Filsafat pada hakikatnya adalah suatu aktivitas, yakni suatu jalan berpikir yang menuntun kejernihan, kedalaman dan keluasan. Karakter utamanya adalah berpikir secara logis dengan melakukan dua langkah kegiatan yaitu (1) mengajukan argumentasi, baik itu menemukan, menyusun atau mengkritisi kebenaran, serta (2) menganalisis dan menegaskan kejelasan suatu konsep.

Kata “filsafat” juga sering digunakan secara luas dalam pengertian “pandangan dunia seseorang” atau “prinsip-prinsip ideal yang digunakan seseorang dalam memandu hidupnya”. Definisi ini mengasumsikan bahwa setiap orang memiliki seperangkat prinsip ideal yang digunakan sebagai poros dalam berpikir, bertutur, juga berperilaku. Di sini lah kemudian berlaku sebuah pepatah “setiap orang adalah filosof”.

Buku ini, menurut penulisnya sendiri itu merasa bahwa tidak mudah memasukkan ke dalam kategori/genre “filsafat” mesti ada redaksi kata filsafat di judulnya. Sebab dalam pertimbangannya ia berharap para pembaca tidak meninggikan ekspektasi akan isinya berupa pemikiran-pemikiran unggul dari para filsuf besar ataupun narasi-narasi sejarah yang berpengaruh tentang perkembangan dunia filsafat.

Isi buku ini secara umum adalah petunjuk untuk prepare (persiapan) mental bagi mereka yang ingin belajar mendalami filsafat, merasa tertarik dan tertantang dengan dunia filsafat, juga bermuatan saran-saran strategis bagi mereka yang ingin berkiprah dalam ruang lingkup filsafat. Kasarnya mungkin bisa juga disebut buku pengantar filsafat.

Sedangkan secara khusus, visi buku ini mungkin bisa disederhanakan sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan “apa yang harus dilakukan seorang filsuf?”, “bagaimana bersikap dan berperilaku sebagai filsuf?” dan “seperti apakah profil seorang filsuf?”.

Dalam pandangan Author-nya, kriteria utama seorang filsuf bukanlah hafal banyak teori filsafat dan mampu menguraikan berbagai tema ke-filsafat-an secara panjang kali lebar dan ke sana-kemari, meskipun yang seperti itu sudah layak disebut ahli filsafat. Menurutnya, seorang filsuf pertama-tama harus mampu berfilsafat. Dan agar punya kemampuan tersebut mesti-lah ia bersikap dan berperilaku layaknya seorang filsuf secara lahir dan batin.

Sebenarnya tujuan buku ini sekedar sebagai sebuah upaya/usaha untuk mencermati fenomena perilaku dan mentalitas seorang filsuf dan lalu mendeskripsikannya. Buku ini juga ditujukan untuk meng-counter orang-orang luar-filsafat yang terkadang mereka belum lama masuk dunia filsafat lalu mengamati isinya itu dengan cara keliru dalam hal meng-identifikasi apa dan bagaimana para filsuf di dunia mereka.

Kekeliruan-kekeliruan itu menimbulkan berbagai pandangan negatif soal filsafat dan memunculkan kritik terhadap filsafat namun bukan pada tempatnya. Akhirnya terbentuklah asumsi-asumsi yang banyak kita dengar di khalayak umum bahwa filsafat itu ruwet, mengada-ada, tak mau diatur, ingin menang sendiri, mengacaukan ketertiban/keteraturan, anti-spiritualitas, anti-agama, membuat hal mudah jadi susah atau membuat rumit segala hal yang jelas. Bahkan parahnya sampai terkonsep dalam pikiran bahwa filsuf itu “hidupnya tak terurus, rambut gondrong, menyebalkan dan jarang mandi”.

Semua itu dapatlah ditarik kesimpulan dari miss-identifikasi, miss-komunikasi, dan miss-informasi tentang apa itu filsafat yang sebenarnya dan bagaimanakah sikap, perilaku dan mental seorang filsuf sejati.

