Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan peran dari makhluk lain dalam keberlangsungan hidupnya. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Bukan hanya untuk dikonsumsi, jenis tumbuhan tertentu juga digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kertas. Dimana kertas merupakan benda yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia.

Manusia dan kertas memiliki hubungan yang istimewa. Kertas memiliki banyak peran dalam kehidupan manusia. Sebelum teknologi berkembang seperti saat ini, kertas memiliki peran yang besar dalam bidang komunikasi. Surat dan koran merupakan bentuk dari kertas yang digunakan untuk saling bertukar dan menyebarluaskan informasi baik antar sesama individu maupun kepada khalayak ramai. 

Seiring dengan perkembangan zaman, kertas menjelma sebagai media yang memiliki banyak fungsi. Mulai dari penerbitan buku, sebagai bungkus dari suatu barang, hingga pembuatan tisu, semua menggunakan kertas.

Dalam aktivitas sehari-hari, kita memiliki hubungan yang sangat erat dengan kertas. Kita membutuhkan kertas untuk membungkus makanan, kita membutuhkan kertas untuk membersihkan sisa makanan yang menempel di mulut, dan kita juga membutuhkan kertas untuk membayar makanan yang kita beli.

Kertas memiliki peran yang besar dalam berbagai bidang. Dalam dunia pendidikan, kertas memiliki andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui buku. Meski zaman telah berubah, dan teknologi semakin berkembang, namun buku yang terbuat dari kertas tak kehilangan eksistensinya begitu saja. 

Selain buku, kertas juga berperan dalam setiap ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, hingga ujian nasional membutuhkan banyak kertas dalam penyelenggaraannya, sebelum akhirnya pemerintah menerapkan sistem UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).

Selain dalam dunia pendidikan, kertas juga memiliki peran yang besar dalam bidang politik. Kertas menjadi media bagi rakyat Indonesia dalam menyalurkan hak pilihnya pada setiap pemilihan umum. 

Meski hanya diadakan setiap 5 tahun sekali, namun kertas memiliki andil dalam men-sukses-kan pesta demokrasi tersebut. Salah satu contohnya yaitu pada pemilu 2019 yang baru saja diselenggarakan oleh KPU. Dimana terdapat penggunaan kertas dalam jumlah yang besar sebagai surat suara.

Kertas memiliki dampak yang besar dalam kehidupan kita. Selain dampak positif, kertas juga memiliki dampak negatif. Kertas coklat berlapis plastik, misalnya. Kertas yang biasa digunakan untuk membungkus nasi ternyata mengandung BPA (Bisphenol-A), merupakan bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik. dilansir dari WebMD, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., seorang ilmuwan riset di New York State Department of Health, menyatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. 

Selain itu, peneliti Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lisman Suryanagara mengatakan bahwa zat kimia tersebut (BPA) bisa berdampak negatif bagi tubuh dan memicu berbagai penyakit seperti kanker, kelenjar getah bening, gangguan reproduksi, hingga mutasi gen.

Siapa sangka, kertas yang sering kita gunakan dan selalu kita anggap praktis nan murah ini ternyata dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh kita. Selama ini, bungkus yang kita anggap lebih baik daripada plastik ternyata menyimpan bahaya yang tidak kalah besar dari bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan plastik.

Bukan hanya kertas bungkus nasi saja yang mengandung zat kimia berbahaya, tetapi beberapa kertas lainnya juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Seperti struk yang sering kita dapatkan dari supermarket maupun minimarket ketika berbelanja. Si kecil struk yang sering kita pegang, bahkan kita simpan sebagai tanda terima ini ternyata mampu menimbulkan dampak yang besar bagi kesehatan tubuh.

Will Bulsiewicz, MD., MSCI., seorang ahli gastroenterologi bersertifikat, memperingatkan untuk tidak menyentuh bukti pembelian itu. karena banyak tanda terima yang dicetak pada kertas termal, yang ditutupi dengan lapisan bubuk yang menggunakan pewarna tertentu. 

