Novel Bulan adalah buku kedua dari serial ‘Bumi’. Novel ini ditulis oleh Tere Liye. Tere Liye adalah nama pena dari seorang pria kelahiran Sumatera Selatan dengan nama asli Darwis. Tere Liye merupakan salah satu penulis kenamaan negeri dan tergolong produktif.
Puluhan judul ceritanya telah diterbitkannya. Hampir semua judulnya menjadi bestseller. Berbagai genre cerita juga sudah dirambahnya. Beberapa karyanya bahkan telah diangkat menjadi film, seperti Hafalan Sholat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Serial bumi ini merupakan serial ketiga yang saya baca sejak SMP, setelah serial Harry Potter dan Divergent. Cerita fiksi yang ter-fiksi pertama dari dalam negeri yang saya baca. Sebelum-sebelumnya, saat itu saya membaca buku fiksi remaja biasa. Maka, menemukan serial ini perpustakaan bagaikan menemukan harta karun. Hahaha
Well, sebelumnya, karena cerita ini merupakan serial, maka cerita ini berkesinambungan dengan cerita lain dalam serialnya. Untuk membaca ini, kamu perlu membaca serial pertamanya yakni, bumi. Tapi, tetap ngotot membaca ini tanpa membaca bumi, saya angkat tangan duluan bila nanti tidak memahami cerita ini. Kok ada ini? lho ini siapa? eh gimana kok tiba-tiba gini? Saya sudah menyarankan untuk membaca judul pertama serialnya ya.
Novel ini bercerita tentang kelanjutan petualangan tiga remaja, Raib, Seli, dan Ali, di dunia paralel. Jika di buku pertama, mereka berpetualang di Klan Bulan, kali ini mereka berpetualang di Klan Matahari. Mereka kesana melakukan diplomasi dengan tujuan membentuk sekutu lagi dan membuka portal yang telah ribuan tahun lalu tertutup rapat.
Mereka ditemani Av, Miss Selena, dan juga Ily, putra sulung Ilo yang pernah membantu mereka di Klan Bulan. Dengan menggunakan ‘buku PR Matematika’ milik Raib untuk membuka portal, mereka pergi ke Klan Matahari. Sebelumnya, mereka ragu kedatangan mereka diterima baik, akan tetapi ternyata mereka malah mendapat sambutan khusus.
Mereka tiba di sana pada saat pembukaan Festival Bunga Matahari, tradisi tiap tahun Klan Matahari. Festival itu berupa kompetisi menemukan bunga matahari pertama yang mekar yang diikuti sembilan kontingen dengan anggota empat orang yang tangguh. Secara mengejutkan rombongan Klan Bulan dinyatakan sebagai kontingen kesepuluh untuk Festival Bunga Matahari tahun ini.
Raib, Seli, Ali, dan Ily akhirnya mengikuti festival tersebut. Mereka menghadapi berbagai rintangan, menemukan dan memecahkan petunjuk, serta menjadi tim kuat, tangguh, dan solid. Hingga akhirnya mereka menemukan bunga matahari pertama yang mekar.
Tapi ternyata, mereka seakan dimanfaatkan ketua konsil Klan Matahari. Bunga matahari yang mekar pertama kali ternyata dapat mewujudkan satu permintaan. Dan Ketua Konsil Matahari ingin menggunakannya untuk mewujudkan impiannya, menguasai dunia paralel dengan Tamus, melalui kontingen yang dipimpin Raib.
Novel bergenre fantasi ini bertemakan kesetiakawanan dan persahabatan, diceritakan dengan sudut pandang orang pertama, menggunakan kata ‘aku’ sebagai tokoh Raib.
Cerita ini menunjukkan bagaimana persahabatan antar tokoh yang kuat. Yakni bagaimana saling melengkapi satu sama lain, saling menguatkan, saling membantu. Bagaimana persahabatan dibangun atas dasar ketulusan, bukan untuk kelicikan. Bukan tentang siapa yang lebih kuat, tapi tentang siapa yang mengasihi.
Seperti tulisan-tulisannya yang lain, Tere Liye cukup ahli menerapkan nilai kebijaksanaan hidup di ceritanya. Bukan sekadar tentang persahabatan, tapi juga tentang nilai moral. Seperti, menjaga keseimbangan hidup, dengan perbuatan baik tanpa mengusik atau melakukan tindakan merusak yang dapat menimbulkan kekacauan. Tanpa keserakahan hidup, untuk menghargai hak orang lain.
Meski, ada beberapa istilah atau kata sukar yang jarang digunakan, yang sulit dimengerti orang awam. Akn tetapi, tetap mampu dipahami dengan menyambungkan kalimat satu dengan kalimat selanjutnya.
Ceritanya menarik. Selalu ada konflik yang membuat pembaca penasaran tentang penyelesaian. Meski menurut saya pribadi, ini terkadang terkesan membosankan karena alurnya terasa lambat. Rasanya, lama sekali menemukan akhir cerita.
Lalu, di dalam cerita, saya menemui bebebrapa kejanggalan dialog antartokoh. Seperti saat Seli mengatakan sesuatu yang beberapa kali direspon Ily. Padahal Seli tidak bisa Bahasa Bulan, sedangkan Ily hanya mengerti Bahasa Bulan.
But overall, this story is so amazing. Tetap ada candu untuk mengikuti alurnya.
Gaya fantasi kepenulisan Tere-Liye seakan tidak hanya membawa hanyut pembacanya, tapi tenggelam di dalamnya. Perpaduan fantasi teknologi masa depan dan kekuatan. Tere-liye membawa otak pembacanya berimajinasi menyambungkan 'keajaiban' dengan ilmu pengetahuan.
Setelah membaca cerita ini, saya pribadi mulai berpikir, bahwa semua yang ada dapat didefinisikan dengan ilmu pengetahuan. Hanya saja, otak manusia di klan bumi ini belum mencapai kapasitas otak manusia di klan maju. Hahaha
Karena semenarik dan sangat terngiang di otak saya. Cerita yang badas (mencomot istilah yang digunakan tokoh di sini untuk yang spektakuler) ini, wajib untuk kamu pencinta fiksi. Terkhusus lagi untuk kamu yang sudah menamatkan judul bumi.
Kalau kamu ingin mencoba membacanya, sangat dianjurkan. Karena saya cukup optimis kamu akan menyukainya.
Yups, sebelum say see you. Mau mengingatkan, kalau baca, baca buku originalnya. Kalau e-book dari G-book atau yang cetak yang diterbitkan penerbitnya. Jangan bajakan. Bisa pinjam kalau tidak beli. Stop illegal-book bestie!
So, see you guys!