Mengapa masih ada stigma kalau wanita tidak boleh sekolah terlalu tinggi? Padahal pada kenyataannya itu perlu, bahkan sangat penting. Dimana keluarga merupakan madrasah pertama, disitu lah peran wanita sebagai salah satu pemegang kendali.
Banyak orang yang memiliki pandangan bahwa tidak semua orang memiliki keharusan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Tetapi pada kenyataannya, segala macam tindakan wanita seakan-akan dibatasi dan diawasi. Sebenarnya wanita juga memiliki banyak bakat yang harus di explore dalam diri.
Seorang wanita dikatakan sukses, apabila mereka bisa membimbing anaknya dan mengarahkannya pada arah yang lebih baik, bahkan sampai gerbang kejayaan.
Dimana kita tahu bahwa banyak hasil penelitian mengatakan kecerdasan anak itu juga bersumber dari orang tua, terutama seorang ibu. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan terletak pada kromosom x.
Sedangkan, wanita membawa dua kromosom x. Anak yang pintar mungkin terlahir dari seorang wanita yang pintar pula. Ibu yang cerdas akan melahirkan dan mendidik anak-anak yang cerdas pula.
Wanita sebagai patokan dalam mengendalikan perasaan serta emosional anak. Seseorang yang memiliki cinta dan jiwa kasih yang begitu luar biasa. Tutur kata lembut yang membuat hati larut dalam ketenangan.
Emosi dan kegelisahan yang mampu dibuatnya lebur dalam untaian nada halus yang menyejukkan. Sosok wanita sebagai calon ibu juga berperan aktif sebagai teman dalam berbaginya keluh kesah, tempat menampung semua cerita dan duka lara.
Setiap apa pun yang dilakukan, seperti menjadi contoh untuk putra-putrinya kelak. Tingginya pendidikan pada wanita, merupakan kunci bagaimana cara mereka mendidik serta mengarahkan. Pengarahan yang diberikan pun mungkin juga berbeda jauh dengan wanita yang berpendidik biasa saja.
Tetapi mengapa tetap saja ada pandangan bahwa wanita yang berpendidikan tinggi sangatlah remeh. Apa wanita yang dikatakan hebat haruslah berpendidikan biasa? Yang mungkin hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan baik? Pada kenyataannya kita hidup di mana kebanyakan orang berstatement seperti itu.
Pendidikan tinggi yang hanya diperuntukkan untuk mengembangkan karier serta meningkatan gaji. Padahal pada dasarnya dengan pendidikan pun kita bisa mendapat banyak bekal serta pemahaman terkait perkembangan, serta pola asuh terkait anak.
Wanita yang berpendidikan tinggi dan cerdas akan menyikapi segala sesuatu dengan pikiran tenang, logika yang bisa diterima dan kebijaksanaan yang lebih matang.
Dibandingkan dengan wanita yang buta pendidikan, wanita berpendidikan lebih terampil dalam menggapai mimpi serta cita-citanya. Menurut saya, justru ibu yang berpendidikan dan cerdas merupakan sesuatu yang amat kita perlukan dalam dinamika kehidupan sosial ini.
Wanita yang memang dipersiapkan untuk mendidik, mencetuskan sumber daya manusia bermoral dan berwawasan luas. Mungkin memang terkesan aneh apabila semua tugas mengenai anak hanya dibebankan kepada orang tua selebihnya wanita sebagai seorang ibu.
Mungkin memang sekolah ataupun wadah lain bisa menjembatani seorang anak menjadi sukses. Tetapi kembali lagi, mungkin saja seorang wanita yang berpendidikan mempelajari bagaimana anaknya nanti bisa berkembang dengan memikirkan dan mempersiapkan serta memberikan fasilitas penunjang.
Berbeda halnya dengan seorang ibu yang mana mungkin hanya mengetahui kemampuan seorang anaknya, beliau mungkin hanya memberi semangat agar tetap maju.
Faktor ekonomi menjadi penghambat pula dalam hal ini. Wanita sebagai calon ibu yang berpendidikan luas tidak hanya memberi semangat untuk anaknya maju.
Melainkan bisa juga mengarahkan sebaiknya bagaimana, apakah perlu diasah secara mendalam melalui berbagai kursus atau penanaman bakat dan sebagainya. Apa pengaruh besar bakat yang mungkin dikembangkan tersebut bisa menjadi peluang diri dimasa depan.
Mengapa lanjut sampai sarjana? Kalau ujung-ujungnya hanya bersih-bersih di rumah? Banyak yang menganggap bahwa wanita tidak berkewajiban untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi seperti laki-laki.
Pendidikan yang tinggi juga salah satu jalan untuk wanita menyelamatkan diri. Salah satunya sebagai pencegah dari pernikahan dini. Dengan pendidikan, wanita diharapkan memiliki kesadaran akan masa depan dirinya.
Wanita yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung tidak akan bergantung terhadap laki-laki. Apalagi di era sekarang ini, yang mana wanita dituntut untuk lebih mandiri dalam menjalankan segala aktivitasnya. Wanita yang berpendidikan tinggi akan mendapat banyak sekali manfaat bagi dirinya dan hidupnya.
Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan sebuah revolusi berpikir yang dapat mengubah stigma negatif tersebut. Perlu diketahui bahwasanya wanita memegang peranan yang besar dalam dinamika kehidupan bermasyarakat.
Tidak hanya berfokus pada urusan rumah tangga, perempuan juga merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya kelak. Tumbuh kembang anak, kecerdasan, serta karakter anak akan sangat bergantung pada bagaimana pola asuh yang diberikan sang ibu.
Seharusnya wanita memiliki kesempatan yang sama dalam berpendidikan, berkarir, dan berprestasi setinggi mungkin. Semisal kelak mereka akan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, ilmu-ilmu yang sudah dipelajari tidak akan sia-sia. Menurut saya, justru ibu yang berpendidikan dan cerdas merupakan sesuatu yang amat kita perlukan dalam dinamika kehidupan sosial ini.