Eurasia merupakan gabungan wilayah daratan yang membentang antara Benua Eropa dan Benua Asia. Secara geopolitik, salah satu kepentingan utama Rusia terletak pada integrasi yang semakin erat terhadap negara yang dianggap sebagai bagian dari Eurasia.

Rusia secara konsisten dipandang sebagai pemersatu negara-negara Commonwealth of Independent States (CIS). Negara-negara CIS percaya jika kepentingan nasional negara anggota yang ikut dalam integrasi Eurasia akan diatur.

Mayoritas negara republik pasca Soviet memang bergantung kepada Rusia, baik dalam hal politik atau militer. Rusia dipandang sebagai “centre of gravity”, bukan hanya luas wilayah dan sumber daya alamnya saja, tetapi karena konsep ideologi, politik, sejarah, dan budaya.

Adanya krisis ekonomi dan keuangan global yang berdampak pada pandangan geopolitik Rusia dalam hal integrasi pasca Uni Soviet. Munculnya globalisasi tidak memungkinkan ada negara yang bertindak sendiri. Oleh karena itu, diperlukannya mencari sekutu dalam dunia multi-polar.

Vladimir Putin menyatakan bahwa integrasi kawasan merupakan upaya yang paling efektif untuk memaksimalkan sumber daya pertumbuhan domestik dan memperkuat daya saing pasar global. Adanya kekuatan bersama akan lebih mudah untuk menghadapi tantangan global.

Dalam integrasi Eurasia ini, Rusia memiliki beberapa peran, yaitu pertama, selain menjadi sebuah negara, Rusia juga menjadi sebuah peradaban. Hal tersebut dikaitkan dengan sudut pandang sejarah.

Kedua, secara geografis Rusia merupakan pusat Eurasia yang menghubungkan kawasan timur, barat, dan selatan.

Ketiga, sumber daya alam dan wilayah yang berbatasan langsung dengan laut. Keempat, Rusia memiliki komunikasi, informasi, dan transformasi yang penting secara global dan berkembang cepat.

Beberapa agenda kebijakan Rusia dalam integrasi Eurasia, antara lain, pertama, percepatan pembangunan kawasan timur Rusia menjadi prioritas dalam hal infrastruktur, seperti jaringan transportasi dan potensi human capital yang bertujuan untuk membangun kawasan sebagai pusat politik ekonomi Rusia.

Kedua, mengembangkan integrasi Eurasia dalam segala arah, mulai dari Ukraina dan Kazakhstan hingga Jepang dan China yang bertujuan membangun sistem ekonomi dan politik yang stabil di wilayah sekitar Rusia.

Ketiga, mempertahankan dan memperluas hubungan dengan pusat kekuatan yang ada, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Rusia berusaha mewujudkan Customs Union dan Common Economic Space Rusia, Kazakhstab, dan Belarusia dengan harapan negara-negara lain ikut bergabung. Fokus Rusia dalam tahap ini adalah untuk memaksimalkan free movement of good, services, capital, and labour.

Selain itu, berdasarkan pertimbangan di atas, dibentuklah Eurasian Economic Union sebagai “community of equal partner”. Walaupun Rusia memiliki peran yang dominan sebagai kawasan ekonomi terbesar, tetapi Eurasian Economic Union tidak bisa hanya berkembang di wilayah Rusia saja.

Eurasian Integration” sering diartikan sebagai integrasi ekonomi antara Rusia, Kazakhstan, dan Belarusia. Akan tetapi, maknanya tidak sesempit itu.

Presiden Vladimir Putin mengartikan lebih luas, “We are proposing a powerful supranational association capable of becoming one of the poles of the modern world and serving as an effective bridge between Europe and the dynamic Asia-Pacific region”.

Pada tanggal 28 Januari 2014 di Brussel, Vladimir Putin melalui European Union-Russia Summit menyampaikan bahwa Greater Europe sebagai suatu “megantity” yang membuat Uni Eropa dam Eurasian Economic Union sebagai “Greater Eurasia”.

Dalam konteks Eurasia, Rusia dihadapkan pada pilihan menjadi pusat peradaban dan mengembangkan kekuatan ideologis yang dimilikinya atau berintegrasi dengan salah satu pusat kekuatan yang telah ada dan kehilangan identitasnya.

Dokumen yang berisi upaya dan prinsip kebijakan luar negeri Rusia terhadap integrasi Eurasia terdapat pada artikel “A New Integration Project for Eurasia: A Future that is Being Born Today”, dan “The New Concept of the Foreign Policy of the Russian Federation”.

Dalam artikel tersebut ditekankan mengenai integrasi kembali terhadap negara-negara mantan Republik Soviet yang didasarkan oleh nilai-nilai baru dan dengan pondasi ekonomi dan politik yang baru.

Selain itu, Putin juga mengusulkan struktur internasional baru yang dapat menjadi jalan efektif untuk menjembatani kawasan Eropa dan Asia Pasifik.

Namun, manfaat ekonomi bagi negara-negara anggota Eurasian Economic Union akan terbatas jika reformasi struktural dan kelembagaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari Eurasian Economic Union tidak dilakukan.

Hal ini sangat dipengaruhi oleh sejauh mana Rusia dengan ambisi geopolitiknya menggunakan Eurasian Economic Union untuk kepentingannya sendiri dan menggunakan kepemimpinannya untuk mendorong reformasi di negara-negara anggota Eurasian Economic Union untuk membawa integrasi ekonomi dan politik.

Partisipasi Rusia dalam kerja sama regional menghadapi beberapa hambatan dan tantangan yang timbul dari tindakan Rusia yang tidak konsisten dalam organisasi regional dan kekuatan yang rumit yang telah berkembang di Asia Timur selama dua dekade terakhir.

Kegagalan hubungan dengan Barat membuat keterlibatan dengan China tampak seperti aspek kunci ke arah timur.