Membaca adalah bentuk sebuah proses untuk mengetahui informasi pesan yang disampaikan berdasarkan aktivitas seseorang dalam sebuah media tulisan. Membaca juga dapat menambah wawasan ide dalam menyampaikan isu yang berkembang sesuai dengan fakta.
Sebuah pribahasa mengatakan bahwa “membaca adalah alat paling penting untuk bekal ke masa depan”. Membaca dapat meningkatkan kualitas seseorang dalam berkomunikasi untuk menyampaikan berdasarkan peristiwa yang terjadi.
Dalam membaca dibutuhkan kemampuan untuk memahami apa pesan bacaan yang disampaikan oleh penulis, kegiatan untuk memahami isi dari bacaan tersebut dibutuhkan analisis, daya pikir serta kemampuan untuk mendalami suatu bacaan.
Dalam kegiatan membaca juga mendapatkan informasi tambahan yang selama ini belum kita temukan pada mulanya. faktor pemahaman sangat dibutuhkan untuk melalukan sebuah kegiatan dalam hal membaca.
Tujuan dari pemahaman dalam membaca yakni untuk mendeteksi dan memaknai manfaat pesan yang dapat diambil dari penulis. Untuk memperoleh pemahaman tersebut berasal sumber yang benar saat melakukan kegiatan membaca.
Dalam melakukan kegiatan dengan menggunakan metode pemahaman pembaca dapat mengetahui atau menyimpulkan informasi yang didapat melalui kegiatan membaca.
Kegiatan tersebut ditujukan kepada para pembaca memperoleh manfaat dan pemahaman dengan baik dan dapat menerapkan dalam kegiatan untuk memberikan informasi sesuai bacaan yang telah didapatkan.
Untuk kegiatan membaca seharusnya sudah diajarkan sejak dini karena mengingat sebagai pondasi dasar memperoleh ilmu serta pentingnya penyerapan berbagai informasi dalam lingkungan sekitar maupun di luar lingkungan.
Banyak manfaat yang didapat dari kegiatan membaca salah satunya kita bisa berpikir secara kritis dan realistis dalam menanggapi isu yang berkembang dimasyarakat.
Hakikatnya membaca merupakan jendela dunia untuk mengetahui segala informasi yang sedang terjadi mengenai kabar politik, ekonomi maupun budaya yang bisa kita dapatkan melalui aktivitas literasi.
Semakin giat kita dalam melakukan dan mencari informasi dalam hal membaca akan semakin banyak peristiwa baru yang peroleh dalam kegiatan tersebut.
Apabila seseorang memiliki semangat dalam menggali sesuatu informasi pada saat membaca maka pengetahuan yang diperoleh tersebut secara tidak sadar akan menolong dirinya untuk mengetahui berbagai macam hal yang sebelumnya belum pernah dikuasai.
Pada dasarnya masyarakat Indonesia berada dalam keadaan transisi pengaruh dari budaya lisan menuju ke budaya tulisan. Tendensi dalam mendapatkan sebuah informasi melalui dialog lebih kuat pengaruhnya dibandingkan dari bacaan atau tulisan.
Fenomena ini dapat kita jumpai dari realita di sekitar kita bahwa ketertarikan terkait kebiasaan dalam membaca, menganalisis, menulis serta berpikir secara kritis di kalangan remaja cenderung rendah.
Indonesia sempat menduduki tingkat peserta literasi yang bisa dikatakan rendah di mana dapat dikategoriakan satu dari 1000 orang penduduk Indonesia yang membaca.
Situasi tersebut sangat memprihatinkan sebab dengan kegemaran seseorang untuk membaca dapat menambah wawasan baru yang akan meningkatkan keahlian sehingga mereka dapat menyelesaikan tantangan yang sedang dihadapi di masa depan nanti.
Berdasarkan peristiwa tersebut pemerintah turun tangan langsung untuk membuat program kemampuan membaca bagi pelajar dapat meningkat, salah satu contoh kegiatannya yakni budaya literasi disekolah.
Kegiatan budaya literasi sekolah setidaknya dapat mengubah kebiasaan minimnya dalam gemar membaca, menulis serta berpikir secara kritis. Dalam kegiatan tersebut ada tiga kategori yakni pembiasaan, peningkatan, serta analisis.
Berdasarkan faktor yang dapat berpengaruh dalam minat baca di Indonesia yakni minimnya kualitas ketersediaan prasarana perpustakaan dan buku yang kurang bervariasi. Karena masih banyak tempat pendidikan yang mengandalkan tersedianya buku paket guna kegiatan belajar dikelas saja.
Di samping itu juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi para pelajar untuk mempelajari buku di luar buku paket serta di zaman serba canggih ini para pelajar memilih bermain gadget ketimbang membaca buku.
Selain itu kurangnya kegiatan berdiskusi atau pemberian pemecahan solusi materi yang sedang diajarkan lantas langkah selanjutnya untuk menyelesaikan secara berkelompok yang kemudian menjadi sumber siswa kurang termotivasi dalam mencari sebuah informasi.
Terdapat beberapa pendidik yang masih menyepelekan kegiatan membaca sebagai faktor dasar dalam kebutuhan pendidikan. Hal ini terdapat di kalangan pendidik menggunakan waktu luangnya dengan bersenda gurau dan tidak ada kepentingannya dengan aktivitas membaca.
Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju menjadi faktor utama dalam kurangnya minat masyarakat Indonesia tentang kegiatan membaca. Seperti halnya pengaruh gadget dan internet lebih memikat ketimbang buku bacaan.
Adanya faktor keluarga juga menjadi sebab utama yang belum menanamkan prinsip literasi guna membentuk kepribadian anak yang dapat dilihat dalam minatnya terhadap kebiasaan membaca.
Karena pada dasarnya perilaku anak itu contoh dari implikasi atau gambaran apa yang mereka lihat dalam lingkungannya kemudian menirukan kebiasaan terutama dari orang tua.
Harga buku yang cukup mahal bagi masyarakat menengah ke bawah belum bisa merasakan secara langsung manfaat yang didapatkan dalam membaca buku. Sebuah fakta menyampaikan bahwa harga buku melebihi harga sembako.
Namun jika kita berpikir secara rasional manfaat dari membeli buku tidak sebanding ketika sedang membeli sembako sampai detik ini buku menjadi barang mewah dari sebagian kalangan penduduk Indonesia.