Hubungan yang dimiliki antara Rusia dan Ukraina mempunyai perjalanan sejarah yang sangat amat Panjang. Ukraina sendiri memiliki peran yang krusial dalam proses lahirnya kekaisaran Rusia diperkirakan pada abad ke-9.
Hal inilah yang mengakibatkan penobatan Ukraina menjadi maskot dari para Tsar Rusia sampai masa dimana runtuhnya yang disebabkan oleh Revolusi Bolshevik yang terjadi pada tahun 1917.
Pada perkiraan abad ke 16 Ukraina juga pernah diduduki oleh Polandia yang berada di bawah naungan Dinasti yang lumayan besar pada masa itu yaitu Dinasti Rumanov. Dan pada waktu ini Rusia berperan dalam proses pembebasan rakyat sipil Ukraina dari jajahan Polandia tahun 1648.
Awalnya, Ukraina sempat menggenggam rasa kemerdekaan pada tahun 1918, namun akibat yang ditimbulkan dari perang saudara yang diperkirakan terjadi tahun 1918 hingga 1920 akhirnya Ukraina menyatakan bahwa ia bergabung dengan aliansi dari Uni Soviet.
Uni Soviet sendiri merupakan salah satu aliansi atau gabungan atau feredasi dari negara-negara yang menganut paha, komunis-sosialis. Uni Soviet di dirikan tahun 1922 dan sampai akhirnya runtuh tahun 1992.
Federasi yang dilahirkan oleh Uni Soviet dikenal dengan istilah Republics Sosialist Soviet atau RSS. Setelah mendeklarasikan diri sebagai anggota dari federasi Uni Soviet, Ukraina dilanda krisis yang serius. Mereka diharuskan mendatkan aktivitas kontra-revolusioner dan oposisi dari Bolshevik yang terjadi di dalam negeri.
Beberapa negara sempat untuk memberikan bantuanya seperti Austria dan Jerman namun kalah telak setelah terdengar kalahnya Blok Sentral. Akibat dari inilah terjadi perang saudara dari rentang waktu 1918 hingga 1920.
Fahrurodji (2022) menyatakan jika ia melihat akar dari konflik Rusia-Ukraina telah ada sedari dulu. Dimulai dari awal runtuhnya Uni Soviet, lalu hingga pembagian Krimea dan hingga konfliknya terus berlanjut, pusatnya masalah Ukraina dengan wilayah Timur Ukraina.
Uni Soviet runtuh sehingga Rusia dan Ukraina akhirnya mendirikan negaranya sendiri tanpa federasi dan menjadi negara yang merdeka dan saling mengakui kedaulatanya masing-masing. Rusia dan Ukraina telah sepakat untuk membangun hubungan diplomatic pada tanggal 14 Februari 1992.
Dengan adanya kesepakatan hubungan diplomatic ini maka lahirlah sebuah kesepakatan Bersama yang popular disebut dengan Perjanjian Persahabatan, Kemitraan dan Kerjasana antara keduanya pada tahun 1997.
Disini Rusia dan Ukraina mendelegasikan kedutaan besar negaranya sebagai bentuk perwakilan. Melalui lahirnya kesepakatan ini, hubungan symbiosis mutualisme antar keduanya dibangun, baik dalam bidang militer, sosial, politik maupun ekonomi berjalan dengan baik dan tanpa masalah.
Namun, akhir tahun 2004 hingga awal tahun 2005, aksi protes-protes kecil timbul dari Ukraina terhadap Rusia. Protes ini berlanjut hingga sampai terjadinya demonstrasi besar-besaran di Ukraina.
Ini didasari oleh problematika korupsi yang melalang buana selaa bertahun-tahun sejak masa pemerintahan Presiden Leonid Kuchma. Karena hal inilah akhirnya Presiden Leonid akhirnya melepas jabatanya dan digantikan dengan Presiden Viktor Yuschenko.
Bibit-bibit konflik mulai terendus dimulai dari Presiden Viktor Yuschenko menjabat. Mengapa demikian?
Ini dikarenakan Presiden Viktor Yuschenko lebih sering membangun hubungan diplomasinya dengan negara-negara Barat dibandingkan dengan Rusia, Hal inilah yang menyebabkan peran Rusia terhadap Ukraina mulai menyusut.
Akhirnya hubungan keduanya mulai mengalami gonjang-ganjing dan menegang. Terkait mengenai berbagai kebijakan baru yang dibentuk oleh Presiden Viktor Yuschenko. Satu diantaranya yaitu Ukraina ingin menjadi salah satu anggota federasi Uni Eropa.
Rusia adalah eksportir dan produsen terbesar pada bidang gas alam dan minyak kepada Eropa termasuk juga kepada Ukraina. Padahal Ukraina pada persentase konsumsi gas yang berasal dari Rusia menginjak angka persentase yang tinggi yaitu pada 60% dan lainya di ekspor dari Belanda, Norwegia, Inggris dan Jerman.
Ukraina juga telah mendapatkan harga gas murah yang bisa dibilang harga di bawah pasaran dari yang diberikan untuk negara-negara Uni Eropa. Rusia mengklaim bahwa ia memberikan harga yang terjangkau kepada Ukraina dikarenakan bahwasanya Ukraina masih berbau saudaranya sendiri.
Ukraina yang sangat bergantung akan pasokan gasnya terhadap Rusia dan juga menjadi jalur dimana kegiatan eksportir antara Rusia dengan Eropa.
Tetapi, hubungan bilateral ini mulai timbul adanya perpecahan pada saat perusahaan gas Gazporm asal Rusia men stop pasokan gas mereka terhitung mulai tanggal 1 Januari 2006 untuk Ukraina.
Penyetopan ini tidak lain tidak bukan disebabkan karena kenaikan harga yang melambung tinggi sehingga Rusia sudah tidak bisa lagi memberikan harga gas murah kepada Ukraina. Dari ini, permasalahan terus bergulir.
PT Gazprom juga memotong jumlah gas yang dikirim ke Ukraina, karena Ukraina sendiri tidak mampu membayar denda dan hutangnya kepada Rusia. Berhentinya pasokan gas ini juga berpengaruh besar terhadap seretnya proses ekspor gas ke negara-negara Uni Eropa.
Dalam kurun waktu yang dekat, penggunaan dari Armada Laut Hitam yang digunakan oleh Rusia mendapatkan kritik pedas dari Ukraina. Karena antara keduanya telah membuat kesepakatan mengenai mobilitas Armada Laut Hitam pada lingkup Wilayah Sevastopol, Ukraina.
Dan ketegangan tersebut terus berlanjut hingga titik dimana Rusia menginvasi habis-habisan Ukraina hingga rusaknya bangunan-bangunan vital Ukraina, rumah-rumah penduduk sipil dan rusaknya fasilitas public.