Setiap daerah memiliki budaya dan memiliki warna dan ciri khasnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu, tak selamanya budaya-budaya ini selalu bertahan seutuhnya di setiap generasi yang terus bertambah. Ada banyak aspek yang mempengaruhi hal tersebut terjadi.

Banyak budaya-budaya daerah di Indonesia yang mulai mengalami pergeseran secara perlahan. Hal ini bisa terjadi akibat beberapa aspek, seperti akulturasi budaya, pengaruh globalisasi, modernisasi budaya, dan lain-lain. Salah satu contoh budaya daerah di Indonesia yang mulai memudar atau mengalami pergeseran adalah budaya batak.

Budaya batak merupakan salah satu budaya yang terkenal dengan adat istiadatnya yang kuat untuk dijunjung tinggi. Orang suku batak atau dengan kata lain yaitu orang batak termasuk salah satu suku yang banyak melakukan migrasi ke berbagai daerah, biasanya disebut merantau atau mangaranto.

Banyak faktor yang mendorong orang batak melakukan migrasi, seperti faktor ideologi, faktor tradisi, dan faktor ekonomi. Faktor utama yang umumnya mendorong orang batak bermigrasi adalah faktor ekonomi. Hal ini dikarenakan orang batak menganggap hal itu dilakukan demi kehormatan dan kesuksesan, sehingga banyak orang batak memilih untuk pergi merantau agar bisa mengubah kehidupannya.

Pengaruh migrasi inilah yang merupakan salah satu contoh aspek dari sekian banyaknya aspek yang mempengaruhi pergeseran budaya batak di kalangan generasi muda. Pengaruh migrasi membawa perbedaan pada kegiatan kebudayaan batak, yang masih dikenal memegang teguh adat istiadat di mana pun mereka berada. Hal ini dikarenakan faktor-faktor pengaruh interaksi sosial, discovery dan inovasi, serta adanya adopsi budaya luar.

Adanya penyesuaian dengan kondisi sosial dan kebudayaan secara umum di mana orang batak yang merantau dan tinggal di daerah lain terutama daerah kota, mau tidak mau juga akan mengikuti perkembangan era globalisasi dan modernisasi.

Jika tidak mengikuti perkembangan era globalisasi dan modernisasi, maka akan tertinggal sangat jauh. Hal inilah yang mendorong pengaruh migrasi terhadap pergeseran budaya batak, di mana budaya batak memiliki banyak perubahan akibat globalisasi dan modernisasi seiring perkembangan zaman.

Ada banyak hal dalam pergeseran budaya batak yang mulai memudar. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahasa batak. Pada masa ini, sudah mulai banyak orang-orang batak yang jarang berbicara menggunakan bahasa batak atau bahkan tidak bisa sama sekali bisa berbicara dalam bahasa batak.

Penggunaan bahasa batak yang mulai jarang digunakan pada kalangan generasi muda, didorong oleh faktor globalisasi dan modernisasi, di mana mereka cenderung lebih sering menggunakan bahasa asing, bahasa nasional, ataupun bahasa gaul.

Faktor-faktor tersebut juga diakibatkan dari berbagai pengaruh, terutama lingkungan keluarga yang menjadi aspek paling berpengaruh, di mana secara tidak langsung anggota keluarga yang bisa bahasa daerah menjadi enggan mengajarkan bahasa daerah pada keturunannya karena sudah terbiasa menggunakan bahasa nasional ataupun bahasa asing.

Selain itu, ada beberapa faktor lain seperti interaksi sosial, pelajaran bahasa daerah dalam pendidikan, kurangnya minat generasi muda untuk melestarikan bahasa daerah, dan masuknya adopsi budaya luar melalui media sosial yang bergerak dengan cepat.

Aspek lain pada budaya batak yang mengalami pergeseran budaya adalah upacara pernikahan. Adanya pergeseran kebudayaan dari pelaksanaan adat dalam upacara pernikahan adat batak merupakan sesuatu yang bersifat dinamis, dalam arti perubahan ataupun pergeseran yang terjadi mengikuti perkembangan zaman dan juga hal tersebut disesuaikan dengan kondisi keadaan orang batak, terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan yang sudah tidak lagi memiliki banyak waktu seperti pada saat di kampung halaman.

Pernikahan yang terjadi di kalangan orang batak juga banyak yang mengalami perubahan dalam beberapa rangkaian pelaksanaan perkawinan adat batak, bahkan ada banyak juga yang tidak menggunakan adat batak. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya pergeseran kebudayaan yang terjadi di sebagian besar daerah kota, tempat mayoritas orang batak bermigrasi.

Faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, adanya keluarga atau sanak saudara yang menikah dengan suku lain, keterbatasan biaya untuk membuat acara perkawinan dengan adat batak . Selain itu, mayoritas generasi muda orang batak juga merasa malas untuk menjalankan pernikahan menggunakan upacara adat.

Kemalasan tersebut bisa muncul, karena upacara pernikahan adat batak memiliki serangkaian acara atau proses acara yang banyak dan tergolong rumit. Upacara pernikahan adat batak tergolong rumit, karena berkaitan dengan hampir seluruh keluarga besar, bahkan berkaitan dengan saudara jauh, sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar untuk mengadakan suata acara pesta pernikahan sekaligus harus memiliki waktu luang yang banyak. 

Hal inilah yang mendorong mayoritas orang batak terutama generasi muda tidak melaksanakan upacara pernikahan adat batak, dan lebih memilih untuk menikah dengan suku lain.

Diharapkan bagi generasi muda hendaknya belajar dan memahami tentang kebudayaan dan bahasa batak, untuk menjaga kelestarian budaya warisan dari nenek moyang. 

Dengan menjaga kelestarian budaya batak, dapat mempertahankan warna dan ciri khas budaya batak. Selain itu, diharapkan juga bagi pemerintah terutama bidang pendidikan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pelestarian kebudayaan batak sehingga para generasi muda yang berlatar belakang suku batak bisa memahami kebudayaan batak .