Tuhan Maha Adil. Semua makhluk hidup yang diciptakan-Nya dikaruniai material khusus bernama DNA. Mulai dari paling kecil (bakteri), paling besar yang pernah diciptakan-Nya (dinosaurus), hingga makhluk hidup paling mutakhir (manusia), Tuhan anugerahi DNA.
DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah material pembawa instruksi yang membuat setiap makhluk hidup menjadi unik. DNA diwariskan oleh tetua kepada keturunannya. Nah, sebenarnya di mana DNA ini berada?
DNA ada di dalam setiap sel tubuh penyusun makhluk hidup, lebih tepatnya ada di bagian inti sel (untuk makhluk hidup eukariotik). Selain di inti sel, DNA juga ditemukan pada organel penyusun sel yaitu mitokondria.
Fakta menarik, kita adalah hasil DNA separuh dari Ayah dan separuh dari Ibu, yang terbentuk dari proses peleburan sel sperma dan sel ovum (fertilisasi). Dan hanya DNA mitokondria dari Ibu yang diwariskan ke kita.
Sejak awal pembentukan manusia, ibu telah memberikan sesuatu yang lebih (DNA mitokondria) kepada kita. Ibu adalah wanita yang hebat. Seperti halnya seorang ibu, Rosalind Franklin juga pantas menyandang wanita yang hebat.
Siapa itu Rosalind Franklin?
Rosalind Elsie Franklin lahir di London 25 juli 1920. Franklin kecil telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Saat mengenyam studi di North London Collegiate School, Franklin menyukai bidang sains. Di usianya yang beranjak 15 tahun, menjadi seorang ilmuwan adalah cita-citanya.
Pada tahun 1938, Franklin melanjutkan studi di Newnham College, Cambridge. Gelar sarjana berhasil diperolehnya di bidang kimia pada tahun 1941. Karirnya di bidang sains dimulai saat Franklin menjadi asisten peneliti di Asosiasi Riset Batubara Inggris.
Franklin bekerja mempelajari porositas batubara. Pekerjaan tersebut menjadi dasar Ph.D tesisnya yang berjudul “kimia fisik koloid organik padat dengan referensi khusus batubara” . Selama 4 tahun, Franklin mengahsilkan 4 tulisan yang diterbitkan dan berhasil memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1945.
Rosalind Franklin bersama staf peneliti di Asosiasi Riset Batu Bara Inggris tahun 1945
Selanjutnya, pada tahun 1946, Franklin pergi ke Paris dan bekerja di bawah ahli kristalografi, Jacque Marin. Dia mengajari Franklin difraksi sinar-X yang memainkan peran penting penelitiannya dalam menemukan struktur DNA.
Wanita Hebat Pionir Temuan Struktur DNA
Pada tahun 1951, Franklin kembali ke Inggris dan bekerja sebagai peneliti di King’s Collage London. Jhon Randal, kepala unit biofisika King’s College meng-hire Franklin untuk menggunakan keahliannya di bidang difraksi sinar-X pada fiber DNA.
Pada tahun tersebut, beberapa ilmuwan seperti sedang berlomba melakukan penelitian untuk menemukan struktur DNA. Beberapa publikasi yang sudah ada mengenai hipotesis struktur DNA masih diragukan oleh banyak ilmuwan.
Dimulailah perjuangan penelitian struktur DNA dengan metode difraksi sinar-X. Franklin dibantu oleh mahasiswanya yaitu Raymond Gosling. Metode ini dilakukan dengan menyiapkan sampel fiber DNA, kemudian dilakukan penembakan sinar-X pada sampel.
Ilustrasi proses difraksi sinar-X dengan sampel fiber DNA
Kemudian hasil difraksi sinar-X pada sampel menghasilkan bentuk tertentu berupa gambar foto. Franklin dan Gosling akhirnya menemukan gambar terbaik yang diberi nama Photograph 51. Data gambar tersebut didapat setelah mereka melakukan percobaan paparan sinar-X hampir selama 100 jam lamanya.
Foto hasil difraksi DNA (photograph 51)
Data gambar Photograph 51 merupakan data utama yang menjadi stimulasi temuan ide mengenai model struktur DNA yang dipelajari hingga sekarang.
