianggap masyarakat sebagai “pekerjaan perempuan”
Pekerjaan perempuan yan dimaksud ialah pekerjaan dari ia bangun sampai ia tertidur 24 jam melakukan pekerjaan rumah
Pekerjaan 24jam tanpa ada pengambilan peran dari anggota keluarga yang lainnya
padahal dalam keluarga bukan hanya tanggung jawab perempuan
Dalam melakukan semuanya bisa saja anggota keluarga yang lain mengambil peran di dalamnya
Dengan ini tidak akan ada porsi kerja berlebihan kepada salah satu jenis kelamin.
Selain itu, berbagai mekanisme sosial mengajarkan anak-anak maskulinitas dan feminitas individualitas mereka
Anak-anak harus dibimbing untuk menginternalisasi perilaku, sikap, dan peran mereka.
Sosialisasi berjalan melalui empat proses yaitu manipulasi, penyaluran (canalisation), sebutan lisan, dan terkena ekspose dari aktivitas (bhasin, 2000, p. 16)
Dengan ini, pemahaman mengenai seks dan gender sangatlah penting agar terhindarnya ketimpangan sosial dalam lingkup masyarakat.
Serta masyarakat dapat memahami bahwasannya konstruk yang telah lama terbentuk dalam kehidupan masyarakat
Hal ini sangat merugikan dan bisa diubah dengan memberikan pemahaman yang lebih.
Bukan hanya itu tetapi memberikan pemahaman mengenai konsep seks dan gender serta ketidakadilan yang dialami di ruang lingkup masyarakat agar terciptanya kesetaraan gender dalam kehidupan bermasyarakat.