Menjamurnya outlet makanan modern di kota-kota besar membuat persaingan industri restoran tersebut harus memiliki cara-cara jitu untuk memenangkan hati konsumennya. Mulai dari menciptakan inovasi baru dalam rasa dan bentuk, dekorasi tempat makan yang unik, pengemasan yang berbeda dari yang lain, sampai membuat promo-promo bombastis.
Tentu saja trik-trik marketing tersebut memiliki pertimbangan yang matang terkait target konsumennya. Namun, ada sebuah inovasi trik food marketing yang boleh dibilang cukup berani, apa itu? yak promo gratis untuk konsumen yang bebuka puasa!
Ide promo buka puasa gratis adalah ide yang cukup penuh konsekuensi. Ide ini melawan arus paradigma bisnis yang seringkali profit oriented dengan prinsip ekonomi pada umumnya. Mengapa? Setiap promo buka puasa gratis diberkan secara cuma-cuma, tanpa syarat, tapi hanya dengan bermodal kepercayaan yang tinggi.
Sang owner resto tidak akan memaksa anda untuk membuktikan apakah anda memang benar-benar berpuasa atau tidak di hari itu, mereka juga tidak akan meletakkan kecurigaan sedikit pun meskipun anda dan teman anda (yang berpuasa pula) secara rombongan memesan menu buka puasa di resto tersebut.
Mari kita pikir sejenak, bayangkan bila anda adalah pemilik resto tersebut dan anda punya program buka puasa gratis, seberapa banyak cost yang harus anda tanggung untuk menyukseskan program tersebut. Bila promo tersebut anda berikan setiap pekan 2 kali (untuk puasa senin-kamis), setiap harinya anda melayani 30 orang berbuka puasa gratis dengan menu buka puasa rata-rata seharga 20 ribu rupiah.
Maka setiap pekan anda harus ‘kehilangan’ omset sebesar 1,2 juta rupiah. Itu baru di satu outlet saja, bila dalam satu kota anda punya 20 outlet, anda pasti bisa menghitung sendiri cost yang perlu anda tanggung. Wow! Bukankah promo yang bisa dibilang cukup mahal? Lantas mengapa justru promo serupa semakin menjamur di masyarakat?
Menurut saya, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang sang owner nekat memberlakukan promo buka puasa gratis tersebut. Saya yakin, motivasi terbesarnya adalah motivasi spiritual. Sang owner sangat percaya, dengan memberikan santapan buka gratis maka ganjaran yang senilai akan ia proleh seperti ganjaran puasa konsumen tanpa berkurang sedikit pun, selain itu juga sebab keberkahan bisa jadi penguat motivasi ini.
Motivasi spiritual (mungkin juga sosial) yang kuat, selalu mampu merobohkan batas logika, dari bisnis yang seharusnya murni laba-rugi kini menjadi bermanfaat luas atau tidak. Tapi jangan lupa, kita juga harus melihat dari kacamata bisnis tentang keefektifan promo tersebut sebagai mesin dongkrak income perusahaan. Nothing to loose, Setiap konsumen buka gratis adalah amunisi yang sangat baik sebagai agen promosi.
Di awal saya telah ungkapkan, bahwa tujuan dari marketing tersebut adalah mendapatkan hati konsumen. So, sebenarnya promo buka puasa gratis ini juga tidak murni ‘melawan’ prinsip ekonomi yang ada. Konsumen yang terlayani dengan baik (pelayanan dan produk) akan melakukan advocating terhadap restoran. Poin ini cukup penting, karena promosi berbasis testimoni masih dianggap cukup jitu untuk dilakukan.
Di sisi lain. melalui promo buka gratis, massa yang terkumpul akan lebih banyak restoran akan nampak ramai sehingga dapat menumbuhkan presepsi yang positif dimata masyarakat. Kemudian bagaimana korelasinya dengan pendapatan sebelum atau sesudah pemberlakuan promo? Jawabannya akan memerlukan data statistik dan observasi yang akan dibahas di tulisan berikutnya.
Yang terakhir, sebagai konsumen hendaknya kita menyambut promo ini dengan tidak berlebihan dan disertai niat untuk memberikan feed back yang baik untuk mereka, seperti sesekali mengadakan pertemuan di resto tersebut di hari non promo, ikut mencitrakan kebaikan mereka atau minimal tidak memberkan statement negatif bilamana dalam produk dan pelayanan mereka kurang baik.
Karena, sebagian besar pemberi promo buka gratis adalah resto-resto milik anak bangsa (milik pribumi), tentu kita ingin menjadi bangsa yang besar karena produk dalam negerinya dihargai dan dibela. Jadi, yuk bersama kita menjadi bagian dari kesuksesan mereka juga.