Di pesantren putri tempat saya mengajar, ada alat selain alat sekolah, alat mandi-cuci-kakus dan alat makan yang sangat berguna dan karena itu penting bagi santri-santri putri. Alat itu adalah troli barang.
Sesuai sebutannya, santri-santri putri menggunakan alat itu untuk mengangkut barang-barang, entah itu barang bawaan mereka dari rumah atau barang yang akan mereka bawa pulang saat liburan. Tapi dalam keseharian troli barang lebih sering berfungsi sebagai sarana untuk mengangkut barang-barang kiriman dari orangtua yang harus mereka ambil sendiri di pos jaga satpam.
Bentuknya sangat sederhana. Alat itu terbuat dari besi, dirangkai seperti rangka sepeda. Ada pegangan di bagian atasnya dan tempat menaruh barang di bagian bawahnya. Namun bagian paling penting dari troli barang, yang membuat fungsinya sempurna, adalah roda-roda.
Suatu saat saya menemukan sebuah troli barang tergeletak di samping gedung asrama santri putri. Demi melihat roda-roda pada alat itu, saya jadi teringat bahwa roda adalah salah satu penemuan teknologi terbesar dalam sejarah umat manusia.
Bayangkan jika sampai hari ini manusia tidak menemukan roda. Kita akan menghabiskan lebih banyak tenaga untuk memanggul barang-barang daripada memikirkan alam semesta. Tapi syukurlah nenek moyang manusia menemukan roda. Sejak itulah peradaban manusia melangkah maju hingga sekarang adanya.
Penemuan roda memicu lahirnya revolusi transportasi. Kendaraan-kendaraan pun lahir dan dengan kendaraan beroda manusia bisa mengangkut dan memindahkan tubuh dan barang-barangnya dengan mudah. Itu berarti ruang mobilitas yang makin meluas.
Mobilitas yang luas berarti peningkatan dalam bidang komunikasi dan perdagangan. Intensitas pertemuan antar komunitas disertai dengan tingkat ekonomi yang makin menanjak akhirnya membentuk masyarakat yang lebih besar hingga tercipta masyarakat perkotaan dan bahkan negara-negara.
Padatnya penduduk perkotaan dan negara menghajatkan produksi barang kebutuhan yang lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan produksi itu manusia memerlukan teknik baru yang bisa memperpanjang kemampuan tangan dan memangkas waktu. Lalu lahirlah apa yang kita kenal dengan mesin.
Kelahiran mesin-mesin menandai era baru peradaban, yaitu era modern. Pada era inilah terjadi perkembangan teknologi yang makin meroket. Antonie Van Peursen, filsuf kebudayaan Belanda, dalam Strategi Kebudayaan (terj., 1988) membagi perkembangan teknologi modern tersebut menjadi tiga tahap: teknik mesin, teknik energi dan teknik informasi.
Teknologi roda yang dipadukan dengan mesin melahirkan moda transportasi yang lebih canggih. Awalnya berbentuk sepeda yang mesinnya (rangkaian roda-roda gear yang saling terhubung dengan rantai seperti katrol timba sumur untuk menggerakkan roda utama) masih digerakkan oleh manusia.
Lalu pada tahapan berikutnya manusia mewakilkan tenaganya kepada sumber energi yang lebih besar, seperti uap, listrik dan bahkan nuklir. Energi dari sumber-sumber tersebut ditugaskan menggerakkan piston-piston yang mendorong perputaran roda-roda mobil, motor, kereta api, kipas mesin kapal air dan baling-baling pesawat udara. Manusia hanya perlu memutar kunci kendaraan ke posisi “on”.
Sepanjang sejarah kita dapat menyaksikan bagaimana pengaruh moda-moda transportasi yang bergerak dengan teknik mesin dan teknik energi itu terhadap kebudayaan kita, khususnya dalam hal interaksi antar masyarakat dan kehidupan ekonomi. Masih belum jelas bagaimana kebudayaan kita dipengaruhi jenis kendaraan pada tahapan teknik informasi.
Saat ini umumnya masyarakat dunia hanya akrab dengan teknik informasi yang diterapkan pada alat-alat berbasis komputer, dari komputer itu sendiri mesin ATM hingga mesin cuci otomatis. Pada alat-alat itu manusia hanya mengirimkan informasi lewat tombol-tombol. Dari itu informasi disampaikan lewat suatu mekanisme yang mampu menghimpun data ke pusat data atau memori.
Memori tersebut kemudian mengolah data-data dan mengirimkannya lagi ke bagian-bagian lain dari “tubuh” mesin. Lalu lahirlah gerakan-gerakan, entah itu huruf-huruf yang muncul di layar atau perputaran roda yang mengucek pakaian kita. Jadi mesin yang bekerja dengan teknik informasi adalah mesin yang cerdas, mampu mengatur dirinya sendiri sekalipun manusialah yang menginput informasi pertama.
Memang belum semua manusia menggunakan kendaraan dengan teknik informasi ini, walaupun di dalam mobil ada mesin penyetel musik dan pengatur suhu udara. Namun beberapa negara maju sudah mulai memproduksi kendaraan yang cerdas itu.
Beberapa negara di antaranya bahkan sudah memberlakukan taksi tanpa sopir sebagai sarana transportasi publik. Penumpang memasukkan informasi ke mana tujuannya bepergian dan lewat jalur mana ia ingin lewati. Mobil taksi itu dengan kemampuan mengingat lokasi-lokasi dan menganalisa arus lalulintas akan mengantar penumpangnya sampai tujuan.
Boleh jadi mobil yang memiliki kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi sarana transportasi kita sehari-hari. Maka boleh jadi nantinya akan terjadi pula perubahan dalam lanskap interaksi sosial dan ekonomi masyarakat kita.
Kecerdasan buatan akan menggantikan kerja nalar dan otot manusia. Dalam keadaan demikian, manusia bisa memilih apakah ia akan kehilangan makna eksistensialnya atau justru nalar dan otot manusia akan membuat penemuan yang lebih maju lagi di bidang lain.
Seperti halnya troli barang santri putri. Alat angkut beroda itu jelas memudahkan kerja mereka. Dengan kemudahan itu, santri putri dapat menggunakan nalar dan ototnya untuk fokus mempelajari bidang-bidang keilmuan dan keterampilan lain, baik di kelas maupun dalam kehidupan mereka di asrama.
Ini berarti pemenuhan sarana dan prasarana pesantren penting adanya. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai bukan bermaksud menyingkirkan prinsip kesederhanaan dan kemandirian dalam tradisi kehidupan pesantren.
Dengan sarana dan prasarana yang baik, pesantren dapat berkonsentrasi pada bidang-bidang pendidikan yang lain. Kemajuan zaman yang bergerak sangat cepat memang menghajatkan pribadi muslim yang berbeda dari yang pernah terbayangkan sebelumnya.
Segala kemajuan moda transportasi kita dapat dibilang berawal dari penemuan roda. Itulah, sekali lagi, yang menjadikan roda salah satu penemuan terbesar dalam sejarah umat manusia. Entah penemuan apa lagi nantinya yang akan manusia raih. Yang pasti penemuan terbesarku adalah kamu.[]