Tidak dapat terelakkan lagi bahwa kampus perguruan tinggi merupakan sebuah tempat kawah candradimuka lahirnya para generasi pemimpin bangsa. Hal ini dikarenakan kampus memiliki berbagai organisasi kemahasiswaan, baik yang bersifat internal kampus (universitas/institut) seperti DEMA (Dewan Ekskutif Mahasiswa), SEMA (Senat Mahasiswa "Legislatif"), HMJ, HMD dan organisasi sejenisnya, maupun organisasi yang bersifat eksternal seperti PMII, HMI dan lainnya. Dapat kita lihat, sejarah sudah membuktikan betapa banyaknya pemimpin bangsa baik ditingkat nasional maupun daerah bahkan internasional, lahir dari dunia perguruan tinggi (PT).

Bukan hal itu saja, seperti halnya sarana penggodokan para leaders yang lain adalah pondok pesantren, organisasi sosial keagamaan, Pramuka dan profesi serta organisasi militer. Kendati demikian nyaris tidak ada pemimpin yang lahir dengan sendirinya tanpa adanya proses penempaan diri terlebih dahulu.

Ada ungkapan : "Negara Indonesia tidak terbentuk atau tercipta dalam satu malam satu hari". Dalam hal ini dapat kita maknai, segala sesuatunya memerlukan waktu, proses dan kesungguhan. Para pemuda dan mahasiswa yang hari ini aktif menempa dan membina dirinya, kelak memang berpotensi menjadi pemimpin bangsa,  subbanul yaum rijaalul ghod artinya pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.

Oleh sebab itu merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk menciptakan generasi-generasi yang mandiri yang selalu memberikan nilai lebih untuk ibu pertiwi, peranan pemuda sangatlah penting untuk masa depan suatu bangsa, bobroknya pemuda maka akan mengakibatkan bobroknya pula suatu Negara, karena pemuda pemegang kendali utama untuk menentukan maju runtuhnya suatu Negara.

Kaderisasi atau pengkaderan adalah proses menyeluruh dalam pembentukan pemikiran, kepribadian dan perilaku, maka dibutuhkanlah  sebuah mekanisme yang baik, agar kader dapat memiliki bekal yang baik  dalam bermasyrakat dan berorganisasi. Kaderisasi menurut Islam diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam Al-Qur'an.

Kaderisasi sebagai pendididkan jangka panjang untuk pengoptimalan  potensi-potensi kader dengan cara mentransfer dan menanamkan nilai-nilai  tertentu, hingga nantinya akan melahirkan kader-kader yang tangguh. Kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi (subyek). Dan kedua, sasaran kaderisasi (obyek).

Pengembangan kaderisasi bukan hanya sekedar tradisi turun-temurun dan formalitas belaka. Kaderisasi adalah ruh dari tubuh PMII yang menyebabkan iadapat bergerak dan dapat dirasakan dan dilihat. Oleh karenanya, penjenjangan kaderisasi yang ada di PMII bukan hanya proses asal-asalan tetapiharus dilihat sebagai upaya kesinambungan kader dalam mendapatkan prosesideologisasi, pemaknaan orientasi, penguasaan historis, perangkat nilai perangkat analisis, dan pembentukan jati diri kader dalam memahami dan bergerak in the battle field.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari sifat ketergantungan dengan makhluk-makhluk lain. Interaksi manusia yang satu dengan yang lainnya seringkali menimbulkan keinginan untuk hidup dalam satu kelompok, baik itukelompok yang besar maupun kelompok yang kecil. Kelompok-kelompok manusia yang didalamnya terdapat lebih dari dua orang biasanya kita sebut sebagai anggota organisasi. Organisasi itu meresap kedalam masyarakat dan juga kedalam kehidupan kita. Hampir bisa dipastikan bahwa manusia akan selalu berada dalam lingkungan organisasi, baik dalam bentuk mempengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi yang bersangkutan.

Berbicara organisasi, Perguruan Tinggi dan mahasiswa yang selanjutnya disebut dengan organisasi kemahasiswaan merupakan wadah yang tepat dalam membangun gerakan mahasiswa untuk beraktifitas dan berkarya demi meningkatkan kualitas diri dan untuk mengaplikasikan ilmu atau teori yang didapatkan dalam aktifitas perkuliahan.

Mahasiswa yang bergelut dalam organisasi kemahasiswaan, khususnya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai organisasi ekstra kampus yang para pelakunya biasa disebut aktifis menjadi instrument penggerak dalam menumbuh dan menguatkan nilai-nilai nasionalisme pada mahsiswa untuk selalu menyuntik mahasiswa sebagai tambahan stamina demi menggelorakan semangat baru yang akan selalu siap menghadapi perubahan dan tantangan zaman.

Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan organisasi yang berskala nasional yang bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independen dan profesional. Dengan tujuan “terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”(AD PMII BAB IV Pasal 4 ) yang tidak lepas dengan sistem kaderisasinya. 

Sebagai organisasi mahasiswa sekaligus sebagai organisasi kader, bukan sebagai organisasi massa. Artinya rekruitmen sistem keanggotaan harus mengarah pada pembentukan pribadi anggota yang memiliki kemantapan loyalitas dan kemampuan dalam mengelola organisasi. PMII tidak hanya merekrut anggota sebanyak-banyaknya (kuantitatif), dengan jenjang  pengkaderan yang tersusun secara sistematis. PMII harus mampu menciptakan kader yang berwawasan kemahasiswaan, kemasyarakatan, kepemudaan, kislaman dan keindonesiaan.

Sebagai sebuah organisasi kader, PMII menitik-beratkan eksistensinya pada pemberdayaan, pengembangan, penguatan kapasitas kader, serta pangabdian sosial, sebagaimana yang termaktub dalam tujuan PMII. Maka dari hal itu, selagi ada ruang untuk melatih diri maka jangan sia-sia dan lakukan dengan kesungguhan juga keikhlasan.