Ada keunikan tersendiri dari buku ini, khususnya di cetakan terbaru (2017-2022) dibandingkan ketika pertama kali publish (2013), yaitu adanya FAQ atau Frequently Asked Questions yakni pertanyaan yang sering diajukan sejak pertama terbit hingga ke era sekarang di bagian Pengantar terbaru buku ini. Ibarat buku, ia menghantarkan kepada isi-isi intinya jika diperbandingkan dengan daftar isinya.

Jumlahnya ada 11 pertanyaan dengan jawaban-jawaban singkat namun disebut “dipanjang-panjangkan” oleh Author-nya sendiri. Namun singkat di sini mencakup padat dan jelas terhadap inti jawaban dari pertanyaan tersebut sehingga tidak kehilangan makna sebenarnya sebelum memasuki bagian inti yang akan dijelaskan/dipaparkan lebih lanjut.

Pertanyaan-pertanyaan itu di antaranya; (1) “Apakah Filsafat itu?”, (2) “Mengapa orang belajar Filsafat?”, (3) “Bukankah Filsafat itu bidang kajian yang sulit”, (4) “Jika Filsafat disebut sebagai induk semua ilmu, berarti belajar Filsafat saja cukup dan tidak perlu ilmu lain?”.

Lalu (5) “Adakah tips-tips praktis agar kita dapat belajar Filsafat secara efektif?”, (6) “Bagaimana membaca secara efektif, mengingat teks-teks Filsafat tampak begitu susah dipahami?”, (7) “Bolehkah kita belajat Filsafat dari internet saja? Bukankah sekarang banyak materi yang tinggal klik saja?”.

Kemudian (8) “Saya lebih suka memperdalam pengetahuan Filsafat melalui diskusi dan dialog, adakah tips khusus untuk hal ini?”, (9) “Saya masih ragu bagaimana sebenarnya cara belajar Filsafat yang tepat?”, (10) “Untuk  apakah kemampuan berfilsafat dalam hidup saya?”, (11) “Filsafat disebut sebagai kajian yang menantang. Siapakah yang ditantang? Apa tantangannya? Dan Di mana aspek menantangnya?”.

Tak kalah menarik dari bagian awal, bagian akhir-nya pun dikemas dengan tambahan agar menambah rasa ingin tahu (curiosity) bagi pembaca yakni Mutiara-mutiara hikmah dari tokoh-tokoh filsafat dan juga sebuah epilog mencerahkan dari sang Author yakni Fahruddin Faiz yang mungkin saja dilihat agar fungsinya itu “husnul khatimah”, isi epilog itu memfokuskan pada sebuah inti bahwa semuanya itu berfilsafat dan perlu untuk belajar filsafat.

Beberapa kutipan contoh Quotes itu, di antaranya;

Hidup yang tak teruji adalah hidup yang tak berharga, ~ Socrates ~

Harga yang harus dibayar orang baik yang mengabaikan urusan publik adalah ia akan dipimpin oleh orang jahat, ~ Plato ~

Ide adalah Sumber dari segala sesuatu, ~ Plato ~

Pengetahuan akan menjadi jahat jika tidak dimaksudkan untuk kebaikan, ~ Plato ~

Filsafat adalah Musik yang paling tinggi, ~ Plato ~

Pendidikan mempunyai akar yang pahit namun buahnya manis, ~ Aristoteles ~

Untuk menulis dengan baik maka ekspresikan dirimu seperti orang biasa namun berpikirlah seperti orang bijaksana, ~ Aristoteles ~

Aku Berpikir maka aku ada, ~ Rene Descartes ~

Hidup harus dipahami ke Belakang namun harus dijalani ke Depan, ~Soren Kierkegaard~

Kebahagiaan akan kehilangan makna jika tidak diimbangi dengan kesedihan, ~ Carl Gustav Jung ~

Kebahagiaan itu sangat indah untuk dirasakan tetapi sangat kering untuk dibicarakan, ~ Jeremy Bentham ~.


Identitas Buku;

Judul Buku: Sebelum Filsafat

Penulis: Fahruddin Faiz, Penerbit: MJS Press Yogyakarta

Tahun Terbit: 2022 Cet IX, ISBN: 978-602-74625-3-3

Jumlah Halaman: 296 Hal.