Main tebak-tebakan sepertinya selalu menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Tebak-tebak buah manggis menjadi istilah dari dahulu dan jika diingat sepertinya ada kaitannya juga dalam pelajaran bahasa Indonesia. Makna tebak-tebak manggis diartikan sesuatu yang belum pasti.

Nah, sudah beberapa hari, masyarakat dikuras energinya dengan berita prostitusi online. Apalagi berbagai media begitu bersemangat mengangkat berita hot tersebut. Terbaru, dikutip dari media CNN Indonesia, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan terkait artis yang terjerat dalam prostitusi online rata-rata masih berusia dibawah 30 tahun dan bahkan masih berusia 19 tahun.

Diduga para artis atau publik figur ini terjun ke dunia prostitusi karena ingin memilih jalan pintas  untuk hasrat gaya hidup hedonisme. Dalam penelusurannya pihak Kepolisian menemukan penambahan oknum artis yang terindikasi jaringan prostitusi online menjadi 7 orang yang sebelumnya 5 orang. pernah ada perekrutan khusus terhadap sejumlah artis untuk mengambil bagian jaringan prostitusi, namun s

Menariknya menurut pengakuan mucikari  yang jadi tersangka prostitusi online,   ternyata artis itu sendiri yang menawarkan diri. Kondisi ini mungkin menjadi semakin menarik untuk dikupas, apalagi beberapa inisial nama sudah diungkap, ya seperti tebak-tebak buah manggis jadinya

AC, TP, BS, ML dan RF menjadi inisial nama yang baru-baru ini terungkap, meski Polda Jatim menemukan dugaan yaitu sebanyak 45 artis dan 100 model. Boleh saja menebak-nebak, mencari-cari nama-nama yang sesuai inisial, atau seperti biasa menduga atau menerka-nerka siapa saja mereka tersebut.

Jika membahas soal keberadaan bisnis prostitusi online sudah dapat dipastikan selalu menguntungksn. Pemenuhan hasrat atau birahi sejenak ini seolah semakin memenuhi gairah keuntungan besar oleh pihak-pihak tertentu semisal mucikari. Berbagai informasi menyebut dari kasus baru-baru ini terkait mucikari berinisial ES dan TN mencapai miliaran rupiah. Jumlah yang fantastis pastinya.

Duh, ngeri-ngeri sedap mungkin bahasa yang tepat untuk menggambarkan keberadaan bisnis ini yang semakin hari terus berkembang layakanya jamur di musim hujan. Dalam kenyataannya, setahun belakangan, sepertinya nama dari kalangan selebriti yang terliat prostitusi terus merebak. Baunya terlalu harum atau malah sebaliknya, sehingga mengundang perhatian bahkan pro dan kontra.

Konon fenomena ini bukan barang baru, namun sejak lama sudah ada. Oknum selebritas memilih jalan pintas yang tak pantas. Mungkin karena gaya hidup yang sering saja disebut tak mampu dihitung dengan rumus apapun termasuk matematika. Seolah tanpa batas, gaya hidup yang ingin galmor seperti menjadi penyubur bisnis ini dipilih sebagai side job mungkin.

Tebak-tebakan juga tidak berhenti pada siapa saja artis yang terlibat prostitusi, namun sepintas juga muncul pertanyaan yaitu pelanggan para artis ini. Apalagi dengan jumlah transaksi konon hingga ratusan juta rupiah.  Tidak mungkin kalangan biasa.

Hal ini mungkin jugsa sebagai gengsi barangkali dikalangan para pelanggan. Ketika mampu bersama bahkan mengencani para selebriti ini menjadi kebanggaan tersendiri atau bahkan keharusan agar terlihat hebat di kalangan tertentu. Semua bisa benar atau hanya dugaan. Meski ada yang sepakat, sebaiknya dibutuhkan penelitian agar memperkuat atau membantah anggapan ini.

Sex for sale menjadi bagian hidup untuk memenuhi hasrat tertentu, kekayaan, kebanggaan atau malah keegoisan orang-orang tertentu. Selalu ada barang jika ada permintaan, artinya permintaan ini selalu ada untuk menjadi satu keterikatan untuk mendukung satu kelompok atau satu jaringan yang berasal dari berbagai kalangan sehingga menciptakan sebuah gaya hidup pihak-pihak yang merestui kebebasan dalam berhubungan tanpa adanya batasan atau norma-norma.

Tidak etis merasa lebih baik dibanding orang lain, namun terkadang batasan akan norma juga menjadi penting karena sebagai masyarakat timur itu hal utama dalam berkehidupan. Pro dan kontra terlihat hanya sesaat ketika huru-hara berita prostitusi online menerjang, hanya akal sehat juga harus dikedepankan agar berita prostitusi online tidak hanya direspon seperti air di tengah gurun yang hanya sekedar melepas kegerahan akan hiruk pikuk sementara namun juga harus melahirkan solusi bahkan antisipasi.

Setiap perjalanan mungkin menjadi sejarah dimasa depan. Berkembangnya teknologi menjadi dua sisi yang selalu ada. Prostitusi berkembang menjadi prostitusi online ketika zaman berubah. Langkah semakin hari mungkin semakin jauh, perjalanan tidak lagi jauh terasa, karena semuanya terasa mudah , cepat dan langsung. Sehingga, tidak hanya kepinteran, namun kejelian menjadi utama agar masyarakat mampu merespon berbagai hal  yang dianggap tak lazim di masyarakat termasuk  terkait prostitusi online.

Teori konon selalu beda dengan prakteknya. Menduga atau menebak bukanlah menjadi sebuah permainan ketika bangsa sedang diterpa tsunami berupa kemerosotan moral dengan perilaku kehidupan oknum atau masyarakat tertentu yang melazimkan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan adat ketimuran.

Sepertinya ada kesan, kita berbondong-bondong menyalahkan atau membenarkan sesuatu dan berhenti tanpa mencari alasan dan solusi dari setiap kenyataan yang ada, serta kembali latah ketika musim tertentu datang. Mungkin dari pribadi-pribadi kita sudah saatnya berbenah untuk kreatif bukan terkesan reaktif dengan isu atau kondisi yang terjadi.

Mungkin sudah saatnya insaf dan peduli, tidak ada kata terlambat untuk berbenah. Hadirnya dan kenyataan adanya prostitusi online menjadi PR bangsa, jangan-jangan seperti fenomena gunung es, yang terlihat masih kecil namun kenyatannya yang belum terungkap lebih besar lagi dan ini tidak hanya berhenti pada permainan sekedar tebak-tebak siapa artis-artis yang terjebak dalam prostitusi online, namun berakhir pada solusi dan aksi…

Selamat Berjuang……