Rumah tangga dibentuk oleh dua orang manusia yang berdasarkan rasa ataupun tanpa rasa dengan berbagai motivasinya. Apakah karena desakan lingkungan, meneruskan generasi atau karena cinta kepada pujaan hatinya. Menyatukan misi dan visi yang berbeda.

Seiring waktu dalam perjalanannya banyak yang bubar jalan seolah berjalan sendiri-sendiri tanpa bisa melihat kewajiban dan hak masing masing. Semua menjadi ambigu, hanya menuntut hak dan lari dari tujuan awal. Pada praktiknya perilaku berumah tangga yang ada hanyalah “bagaimana cara kamu membahagiakan saya”.

Allah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan. Tujuan berumah tangga adalah saling melengkapi kekurangan bukan saling mencari kekurangan masing-masing. Kelebihan yang satu menutupi kekurangan yang lainnya.

Terjadi berbagai alasan dalam perselingkuhan, mulai dari cara bertutur kata, penampilan fisik, kebersihan, ekonomi dan masih banyak lagi alasan yang ditemukan oleh mereka. Ini terjadi dibanyak kalangan baik pria dan wanita. Hasil survey saya kepada mereka yang pernah bahkan masih melakukannya.

Persoalan ini terjadi karena “berumah tangga untuk bahagia” atau “lari dari supresi hidup sebelumnya” tanpa ada aksi memulai tetapi hanya mengharap. Ingatlah sahabat, berumah tangga untuk kebahagiaan keduanya bukan hanya untuk diri sendiri. Mampu saling melihat kelebihan dan saling menutupi kekurangan.

Terdengar klise memang karena pada praktiknya tidak mudah. Banyak solusi yang ditawarkan untuk bisa menyehatkan perkawinan yang hampir kering dan menyuburkannya kembali dengan berbagai metode. Intinya bisa saling melihat kelebihan masing masing maka rasa sayang akan menguat kembali.

Perselingkuhan terjadi karena kita hanya melihat kelebihan kita sendiri tanpa mampu melihat kelebihan pasangan. Sebagian yang lain merasa diabaikan menimbulkan reaksi membalas dengan sikap demonstratif. sikap ini diakibatkan oleh perasaan yang terabaikan.

Hubungan rumah tangga yang mengering bak tanaman yang tidak pernah tersirami dengan air. Sederhana sebenarnya yang dikehendaki oleh hati setiap manusia yaitu pujian, dukungan, pelayanan, hadiah dan sentuhan. Namun banyak yang merasa “ogah ah males” padahal tehnik ini sangat mujarab, langsung “menyentuh” titik pusatnya yaitu hati.

Orang beranggapan semakin lama pernikahan kehidupan berumah tangga menjadi tawar dan seperti kaka dan adik saja padahal bisa lebih dari itu. Namun keduanya harus memahami tombol-tombol mana yang harus dihidupkan. 

Siapa yang tidak ingin dianggap atau didengarkan alias dukungan secara moril, dipuja bak dewa dewi, siapa yang tidak senang dilayani dengan baik, dan diberi hadiah walaupun tidak mahal namun cukup menyentuh walaupun itu hanya “sehelai baju, lipstick, sandal” atau apapun sesuai kemampuan. Dielus kepalanya ketika dia merasa takut menghadapi sesuatu. Semua itu terhubung kehati, ketika hati sudah tersentuh akan terjadi tindakan seperti yang kita inginkan.

“Bagaimana untuk mendapatkan sikap seperti itu dari pasangan? Sedangkan dia saja enggan mendekat kepada kita”, mulailah dari senyuman, Ya senyum terlebih dahulu. Ketika sudah mendekat tekan tombol-tombol yang lainnya dan beri dengan setulus hati tanpa pamrih, Semua perilaku itu akan kembali kepada kita.

“Bagaimana dengan pasangan yang sudah lama berselingkuh bahkan sudah menikah lagi?”, lakukan seperti yang disebutkan diatas. Lakukan dengan hati yang tulus, ingatlah bahwa sesuatu yang keluar dari hati akan sampai kehati. Hati merasakan kejenuhan bila mengalami ketidak seimbangan.

Keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga, bersosialisasi, bertetangga,dll ada pada lima tombol tersebut. Ketika lima tombol itu sudah ditekan maka tubuh akan mengalami reaksi balik kepada yang mengisinya. Tekan tombol tersebut bila kita menginginkan hal yang sama dari orang lain terutama pasangan dan anak.

Memang tak sedikit dari orang-orang yang saya tanyai mengenai perselingkuhan ini, efek dari kehidupan sebelumnya yang berasal dari keluarga. Menimbulkan trauma sendiri dan merasa enggan memperbaiki kehidupan rumah tangganya yang saat ini mengalami kejadian yang sama. keengganan ini cenderung membiarkan kejadian itu terus berlanjut tanpa upaya memperbaikinya.

Tak hanya benda yang memiliki baterai untuk bisa bergerak, manusiapun demikian. Berbeda dengan baterai yang sering kita gunakan yang terlihat berbentuk panjang didalamnya terdapat unsur zinc, campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4CI. Baterai pada manusia juga memiliki wadah yaitu hati yang diisi oleh Kalimat yang tertangkap oleh telinga dan sikap yang tertangkap oleh mata.

Keduanya tercerna oleh pikiran dan perasaan dialam sadar dan bawah sadar kita. Lalu hasil kolaborasi hati dan pikiran tersebut mengakibatkan aksi dari orang tersebut apakah itu menimbulkan luka ataukah rasa cinta. Luka hati dan cinta ini adalah pergerakan yang dihasilkan oleh baterai hati tersebut.

Bagaiman semuanya akan bergerak seperti yang kita inginkan sedangkan baterai hatinya kosong?. Mengapa kita hanya bisa menuntut sedangkan kita tidak mengisi baterai yang sama kepada objek yang hakikatnya sama dengan kita?. Baterai hati adalah penggerak tubuh kearah mana yang kita inginkan, isi baterainya, tekan tombolnya lalu dapatkan gerakan dari mereka sesuatu yang indah pula.

Ketika kita menginginkan kesetiaan dari pasangan yang paling penting diutamakan adalah kebutuhan hatinya. Hati yang telah terpenuhi akan setia kepada yang mengisinya. perselingkuhan dan perlawanan akibat dari abainya kita terhadap kebutuhan hati orang lain.

Bukan hanya perselingkuhan dan perlawanan saja yang terjadi bahkan sumber penyebab kecanduan terhadap narkoba dan miras. Betapa pentingnya hati yang diisi oleh perhatian dan kasih sayang, karena hati adalah sumber kekuatan segala hal mulai dari hal yang kecil hingga yang besar sekalipun.