Masalah utama bangsa ini adalah radikalisme. Sejak dahulu hingga saat ini, tak henti-hentinya menjadi perbincangan serius yang kian memanas. Permasalahan inilah yang menjadi sorotan, karena dapat merusak kalangan generasi muda, yang menjadi  harapan bangsa.

Selain berkonotasi negatif, sebenarnya juga memiliki sisi positif. Tergantung dari sudut mana seorang individu memaknainya. Radikalisme dan milenial memiliki hubungan yang tak boleh dipisahkan. 

William Strauss dan Neil Howe mengungkapkan bahwa millennial generation (generasi Y) juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Peneliti lain mengungkapkan, milenial muncul sekitar tahun 1980 – 2000, maka diperkirakan usianya saat ini antara 13 – 35 tahun. 

Saat ini, belum terdapat definisi yang khusus mengenai generasi Y. Sehingga menurut pendapat penulis, generasi remaja maupun pemuda penikmat teknologi modernlah yang dikatakan sebagai generasi milenial. 

Ditinjau dari segi pendidikan, moral, budaya, dan pengguanaan teknologi, generasi milenial kerap kali menjadi topik utamanya. Indonesia memiliki banyak generasi muda; selain kaya akan prestasi, banyak pula yang menjadi dalang kehancuran negeri ini; generasi yang tidak peduli dengan kehidupan sosial maupun politik; sibuk memikirkan kepentingan diri sendiri.

Memudarnya budaya pun tak dihiraukan oleh mereka yang katanya cinta Indonesia. Mengikuti tren Barat justru menjadi kebanggaan tersendiri, dengan seringnya upload di media sosial. 

Gaya hidup modern di media sosial memberi pengaruh buruk bagi generasi muda yang memaksa diri untuk mengikuti tren. Bagaimana tidak, di zaman milenial yang sangat bergantung dengan gawai, hampir semua insan menggunakannya, terutama para pemuda.

Diperkirakan generasi muda menghabiskan waktu untuk bermain “ponsel pintar” 18 jam per hari, di antaranya: bertukar informasi, mengakses hal-hal yang dianggap perlu, eksis di media sosial, membuka YouTube, internetan, mendengarkan musik, serta bermain game online. Sehingga kemampuan sosial generasi milenial mulai merosot dan emosionalnya menjadi tinggi.

Generasi muda adalah sekelompok orang yang sedang mencari jati diri. Proses yang mengakibatkan kelabilan emosional, tanpa mampu mengontrol emosinya. 

Peluang munculnya kehancuran dapat dilihat dari aksi nyata pemuda yang berbau negatif, seperti kenakalan remaja, demo, merokok, pergaulan bebas, suka berkelompok dengan teman sebaya, dan lain sebagainya. Banyak yang terjerumus penyimpangan sosial, terutama pribadi dengan sifat pemberontak. Mudah terpengaruh adalah senjata tajam yang dapat menikam karakter seseorang.

Kemudahan yang diberikan oleh kecanggihan teknologi mengakibatkan pemuda bangsa ini tidak terbiasa berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kebiasaan hidup dalam kemewahan membuat generasi muda menjadi malas serta suka mencari jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu hal. 

Tidak jarang generasi muda memiliki kesibukan yang tidak bermanfaat. Hal tersebut diakibatkan oleh peran orang tua yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan anaknya.

Memilih teman yang baik itu penting. Orang tua juga harus memperhatikan kegiatan anak di mana saja, baik di rumah maupun di luar rumah. 

Teman terdekat seorang anak sangat berpengaruh, karena dengan siapa berteman akan memberikan dampak baik atau buruk. Generasi milenial yang sembarangan memilih teman, suka berkumpul dan berdemo mengakibatkan mudah sekali untuk terpengaruh oleh paham radikal. Kekerasan dan ujaran kebencian banyak dilakukan untuk membela suatu golongan maupun suatu paham.

Menjadi masalah jika bangsa ini membiarkan penerus bangsa masuk ke dalam kelompok radikal dan teroris. Generasi milenial yang menjadi panutan seharusnya tidak berpikir pendek dalam bertingkah laku. 

Jika generasi muda tetap melakukannya, maka akan berdampak pada diri sendiri, keluarga, bahkan khalayak umum. Karena generasi milenial adalah harapan penerus masa depan bangsa. 

Melihat fakta yang pernah terjadi, generasi muda sebagai target utama untuk dijadikan kelompok radikal dan teroris. Kelompok yang berada dalam proses pencarian makna hidup ini sangat mudah untuk dipengaruhi. Generasi milenial memang menjadi sasaran yang kerap kali dituju oleh paham radikal dan terorisme. 

Generasi milenial yang radikal, jika dilihat dari sisi positif, adalah generasi yang memanfaatkan usia mudanya dengan belajar, menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, mendekatkan diri dengan tuhan, dan melakukan kegiatan yang berguna untuk dirinya dan orang lain. Generasi muda ini sangat berperan penting untuk bangsa.

Di zaman sekarang generasi muda haruslah berperan lebih maksimal. Selain sebagai agen perubahan, pemuda juga harus memiliki semangat juang yang tinggi. Pemuda yang bisa menjadi panutan memang harus memiliki pribadi yang baik untuk memupuk diri menjadi generasi penerus bangsa. Setidaknya menjadi generasi yang aktif, kreatif, dan inovatif. 

Generasi radikal yang teroris memanglah sangat berbahaya untuk bangsa. Menghindari hal tersebut, maka untuk orang tua dan generasi muda penerus bangsa, carilah kesibukan yang bermanfaat, dekatkan diri dengan sang pencipta. Jadilah orang tua yang bijak dengan selalu membimbing anak agar tidak bergaul dengan sembarangan teman.