Perempuan itu masih santai di rumah pamannya di kawasan Siriwini, Nabire, Papua Tengah. Tiba-tiba kabar kedatangan kapal putih di Pelabuhan Samabusa Nabire begitu cepat. Itu artinya perempuan itu harus bergegas ke pelabuhan. 

Tina namanya. Perempuan ini adalah anak tunggal dan yatim piatu. 

Dia menghabiskan waktu liburan bersama keluarga di kampung halamannya di Bomomani Mapia, Dogiyai. Kampung yang terdapat Gunung Yadu yang menjulang tinggi. Siapapun yang melewati kampung ini harus singgah, karena keindahan gunung dan Kali Mapia yang terus mengalir ke daerah Mapia. 

Mapia menjadi sumber makanan, ubi keladi, tebu, dan kacang tanah. Dari kampung yang subur ini Tina yang berambut keriting, kulit gelap dan pipi lesung ini berasal.

Kabar kedatangan Kapal Motor Labobar tersiar begitu cepat hingga Tina dan keluarganya dan sebagian besar warga kampung menuju ke Pelabuhan Samabusa, Pasar Karang, Pantai Nabire dan Pantai Gedo.

Kawasan Sriwini benar-benar jadi sepi. Tina ingin menghabiskan waktu liburan selama mungkin. Tapi saat subuh harus ke pelabuhan untuk melanjutkan pelayaran ke Jayapura untuk melanjutkan studi.

Berat rasanya meninggalkan keluarga di kampung halaman. Meski ditinggal kedua orang tuanya, bagi Tina, keluarga di kampung adalah harta teristimewa. 

Tina ditinggal mamanya sejak dia masih sekolah di SMAK Karitas Tomohon, Manado, Sulawesi Utara. Dirinya tak mengetahui alasan kepergian mamanya. Tak diketahui apakah mama meninggal karena sakit atau bukan. 

Dia hendak menyalahkan Tuhan, tetapi dia tak punya kuasa untuk memerotes kepada Sang Khalik. Padahal mama adalah satu-satunya harta yang dimiliki Tina remaja semenjak ditinggal bapak. Mama adalah seorang guru di Deiyai.

“Tuhan kenapa ambil mama secepat ini? Saya belum siap untuk hidup tanpa bapa dan mama,” kata Tina membatin.

Dalam hitungan detik, perempuan kelahiran 7 Juli 2003 itu tiba di Pelabuhan Samabusa bersama temannya. Sebentar lagi kapal putih menuju Holandia Jayapura.

Di Kota Holandia ini Tina akan menempuh pendidikan selama empat tahun di Universitas Cenderawasih dengan mengambil jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi. 

Itu berarti Tina harus mandiri. Hidup mandiri dijalani Tina sejak kepergian sang bapak. Dia bersama ibunya harus bekerja di kebun seusai mengajar. Itulah kenapa Tina mendapat pelajaran banyak hal dari mamanya.

Hari itu, Tina tak sabar melihat Pelabuhan Jayapura di Kota Holandia. Beruntung ada Jhon yang akan menjemputnya. Lelaki asal Wamena ini ditemuinya saat di Moanemani. Mereka sama-sama belajar di SD YPPK Bomomani. 

Bagi Jhon Tina adalah mutiara. Di depan Jhon, pacarnya, Tina adalah perempuan unik. Dia berbeda dari perempuan lainnya. 

Sejak tamat SMP di Mapia, Jhon melanjutkan pendidikan di SMK Ngeri 3 Jayapura.

Pelabuhan Jayapura nampaknya sibuk. Anak buah kapal sibuk dengan aktivitasnya di kapal. Pelabuhan Jayapura hari itu memang dipenuhi lautan manusia. 

Jhon sudah lebih dulu berada di Jayapura, sehingga sore itu dia langsung menjemput Tina untuk dibawa ke gubuknya.

“Yes, saya sudah lulus di fakultas yang saya impikan. Akhirnya saya bisa kuliah di Universitas Cenderawasih Fakultas Ekonomi dan jurusan Akuntansi,” kata Tina usai melihat surat keterangan kelulusan.

“Halo Jhon, selamat sore, apa kabar?”

“Baik to, Bos.”

“Sa mo kasih tahu satu hal yang buat sa bahagia,” kata Tina sembari tersenyum melihat handphone.

Senyuman dari bibir dan pipi lesungnya membuat Tina begitu anggun. Keanggunannya membuat Jhon semakin mencintai perempuan Melanesia Papua ini.

“Ya, selamat sore bos! Kabar baik. Aman saja bos! Hehe, tiba-tiba ni? Bagaimana boss?” kata Jhon. 

Dia tak sabar mendengar suara dari pacarnya. Sedangkan Tina terlihat bahagia. Kini mereka beradu tatap. Mengurai pelukan. Dan merancang cita-cita bersama selagi belajar di ibu kota Provinsi Papua.

“Bos, saya sudah tembus di Universitas Cendrawasih Fakultas Ekonomi dan jurusan Akuntansi. Apa yang bos bilang saat ulang tahun itu benar. Sa berharap kelak bekerja di bank,” kata Tina.

“Puji Tuhan, sekarang ko berdoa minta Tuhan, agar semua berjalan sesuai ko pu mipi. Tina, saya mencintai ko,” kata Jhon.

Tina adalah perempuan penurut. Karenanya Jhon berharap kelak Tina menjadi istri atau mama dari anak-anaknya.

“Enago, anak tunggal. Sa berharap ko bersedia jadi mama untuk anak anak kita nanti. Jika ko bersedia akan sa jadikan ko sebagai perempuan paling bahagian di dunia ini,” kata Jhon.

Tina diam seribu bahasa. Tina menoleh ke Jhon yang tanpa henti menyampaikan harapannya. Jhon memeluk Tina erat-erat. Tina menangis. (*)