Dr. William Jame, seorang yang terkemuka dalam bidang psikologi awal, mengatakan bahwa bahkan manusia paling efektif sekalipun hanya menggunakan kurang dari sepuluh persen potensi mental yang mereka miliki. Jauh lebih kurang dari sepuluh persen. 

The Brain Research Institute di Universitas California menyimpulkan bahwa “otak manusia memiliki kapasitas yang tak terbatas.” Maka baik bukan jika organ istimewa ini kita gunakan untuk hal positif?

Tulisan ini saya buat untuk memotivasi diri saya, namun karena Anda bersedia membacanya maka tulisan ini juga untuk Anda. Tulisan yang lahir setelah saya menyelesaikan bacaan Sebuah mini book berjudul “Psychology Of Winning”  karya Denis Waitlay.

Menariknya Denis memulai dengan sebuah pesan di awal buku bertuliskan “Buku ini di ajukan kepada para pembaca yang tertarik dengan kesehatan mental, bukan penyakit mental. Tertarik dengan pertumbuhan ketimbang sikap apatis. Dan tertarik dengan kemenangan bukan kekalahan.” 

Semoga saja Anda yang membaca ini bagian dari orang-orang yang dia maksud. dan jika iyamari kita berbagi!!!

Saya teringat sebuah kalimat kuno yang menyebut “hidup adalah pilihan,” maka seharusnya kita bisa memilih mau menjadi penghambat atau pengarah pikiran. Kita bisa berhenti dan membiarkan diri menjadi biasa, atau berani bermpimpi menaklukan dunia, mengilhami kaum muda, menemukan penyembuh untuk rasa takut atau bahkan mengubah sejarah.

Karena pada faktanya sebagian besar dari kita, secara harafiah, akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan. So, untuk Anda, anak muda yang ingin menjadi pemenang sejati dalam hidup. Denis Waitley menitipkan dua proyek sederhana untuk menjadi pemenang seutuhnya.

Mengaktifkan Kesadaran Diri Positif

Salah seorang dokter paling bijak di AS bernama Sir William Osler berkata bahwa “Kemampuan untuk menenangkan diri merupakan kebaikan tubuh yang paling esensial.” Kuncinya ialah kemampuan menyesuaikan diri, dan cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan adaptasi atas perubahan hidup ialah dengan melihatnya sebagai sesuatu yang normal.

Kesadaran diri positif ialah menyadari bahwa orang yang tidak membaca tidak lebih dari orang yang tidak bisa membaca; dan bahwa orang yang tidak terus belajar, beradaptasi dan tumbuh tidak lebih baik dari orang yang tidak bisa berkembang.  Pemenang bagi Denis haruslah tahu siapa diri mereka, apa yang mereka punya, dan potensi terbesar dalam diri.

Kita harus menyadari, ada sedikit hal yang berubah sejak jaman nenek moyang, ketika—saat mendapatkan gejala awal konfrontasi yang berbahaya dan mengancam—tubuh secara otomatis mengarahkan pertahanan dan bersiap untuk melawan atau lari.

Alih-alih bertarung dengan harimau sekali seminggu atau dinosaurus sekali sebulan, saat ini kita paling tidak menghadapi satu atau dua kejutan interpersonal yang tidak dikehendaki atau tidak menyenangkan sebelum tidur malam. Sebagian kita malah frustrasi dan larut dalam masalah.

Sesegera mungkin, setelah masalah datang kita sudah harus punya jalan untuk menyelesaikannya. Bagi Dennis “kita harus tahu siapa kita, dari mana kita datang dan kemana kita akan pergi.”

Singkatnya kesadaran diri positif adalah momen kebenaran, waktu di mana kita harus menentukan langkah awal yang paling penting dalam menentukan pengembangan diri, yaitu dalam memami seberapa besar potensi dan kelebihan yang dimiliki. Kesadaran diri positif menuntun kita untuk bersikap cepat dan tepat.

Denis Waitley menegaskan, untuk memulai segala yang baik, kita terlebih dahulu harus mengubah perilaku dan gaya hidup, maka lingkungan pun akan berubah secara otomatis. Pahami keunikan yang ada, hormati perbedaan dalam diri orang lain. Bersikap santai dan belajarlah merespon stres secara positif.

