Kontroversi politik memang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dunia politik di mana pun. Namun, jika terus-menerus dibiarkan tanpa henti, maka politik yang seharusnya menjadi alat untuk memimpin negara bisa menjadi racun yang menghancurkan sistem demokrasi yang telah dibangun selama ini.

Di Indonesia sendiri, kondisi politik saat ini semakin panas menjelang pemilihan presiden pada 2024 mendatang. Partai politik dan calon presiden potensial saling beradu strategi dan merajai berbagai platform media sosial.

Politik tanpa rehat menjadi salah satu penyebab utama dari kondisi ini. Terlalu fokus pada pertarungan kekuasaan dan lupa bahwa tugas sebenarnya adalah memimpin negara dan menjalankan roda pemerintahan yang baik. Jika fokusnya hanya pada pertarungan kekuasaan, maka upaya untuk memajukan negara dan rakyat akan tertinggal.

Hal ini bisa dilihat dari berbagai contoh di masa lalu. Misalnya, era Orde Baru, pemerintahan yang kala itu dinominasi oleh Presiden Soeharto lebih fokus pada kekuasaan dan kontrol politik daripada membangun sistem demokrasi yang kuat.

Beberapa hal yang terjadi pada era Orde Baru yang mencerminkan fokus pada kekuasaan dan kontrol politik seperti pembatasan kebebasan berpendapat, dominasi partai politik tunggal, pemusatan kekuasaan pada presiden, korupsi dan nepotisme.

Akibatnya, kekuasaan yang terpusat pada satu orang dan kelompok elit membawa negara pada kondisi stagnasi dan ketertinggalan di berbagai bidang.

Kemudian, era Reformasi yang seharusnya membawa perubahan menuju demokrasi yang lebih baik, namun terus-menerus dipenuhi oleh konflik politik dan kepentingan yang lebih banyak menguntungkan elit politik daripada rakyat.

Sekarang, kita kembali pada masa politik tanpa rehat yang berpotensi membawa Indonesia pada kondisi yang sama atau bahkan lebih buruk. Ketika politik hanya berfokus pada kekuasaan dan kepentingan partai, maka hal-hal penting seperti reformasi birokrasi, peningkatan kualitas pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan berbagai program pembangunan lainnya akan menjadi terabaikan. Akibatnya, negara akan terus menjadi tertinggal dan keadaan rakyat semakin sulit.

Oleh karena itu, penting bagi para politisi dan partai politik untuk menyadari dan mengkaji kembali mengenai pentingnya memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin negara. Politik bukan hanya soal kekuasaan, uang, dan jabatan tetapi juga soal tanggung jawab kepada rakyat dan negara.

Memilih pemimpin yang jujur, berintegritas, dan memiliki visi yang jelas tentang pembangunan negara adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk menghindari politik tanpa rehat yang berpotensi merusak sistem demokrasi kita.

Selain itu, kita perlu turut serta dalam memilih dan memantau kinerja para pemimpin negara. Kita harus menjadi bagian dari proses demokrasi dan mengawasi agar pemimpin yang terpilih benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat dan negara.

Dengan begitu, kita bisa memastikan bahwa politik yang dilakukan tidak hanya berfokus pada kepentingan kelompok tertentu, tetapi juga bertujuan untuk memajukan negara dan kesejahteraan rakyat.

Namun, perlu diakui bahwa memilih pemimpin yang baik dan memantau kinerja mereka bukanlah satu-satunya solusi untuk menghindari politik tanpa rehat. Ada banyak faktor lain yang juga memengaruhi kondisi politik di Indonesia, seperti politik uang, ketergantungan pada kekuasaan oligarki, dan budaya politik yang masih belum sehat.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang lebih komprehensif dan sistematis. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan pada oligarki dan memperkuat lembaga-lembaga demokrasi seperti KPK, MK, dan Badan Pengawas yang lain.

Selain itu, perlu juga ada upaya untuk mengubah budaya politik yang masih terlalu didominasi oleh praktik-praktik korupsi dan nepotisme seperti yang baru-baru dan masih gencar diperbincangkan yaitu kasus yang menjerat Dirjen Pajak Rafael Alun Trisambodo yang kemudian membongkar jalarnya praktik busuk yang besar dalam birokrasi.

Saat ini, kontroversi politik menuju Pemilihan Presiden 2024 semakin panas. Banyak calon presiden potensial dan partai politik yang bersiap-siap untuk bertarung memperebutkan kekuasaan. Namun, jika politik tetap berfokus pada pertarungan kekuasaan dan kepentingan partai, maka keadaan negara dan rakyat akan semakin terpuruk.

Oleh karena itu, sekali lagi ditegaskan bahwa penting bagi kita semua untuk memilih pemimpin yang jujur, berintegritas, dan berkomitmen untuk memajukan negara. Selain itu, kita juga harus memantau kinerja mereka dan menjadi bagian dari proses demokrasi untuk memastikan bahwa politik tidak hanya berfokus pada kepentingan kelompok tertentu, tetapi juga bertujuan untuk memajukan negara dan kesejahteraan rakyat.

Lebih lanjut, kita juga perlu memperkuat partisipasi masyarakat dalam politik. Masyarakat harus terlibat secara aktif dalam proses politik dan menjadi penjaga kejujuran dan integritas pemimpin.

Partisipasi masyarakat bisa dilakukan dengan mengawasi jalannya proses pemilu, melakukan pengawasan terhadap kinerja pemimpin, dan memberikan masukan kepada pemerintah tentang kebijakan yang dibuat.

Kita juga perlu memperkuat kualitas pendidikan terutama pendidikan mengenai pemahaman politik di Indonesia. Pendidikan politik harus kerahkan untuk membentuk masyarakat yang cerdas dan kritis dalam berpikir serta mampu memahami permasalahan politik secara mendalam.

Selain itu, pendidikan politik harus mengajarkan nilai-nilai demokrasi, kejujuran, dan integritas kepada generasi muda.

Dalam hal ini, media massa juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Media massa harus memainkan perannya sebagai pengawas dan pemberi informasi yang obyektif. Media massa juga harus menyajikan informasi dengan tepat dan akurat, sehingga masyarakat dapat memahami situasi politik dengan lebih baik.

Dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2024, kita perlu menyadari bahwa politik tanpa rehat adalah resep gagal dalam memimpin negara dan menjiwai demokrasi. Oleh karena itu, kita perlu memilih pemimpin yang jujur, berintegritas, dan berkomitmen untuk memajukan negara.

Selain itu, kita juga harus terlibat aktif dalam politik, memperkuat pendidikan politik, dan mendukung media massa yang obyektif. Hanya dengan demikian, kita dapat membangun negara yang lebih baik dan meraih cita-cita yang lebih besar untuk kemajuan bangsa.