Bagi mereka yang pernah sekolah, hampir pasti pernah merasakan yang namanya kemah. Ya, sebuah aktivitas di luar sekolah yang menjadi bagian dari kegiatan PRAMUKA. Kegiatan perkemahan ini kemasannya bisa beraneka macam, tergantung pada masing-masing sekolah.
Ada yang berupa Jambore, ada yang berupa PerSaMi (Perkemahan Sabtu Minggu), ada pula yang dikemas dalam PerJuSa (Perkemahan Jumat Sabtu).
Kegiatan berkemah itu sendiri mempunyai banyak manfaat bagi para siswa. Misalnya saja untuk melatih kemandirian, di mana siswa melakukan semua kegiatan secara mandiri tanpa bantuan orang tua. Bisa juga untuk memupuk kesetiakawanan antar siswa.
Bagi para siswa melakukan kegiatan jauh dari rumah dan dalam jangka waktu tertentu pasti dirasa berat. Maka para siswa perlu melakukan segala hal secara kolaboratif, bekerjasama dengan sesama peserta. Dengan demikian diharapkan bisa tumbuh rasa setia kawan.
Manfaat lainnya tentu saja sebagai serasa rekreasi. Beberapa siswa yang tidak terbiasa melakukan kegiatan di luar rumah mungkin akan mengeluhkan aktivitas perkemahan ini. Namun percaya atau tidak, camping bersama teman itu bisa jadi sangat menyenangkan lho. Bisa menjadi sarana healing setelah lama berkutat dengan pelajaran di sekolah. Kalau tidak percaya, coba simak cerita saya ketika melakukan kegiatan Perjusa bersama SD Mafaza Integrated Smart School berikut ini.
Saya datang di lokasi perkemahan Dusun Wisata Sahabat Alam pada hari Jumat sekitar jam 15.00. Ketika itu saya melihat teman – teman sudah berada dilokasi bersama Mr. Mustofa, Ms. Inaf, Pak Nobon, dan kakak pembina yang lain. Sayapun langsung bergabung bersama teman – teman di lapangan. Setelah mengobrol selama 3 – 5 menit, para pembina datang untuk meminta kami berpindah ke lokasi tenda yang akan ditempati untuk kemah.
Sesampainya di tenda para pembina memberitahukan sebuah informasi bahwa peserta kemah akan dipisahkan antara yang laki-laki dan perempuan. Tujuannya tentu baik, demi menjaga privasi saat melakukan aktivitas ganti pakaian maupun saat tidur. Saat sudah di dalam tenda saya dan para peserta Perjusa yang lain menaruh barang – barang di dalam tenda dan memilih posisi tempat tidur masing masing
Setelah mengatur semua barang di dalam tenda, kami semua melaksanakan apel pembukaan. Apel tersebut dipimpin oleh kakak pembina yang baru saya kenal di lokasi yaitu kak Abdul. Meskipun diwarnai gerimis, namun apel berlangsung dengan baik dan lancar. Udarapun terasa lumayan dingin, namun tak sampai menyurutkan semangat saya sore itu. Maklumlah, lokasi perkemahan memang terletak di lereng Gunung Arjuna. Jika ingin cuaca yang aman terkendali ya kemah di hotel saja, hahaha.
Kami melanjutkan aktivitas dengan makan bersama di aula. Menu makanan untuk hari pertama tersebut adalah nasi kotak yang berisi lauk ayam, sayur dan juga sambal. Menu yang cukup sederhana, namun jadi istimewa karena makannya bersama teman-teman satu sekolah. Saya jadi ingat sebuah pameo jawa: enak gak enak sing penting mangane kumpul. Setelah makan bersama kami melanjutkan aktivitas dengan sholat Maghrib berjamaah.
Kami sholat maghrib berjamaah di mushola dengan imam Kak Abdul. Musholanya ternyata sangat bersih dan nyaman. Di situ juga tersedia beberapa mukena yang bisa dipakai oleh mereka yang tidak membawa mukena. Kebetulan salah seorang teman saya juga tidak membawa mukena, namun dilarang memakai yang ada di mushola. Sebab teman saya itu bernama Zidane. Hehehe.. Saat sholat ternyata ada rombongan peserta kemah dari sekolah lain yang ikut sholat Bersama kami.
Setelah sholat Maghrib kami kembali ke tenda dan mempersiapkan acara selanjutnya. Acara berikutnya adalah menyalakan api unggun dan pentas seni. Ini adalah acara wajib bagi setiap perkemahan. Ibaratnya tiada kemah tanpa api unggun dan pentas seni.
Acara penyalaan api unggun dibuka dengan apel malam, kemudian dilanjutkan dengan pementasan seni oleh setiap kelas. Setiap kelas menampilkan pertunjukan seni yang bagus seperti menyanyi, menari, dan stand up comedy. Namun yang paling keren adalah Mr.Mustofa yang mampu menyemburkan api dari mulutnya.
Hari kedua perkemahan (Sabtu) diawali dengan sholat Subuh berjamaah. Selanjutnya kami melakukan senam pagi, dan setelah itu sarapan. Kemudian kami mengikuti acara jelajah pagi. Acara jelajah pagi juga menjadi salah satu kegiatan yang mengasyikkan. Kami menjelajahi alam di sekitar bumi perkemahan. Amboi, pemandangan di lereng Gunung Arjuna sungguh indah nian. Ya iyalah, ini alam Indonesia Bung.
Setelah selesai dengan jelajah pagi, kami kembali ke tenda dan bersiap-siap untuk mandi. Selesai mandi kakak Pembina mengadakan permainan dengan mengajak kelas 1 dan 2. Setidaknya ada 4 mini game yang kami lakukan dengan cara membentuk tim.
Saya adalah pemimpin tim 2, yang sayangnya kalah di permainan pertama maupun kedua. Bagi saya sih itu tidak menjadi masalah, sebab dalam permainan ya pasti ada yang menang maupun yang kalah. Saya menerimanya sebagai bagian dari fairplay.
Acara mini game merupakan penutup rangkaian acara Perjusa yang kami lakukan. Setelah acara permainan kami membubarkan diri dan mengemasi barang-barang kami. Para parents telah menunggu kami di lokasi parkir bumi perkemahan. Kamipun pulang dengan orang tua kami masing-masing. Perjusa tahun 2023 ini memang telah usai, namun saya yakin kenangannya akan tetap tersimpan. The memory will last forever.