Suporter sepak bola adalah sekumpulan masyarakat di tempat yang sama, yang tidak mengenal satu sama lain namun berkumpul untuk mendukung kesebelasan yang sama. Ada kalanya ketika tim yang mereka dukung nyaris mencetak gol ataupun menciptakan gol, mereka bisa serentak berteriak dan bersorak secara bersamaan.
Hal ini juga berlaku ketika terjadi kerusuhan atau pertengkaran antara dua kesebelasan yang bertanding. Atas nama solidaritas suporter kesebelasan yang sama, mereka berkumpul untuk membantu teman-teman pendukung timnya.
Perilaku suporter ada yang bersifat positif dan juga negatif. Kejahatan yang dilakukan oleh suporter anarkis antara lain adalah perusakan dan penganiayan sampai menyebabkan kematian. Substansi yang mengatur kejahatan ini di Indonesia adalah KUHP. Penganiayaan yang dilakukan oleh suporter anarkis telah diatur dalam KUHP pasal 351 yang berbunyi :
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pada hari Minggu (23 September 2018) terjadi pengeroyokan terhadap Haringga Sirilla yang merupakan pendukung Persija Jakarta. Awalnya, sebelum laga antara Persib dan Persija dimulai, Haringga sedang mengambil gambar striker Persija di Ring 1 Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Namun, aksinya dipergoki oleh salah satu bobotoh (pendukung Persib).
Bobotoh itu juga memaksa untuk melihat KTP Haringga. Ketika mengetahui bahwa Haringga berdomisili di Jakarta, sejumlah oknum bobotoh beringas. Haringga sempat berlari keluar stadion untuk mencari pertolongan, namun naasnya ia langsung ditarik dan dianiaya sampai meninggal di tempat.
Penganiayaan yang dilakukan dengan senjata tajam tumpul, kayu, dan sebagainya ini juga telah dibawa ke pihak yang berwajib. Polisi telah mengamankan 10 terduga pelaku penganiayaan terhadap Haringga yang berasal dari Cengkareng, Jakarta Barat. Lima pelaku di antaranya sudah mengakui penganiayaan yang mereka lakukan terhadap korban.
Presiden Indonesia, Joko Widodo menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya salah satu suporter sepak bola di Tanah Air. Ia mengatakan, kekerasan antar supporter sepak bola harus segera dihentikan. Jokowi menilai, pemberian sanksi bagi suporter atau klub yang suporternya melakukan kekerasan juga bagus untuk menimbulkan efek jera. Namun, yang terpenting adalah semua pihak duduk bersama untuk mencari solusi agar permasalahan ini tak terus berulang.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan rasa duka cita atas tewasnya suporter Persija, Haringga Sirila. Dia mengaku marah dan kecewa. "Kabar meninggalnya anak muda selalu menyesakkan. Hari ini jadi hari duka cita yang amat dalam. Marah, duka dan kecewa! Kekerasan itu menyesakkan. #RIPHaringga #JakmaniaBerduka *ABW," tulis Anies dalam akun Twitter-nya, @aniesbaswedan, Minggu (23/9/2018).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga menyayangkan kejadian penganiayaan tersebut. Ia kecewa atas perilaku bobotoh yang mencoreng kemenangan tim berjuluk Maung Bandung. Kang Emil ikut berkomentar di akun Instagramnya. "Sangat kecewa dan menyesalkan tindakan biadab oknum Bobotoh yang menodai kemenangan tim Persib yg didapat dgn susah payah," tulis Emil. "Saya sangat berduka cita atas meninggalnya suporter Persija atas nama Haringga Sirilla. Bagaimanapun, dalam situasi seperti ini, secara kemanusiaan, saya pribadi memohon maaf kepada keluarga korban dan rekan2 The Jak Persija," Emil menambahkan.
Bukan hanya Haringga yang menjadi korban suporter sepak bola Indonesia. Dalam 8 bulan terakhir, sudah ada 16 suporter sepak bola yang menjadi korban penganiayaan karena fanatisme terhadap kesebelasan timnya.
Kalau memang sepak bola harus dipertaruhkan dengan nyawa, ada baiknya untuk merelakan sepak bola. Jadikan sepak bola sebagai ajang hiburan dan kebersamaan yang menjunjung tinggi nilai sportivitas, bukan ajang merenggut nyawa orang lain. Jangan ada duka lagi dalam sepak bola. Semoga ini menjadi yang terakhir dalam dunia sepak bola Indonesia.