Ubahlah sesuatu yang dapat diubah agar menjadi lebih baik, hilangkan semua pengaruh negatif yang tidak bisa di ubah.

Kita harus tahu siapa diri kita, apa yang kita percayai, aturan hidup yang sedang dipakai, potensi pribadi terbesar yang dimiliki serta aturan dan tujuan yang akan menandai potensi tersebut. Kita harus mempelajari hal yang bisa terinstal sebagai pengetahuan. Melalui pengalaman dan wawasan.

Penghargaan diri Positif

“Aku lebih suka menjadi orang lain atau aku lebih suka menandai diri sendiri?”

Sebuah pepatah lama menyebut “kalau kau mencintai dirimu sendiri, maka kau bisa memberikan cinta, karena bagaimana mungkin kau memberikan sesuatu yang tidak kau miliki?”

Penghargaan diri positif merupakan suatu kualitas dasar dan terpenting yang harus dimiliki. Kualitas ini terletak jauh di dalam, di balik diri dan merupakan perasaan bahwa kita sengatlah berharga. Para pemenang di luar sana membangun keyakinan kuat terhadap keberhargaan dan kepercayaan diri.

Ketika menelah para pesimis dan orang-orang yang gagal, kita akan menemukan perilaku penghargaan diri yang rendah sebagai akar permasalahan mereka. Penelitian baru-baru ini mengenai pembajak pesawat terbang dan pembunuh pemimpin-pemimpin dunia memperlihatkan bahwa para agresor ini  merupakan sosok penyendiri dan memiliki penghargaan atas diri yang rendah.

Ini juga berlaku pada sebagian besar pelaku kejahatan. Saya bekerja di Kementerian Hukum dan Ham, dan mencermati betul bagaimana latar belakang kehidupan para narapidana yang melakukan perbuatan melawan hukum karena stres dan depresi atas persoalan hidup.

Kunci terpenting untuk mempertinggi pengahargaan diri secara permanen adalah dengan berlatih berbicara positif kepada diri sendiri, kita harus terus menerus menyuntikkan pemikiran positif pada gambaran alam bawa sadar mengenai diri dan tindakan. Ini berguna saat ada masalah yang harus disikapi kita sudah punya antibiotik yang lebih tinggi dan baru.

Denis Waitlay menyarankan kita untuk melakukan tindakan kecil di bawah ini sehari-hari:

1. Tampilkan yang terbaik dari diri Anda setiap saat, tanpa peduli tekana dari orang lain.

2. Pekernalkan diri dengan menggunakan nama panggilan saban kali menerima telepon atau ketika bertemu dengan orang baru. Dengan mengutamakan nama sendiri dalam komunikasi, Anda membentuk kebiasaan untuk menilai diri sebagai seorang individu.

3. Tulislah alasan-alasan bagus untuk menghargai diri sendiri, Anda bisa menggunakan rumus ATP (Anugrah, Pencapaian dan Tujuan).

4.  Biasakan diri untuk mengucapkan kata “Maaf” dan “Terimakasih.”

5. Perbiasakan diri untuk memiliki rasa empati.

6. Hanya mencari dan mengatakan kebenaran.

7. Buatlah standar sendiri, jangan membandingkan diri dengan orang lain.

8. Gunakan bahasa yang tegas dan memberikan dorongan saat berbicara dengan orang lain.

9. Lihat diri sendiri dari mata orang lain.

10. Miliki rasa ingin tahu yang lebih besar tentang segala hal.

11. Yang terakhir, “tersenyumlah” dalam setiap bahasa. dengan tersenyum Anda akan memberitahu orang lain bahwa Anda humanis.

Akhirnya, hidup merupakan proyek tindakan yang dilakukan kepada diri sendiri, kita akan menerima pujian dan kesalahan atas tindakan yang kita lakukan. So, jika Anda membaca tulisan ini sambil rebahan atau duduk santai. Maka sudah waktunya Anda berdiri dan memulai hidup dengan lebih baik hari ini.

Salam!!!