Politik dalam penelitian atau ketidaksengajaan?
Ternyata, tidak hanya Franklin yang melakukan penelitian difraksi sinar-X pada DNA fiber di lab King’s Collage. Ada ilmuwan lain yaitu Maurice Wilkins yang juga meneliti hal yang sama seperti Franklin. Dia merupakan peneliti senior di lab tersebut.
Bedanya, Wilkins belum pernah mendapatkan gambar difraksi terbaik seperti yang didapatkan Franklin dan Gosling. Hingga pada suatu saat, Franklin dan Gosling mendiskusikan Photograph 51 dengan Wilkins dalam sebuah pertemuan lab.
Dalam pertemuan lab tersebut juga hadir James Watson. Watson merupakan peneliti dari lab Cavendish, Cambridge yang juga berusaha memecahkan model struktur DNA bersama Francis Crick.
Watson pernah mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul “The Double Helix”, bahwa dia tidak memperhatikan apa yang disampaikan Franklin. Bahkan dia juga menyebut kalau Fraklin tidak menyampaikan secara jelas apa yang dipresentasikan.
James Watson dan Francis Crick akhirnya dapat memecahkan model struktur DNA pada tahun 1953. Ternyata, tanpa sepengetahuan Franklin, Wilkins memberikan hasil Photograph 51 kepada Watson dan Crick. Berkat kecermatan dan kecerdasan dalam membaca data tersebut, akhirnya ide mengenai model struktur DNA diterbitkan di jurnal Nature dengan judul “A structure for Deoxyribose Nucleic Acid”, oleh Watson dan Crick.
Pada saat yang bersamaan, diterbitkan pula tulisan Wilkins di jurnal Nature dengan judul “Molecular Structure of Deoxypentose Nucleic Acid”. Wilkins menampilkan data foto difraksi yang tidak begitu jelas serta menjelaskan tentang pola sistem difraksi.
Tulisan berikutnya yang terbit di Nature adalah karya Franklin dan Gosling dengan judul “Molecular Configuration in Sodium Thymonucleate”. Data utama dalam tulisan ini adalah gambar Photograph 51.
Beberapa bahasan dalam tulisan Franklin dan Gosling memiliki ide serupa dengan tulisan Watson dan Crick. Diantaranya mengenai ide bahwa struktur DNA adalah double helix dan bagian terluas dari struktur tersebut merupakan senyawa fosfat.
Pada waktu itu, banyak yang mengira bahwa struktur DNA adalah triple helix, di mana basa nitrogen berada di bagian luar dan fosfat berada di bagian dalam.
Tiga tulisan mengenai struktur DNA terbit bersamaan di jurnal Nature. Uniknya, ide dasar dari dua tulisan lainya muncul dari data yang diperoleh oleh Franklin dan Gosling.
Pada Maret 1953, Franklin meninggalkan King’s College ke Birkbeck College. Di tempat barunya, Franklin fokus meneliti virus di tanaman tembakau (Tobbaco Mozaic Viruses) dan struktur RNA. Franklin bersama tim penelitiannya berhasil menerbitkan 17 tulisan mengenai virus yang menjadi dasar ilmu virologi.
Rosalind Franklin tutup usia pada usia 37 tahun karena penyakit kanker ovarium yang dideritanya. Penyakit tersebut merupakan efek dari sinar-X yang telah menemani perjalanan hidup penelitiannya.
Pada tahun 1962, James Watson, Francis Crick dan Maurice Wilkins mendapat anugerah Nobel dalam bidang Physiology and Medicine. Hadiah Nobel tersebut diberikan atas temuan tentang model struktur DNA.
Franklin tidak bisa dianugerahi hadiah Nobel karena menurut aturan peraih Nobel dalam satu bidang ilmu tidak boleh lebih dari 3 orang. Selain itu, Nobel tidak diberikan sebagai penghargaan anumerta karena Franklin telah meninggal 4 tahun sebelum Nobel diberikan.
Tuhan Maha Adil. Nama Rosalind Franklin akan selalu dikenang sebagai pionir temuan struktur DNA. Franklin adalah wanita hebat yang menjadi motivasi ilmuwan-ilmuwan wanita sekarang dan di masa depan.