Abbe lamerte, seorang ilmuwan asal Belgium yang terkenal dengan "theory of the big bang" yang merupakan sebuah rangkuman dari seluruh hukum kimia dan fisika utama yang menjadi fundamental dari keberadaan alam semesta ini.
Dan itu semua berawal dari ledakan besar atau yang disebut dengan istilah “big bang theory” yang mana hal ini terjadi secara spontanitas dan dengan sendirinya. Tentu saja hal ini dapat diartikan sebagai pernyataan eksplisit bahwa Abbe tidak percaya pada wujud eksistensi non inderawi, atau tidak percaya dengan eksistensi Tuhan.
Dalam bukunya anumerta terakhir Stephen Hawking “Brief Answers to the Big Questions” (Jawaban Singkat untuk Pertanyaan Besar) yang dirilisnya beberapa waktu sebelum dia meninggal dunia, Bret Molina merinci pemikiran terakhir yang dimiliki fisikawan itu tentang pertanyaan terbesar yang dihadapi umat manusia sampai hari ini. Dalam buku ini Hawking mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada , tidak ada yang mengatur alam semesta ini.
Kemudian Hawking memperluas premis tersebut menjadi lebih dalam, hal ini dikutip dari sebuah buku yang diterbitkan oleh Sunday Times. Beliau menyatakan sebuah pertanyaan bahwa apakah alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan untuk alasan yang tidak dapat kita pahami, atau terciptanya atas dasar hukum sains? Hawking menyatakan bahwa beliau mempercaya argumentasi yang kedua.
Dan dalam hal ini Hawking juga mengatakan bahwa ,“Kalau anda suka, anda bisa menyebut hukum sains sebagai Tuhan”, namun bukan seperti Tuhan yang selama ini kita yakini, yang mana kita dapat menyembah dan berdoa kepada-Nya.
Namun Allah Ta’ala sudah menegaskan bahwanya tidak ada suatupun yang terjadi tanpa adanya pencipta. Allah pun berfirman, “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS. At-Thur :35)
Saya akan memberikan sebuah analogis bahwasanya semisal kita sedang berada di tengah-tengah gurun pasir, kemudian tertidur dan tiba-tiba terbangun dalam keadaan lapar. Apa yang ada dipikiran kalian?
Dan secara mengejutkan lagi kita melihat hidangan makanan dan minuman yang begitu luar biasa banyaknya, kemudian bisa dipastikan kita sebelum menikmati hidangan tersebut akankah kita bertanya-tanya terlebih dahulu, dari manakah makanan ini? Siapa yang telah menyiapkannya?
Lalu bagaimana dengan alam semesta ini dengan segala isinya, Ayo? Ada Matahari, bulan, bintang, bumi, langit dan lain-lain. Dan itu semua berjalan sesuai dengan perannya masing-masing dan memiliki aturan dalam pergerakannya, sehingga tampaklah sebuah keteraturan yang ada di alam semesta ini.
Pertanyaannya di sini adalah, bagaimana mungkinkah sebuah sistem yang telah ada di alam semesta ini ada dengan sendirinya? Apakah hal tersebut terjadi secara kebetulan atau spontan?
Maka dari inilah salah satu narasi yang membuktikan bahwa adanya Sang Pencipta itu, yang membuat sesuatu setelahnya itu ada atau tercipta, ini disebut dengan disebut( illatul Illa) atau causa prima. Dengan begitu maka tentu adanya sosok penggerak awal yang tak digerakkan (primum mobile immontum) yang menyebabkan segala sesuatu ada/tercipta, yang kemudian dikenal sebagai Tuhan semesta (rabb al-‘alamiin).
why can't god be seen?
Seperti yang kita ketahui dan dapat merasakan bahwa adanya udara, arus listrik, magnet dan lain sebagainya. Pertanyaannya di sini adalah apakah kita dapat melihatnya? Anggap saja kita berada di suatu ruangan, lampu-lampu menyala dan AC atau kipas angin berfungsi dengan baik, kemudian ada orang yang bertanya, “Is there any electricity ” Kira-kira apa jawaban orang-orang yang ada di tempat itu? Mungkin mereka akan berkata “Kamu sudah gila! Tidakkah kamu lihat lampu-lampu itu menyala, kipas angin, AC dan sebagainya berfungsi dengan baik?”
Lalu dia berkata “Di manakah aliran listrik itu?” Kita menjawab, “Aliran listrik itu ada di kawat tembaga yang terbungkus (Cable) itu.” Lalu dia mengupas kabel tersebut dan apakah kemudian dia akan melihat sesuatu kecuali kawat tembaga yang ada di dalamnya? Kemudian, seandainya dia menyentuhkan tangannya ke kawat tembaga tersebut, kira-kira apa yang akan terjadi?
Kemudian pada benda-benda elektronik lainnya, baik pada satelit, kalkulator, telepon, internet dan lain-lain. Apakah kita dapat melihat electrons atau arus listrik tersebut? Apakah kita juga dapat melihat gravitasi bumi? Apakah kita dapat melihat magnets? gelombang suara? Bukankah kita dapat menunjukkan adanya segala sesuatu itu dengan sebab adanya pengaruh atau bekasnya?
Bahkan seseorang yang masih primitif aja, tidak bisa baca tulis dan tidak pernah duduk di bangku sekolah pun akan berkata dengan naluri alamiahnya, adanya kotoran kambing ini menunjukkan adanya kambing.
Ditemukannya jejak kaki menunjukkan adanya orang yang berjalan kaki. Maka, langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berkilauan, bumi yang memiliki lembah-lembah dan lautan yang bergelombang, tidakkah itu semua menunjukkan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Mengetahui.
Sesungguhnya akal dan indera yang diciptakan oleh Allah Ta'ala untuk kita bukan ditujukan untuk mengetahui-Nya dan melihat segala ciptaan-Nya, apalagi melihat Tuhan yang menciptakannya, akan tetapi itu semua ditujukan agar kita mengakui, meyakini bahwa ada Allah yang menciptakan segalanya. Maha suci Allah, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang terlihat dan Dialah yang Maha Esa dan Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am 6:103)
Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu tidak tidur dan tidak mati Allah Maha Mengetahui apa yang kita tidak ketahui. Dia yang merendahkan timbangan dan yang mengangkatnya. Seandainya Dia membuka hijab-Nya niscaya kesucian wajah-Nya akan membakar seluruh makhluk-Nya yang berada dalam jarak pandangan-Nya.” (HR. Muslim)
Kalau kamu mau tau siapa yang menciptakanmu maka kamu akan tau bahwa Allah itu ada, namun kita tidak bisa melihatnya akan tetapi Dia melihat segala kegiatan kita sehari-hari. Intinya tanyakan pada dirimu sendiri siapa yang menciptakan mu akan kah engkau tiba-tiba langsung ada di alam semesta ini.
"Waullahu alam bisawab".