Pola asuh itu apa sih?
Pola asuh adalah pola pengasuhan orang tua terhadap anak, yaitu bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan sampai dengan membentuk perilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik dan sesuai dengan kehidupan masyarakat (Fitriyani, 2015).
Menurut Edward (2006) Pola asuh orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan orang tua, lingkungan, dan budaya.
1. Pendidikan orang tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi persiapan mereka dalam menjalankan pengasuhan.
2. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.
3. Budaya
Sering kali orang tua mengikuti cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat di sekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak ke arah kematangan.
Orang tua adalah cermin bagi anak. Perilaku orang tua yang sering dilakukan secara tidak langsung akan ditiru oleh anak. Bila sang anak melihat kebiasaan baik orang tua maka dengan cepat akan mencontohnya, demikian sebaliknya bila orang tua berperilaku buruk maka akan ditiru oleh anak-anak.
Pola asuh orang tua yang tidak baik tentunya akan menjadi faktor yang buruk bagi perkembangan mental anak. Pola asuh yang mengandalkan kekerasan, keegoisan, dan mau menang sendiri tentu akan berakibat cukup fatal bagi kesehatan mental anak. Dampak yang diperoleh berupa anak menjadi seorang yang anti sosial, tidak mampu mengendalikan emosi, kekerasan adalah solusi, penyendiri, pemalu, pribadi yang tertutup, dan bahkan menyebabkan seseorang anak memiliki gangguan mental yang buruk.
Orang tua sering kali secara tak sadar menuntun banyak hal terhadap anak. Menganggap kecerdasan adalah segalanya, memberi banyak kesibukan, mengkritik berbagai hal, dan sering membandingkan anak yang satu dengan yang lainnya. Kesalahan-kesalahan yang demikian secara perlahan akan membentuk pribadi anak dan mengganggu kesehatan mental anak.
Beberapa jenis gangguan mental yang dapat muncul tanpa disadari;
1. Anxiety Disorder
Biasa di kenal dengan istilah gangguan kecemasan, penderita kecemasan akan merasa gelisah dan takut, bahkan tak jarang sampai membuat tangan dan badan bergetar hebat serta keringat dingin.
2. Personality Disorder
Biasa dikenal dengan gangguan kepribadian merupakan jenis gangguan mental yang termasuk ekstrem. Karena gangguan mental ini dapat melibatkan dampak buruk bagi orang lain. Gangguan kepribadian ini seperti anti sosial serta ketakutan berlebihan pada lingkungan sekitar.
3. Obsessive Compulsive Disorder
Penderita gangguan ini mental ini selalu memiliki obsesi tinggi hingga ketakutan yang berlebihan terhadap suatu kondisi atau barang tertentu. Jenis gangguan mental ini menyebabkan penderita akan selalu bertindak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan obsesi yang dia pikirkan.
4. Post Traumatic Stress Disorder
Penderita gangguan mental ini memiliki kaitan erat dengan pengalaman masa lalu yang membuatnya menjadi kurang peka hingga mati rasa secara emosional. Biasanya pengalaman yang dialami penderita cukup menakutkan hingga dramatis bagi penderitanya.
5. Self-Harm
Melukai diri sendiri adalah perilaku di mana orang tersebut melukai dirinya melalui luka bakar, pukulan dan juga sayatan. Penyebab gangguan ini umumnya terjadi karena depresi ataupun bipolar.
Setiap orang tua tentunya ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka. Keinginan ini kemudian akan membentuk pola asuh yang akan ditanamkan orang tua kepada anak-anak. Idealnya orang tua menerapkan pola asuh yang bersifat dua arah (komunikasi), tidak membebankan sang anak namun disisi lain juga memberi tanggung jawab dan batasan yang jelas, memberikan kehangatan dan kasih sayang, serta menjadi pendorong dan pendukung bagi sang anak.
Pola asuh yang bisa diterapkan orang tua kepada anak diantara;
1. Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan, melalui hal ini anak akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
2. Tidak membandingkan anak dengan anak lain. Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing, sehingga tiap anak akan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang perlu dilakukan orang tua adalah fokus mengembangkan kelebihannya.
3. Tidak otoriter, jangan memaksakan kehendak orang tua kepada anak. Orang tua harus menjadi fasilitator yang dapat mengembangkan bakat anak.
4. Penuh kasih sayang, dukung perkembangan anak dengan memberikan kasih sayang dan kehangatan. Sikap hangat dari orang tua akan membantu mengembangkan sel saraf dan kecerdasan anak.
5. Tidak main fisik dan psikis, marah kepada anak atas kesalahan yang mereka lakukan adalah hal yang wajar, sebatas tujuannya adalah untuk mengajarkan anak.
6. Aktif berkomunikasi, baiknya anak dan orang tua saling terbuka, sehingga anak akan lebih nyaman untuk bercerita kepada orang tua.
7. Memberi tanggung jawab, mengajarkan tanggung jawab kepada anak agar anak dapat peduli terhadap sekitarnya.
8. Menciptakan lingkungan yang positif. Lingkungan yang mendukung terhadap bakat dan kreativitas anak, orang tua yang selalu memberikan pandangan positif pada anak, akan dapat membentuk anak menjadi individu yang lebih mandiri dan tidak mudah putus asa.
Dari pola asuh yang baik tentu akan membangun kepribadian dan kesehatan mental yang baik pula untuk anak. Begitupun sebaliknya, pola asuh yang tidak baik akan membangun karakter dan mental yang buruk bagi anak.