Bubuk tersebut mengandung BPA, zat kimia yang mengganggu endoktrin yang dikaitkan dengan kanker, diabetes, dan kelainan hormone pada anak-anak. Agar terhindar dari efek yang ditimbulkan oleh BPA pada struk belanja, kita dapat menyimpan struk tersebut di dompet dan segera mencuci tangan setelah menyentuhnya.  

Selain berdampak pada kesehatan tubuh, penggunaan kertas juga berdampak bagi lingkungan sekitar. Setiap hari, jutaan manusia di seluruh dunia menggunakan kertas untuk menunjang aktivitas sehari-hari. 

Lalu, bagaimana dengan nasib lingkungan akibat tingginya penggunaan kertas dalam kehidupan manusia? Meskipun kertas dapat di daur ulang, namun karena beberapa faktor, kertas dapat menjadi sampah yang merusak lingkungan.

Setiap hari, seseorang membuang tisu bekas pemakaiannya. Ada yang dibuang di tempat sampah, dan ada pula yang dibuang sembarangan. Sampah tisu bekas menyumbang 33,5 ton BPA (Bisphenol-A). BPA bisa mencemari lingkungan setiap tahunnya. Sampah tisu bekas bisa mencemari tanah, tanaman, dan berbagai macam sumber makanan lain. (Smber: Referensi)

Selain mencemari lingkugan, tingginya kebutuhan manusia terhadap tisu juga berdampak pada kelestarian hutan. Koesnadi, Sekjen Serikat Hijau ndonesia mengatakan, “Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta orang, dan setiap harinya mereka menggunkan setengah gulung tisu, artinya konsumsi tisu di Indonesia setiap harinya adalah 100 juta gulung. 

Bila diasumsikan berat satu gulung tisu adalah seperempat kilogram, maka penggunaan tisu di Indonesia dalam satu hari mencapai 25 ribu ton.” Bisa dibayangkan, berapa banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tisu di Indonesia pada setiap harinya. (Sumber: Referensi). 

Meskipun konsumsi tisu di Indonesia belum sebesar konsumsi tisu di negara lain, namun tidak menutup kemungkinan jika konsumsi tisu akan terus meningkat seiring berkembangnya zaman, yang artinya akan lebih banyak pohon yang ditebang setiap harinya.

Memang, kertas dapat di daur ulang. Namun, kebutuhan manusia terhadap kertas yang semakin tinggi menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kelestarian hutan. Organisasi lingkungan, Greenpeace menyebutkan bahwa industri kelapa sawit dan kertas merupakan pemicu meningkatnya laju penebangan hutan. 

Padahal hutan merupakan paru-paru dunia, penghasil oksigen untuk makhluk hidup serta habitat berbagai flora dan fauna. Sudah tentu akan terjadi banyak bencana akibat penebangan hutan.

Selain penebangan hutan, limbah cair hasil dari proses produksi kertas juga harus diperhatikan, karena dapat mencemari lingkungan apabila dibuang sembarangan. Karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila air di lingkungan sekitar terkontaminasi oleh limbah cair tersebut. 

Ternyata, dibalik fungsi dan peran kertas yang luar biasa bagi kehidupan manusia, terdapat berbagai masalah lingkungan yang timbul akibat tingginya kebutuhan manusia terhadap kertas.

Jika pemerintah menerapkan sistem UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) untuk mengurangi penggunaan kertas secara berlebihan dan untuk menjaga kerahasiaan dokumen, maka kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya turut serta membantu pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan cara bijak dalam menggunakan kertas. 

Hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan kertas diantaranya dengan menggunakan wadah atau tempat makanan yang dapat digunakan kembali seperti launch box yang tahan panas untuk mengurangi penggunaan kertas coklat bungkus nasi dan menggunakan sapu tangan untuk mengurangi penggunaan tisu.

Selain lebih sehat, penggunaan launch box dan sapu tangan merupakan langkah awal untuk menyelamatkan hutan dari penebangan secara berlebihan. Namun, jika tetap membutuhkan tisu, maka kita dapat memilih tisu yang memiliki label ramah lingkungan. 

Karena langkah kecil yang kita lakukan dapat berdampak besar bagi lingkungan. Maka, pihak perusahaan yang memproduksi kertas harus memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam memenuhi tingginya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap kertas.