Apa dampaknya jika kita malas membaca? Malas membaca dapat berdampak rugi, karena bacaan yang dibaca terdapat banyak informasi yang memberi pengetahuan dan memperluas wawasan. Menurut Najwa Shihab “Membaca harus menjadi kebiasaan, agar tidak tertinggal peradaban”.
Dengan membaca semua persoalan akan mampu terselesaikan. Sebab sudut pandang dapat meluas. Ada banyak sekali sumber pengetahuan melalui bacaan salah satunya dengan membaca buku.
Buku merupakan jendela dunia, di mana kita dapat mengetahui seluruh isi dunia tanpa melakukan perjalanan. Akan tetapi, hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah, sedangkan menurut UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Hasil riset berbeda ditunjukkan oleh World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Karena rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, permasalahan sosial pun bermunculan seperti contoh kemiskinan, penganggugaran, kesenjangan sosial, kriminalitas, kenakalan remaja dan lain sebagainya.
Mahasiswa sebagai generasi bangsa dan merupakan sebagian civitas akademika yang sedang menuntut ilmu, sehingga membaca adalah bagian yang penting. Namun dilihat dari banyaknya masyarakat yang kurang minat dalam membaca baik dari segi pelajar, mahasiswa, pekerja, dan non pekerja.
Berikut adalah faktor penyebab mahasiswa kurang minat membaca. Antara lain banyak mahasiswa yang tidak menjadikan membaca sebagai kebiasaan, sehingga menyebabkan rendahnya minat dalam membaca. Kemudian banyaknya aktivitas mahasiswa di luar dan memainkan gagdet juga berpengaruh pada minat membaca siswa.
Sebagian Mahasiswa lebih memilih menyelesaikan tugasnya melalui Google daripada membaca melalui buku. Padahal dengan membaca kita dapat menemukan inspirasi dan pengetahuan.
Dengan membaca, mahasiswa dapat menuangkan ide dan pendapatnya untuk membangun negeri ini. Membaca juga tidak hanya berkaitan dengan proses belajar mengajar saja, tetapi juga dapat membentuk kepribadian individu dengan menghayati hasil bacaannya.
Permasalahan mahasiswa pada saat di kampus yaitu karena banyaknya tugas yang membuat stress, tidak fokus terkadang membuat mahasiswa berputus asa, tidak bisa mengendalikan diri, menyiksa diri sendiri bahkan ada yang sampai bunuh diri karena mereka berpikir bahwa permasalahan yang dialami seakan-akan tidak ada jalan keluarnya.
Ada juga mahasiswa yang merasa insecure dengan prestasi orang lain, atau dengan gaya hidup orang lain menyebabkan mahasiswa menyalahkan diri sendiri. Sudah seharusnya sebagai mahasiswa tidak membandingkan pada pencapaian orang lain, kita harus fokus atas pencapaian kita sendiri.
Mahasiswa juga ada yang belum mengenal dirinya sendiri, sehingga tidak tahu kekurangan, kelebihan serta tujuan hidup. Untuk mengenali diri sendiri maka sudah seharusnya mahasiswa mengembangkan diri.
Maka dengan membaca buku pengembangan diri untuk dapat membentuk kepribadian, potensi, bakat, siswa seperti contoh buku Filosofi Teras (2018), Automic Habit (2019), Berani Tidak Disukai (2019).
Filosofi Teras (2018) membahas tentang bagaimana kita dapat berdamai dengan diri sendiri ketika ada banyak masalah. Apabila yang berstatus mahasiswa maupun belajar pasti banyak beban hidup yang melanda, seperti tekanan dari orang tua yang mengharuskan untuk mengejar nilai, stress dalam mengerjakan skripsi, persoalan pribadi dengan teman atau pasangan, di dalam dunia media sosial juga sering dihadapkan oleh teman yang isinya traveling memacu kita depresi. Nah, buku Filosofi Teras ini akan memberikan solusi.
Epictetus, salah satu pelopor stoistme zaman kuno berkata “Ada hal-hal di bawah kendali (tergantung pada) kita, ada hal yang tidak di bawah kendali (tidak bergantung pada) kita,” (hal. 46). Maksudnya adalah apabila kita fokus dengan apa yang dapat kita kendalikan, maka kita akan merasa bahagia.
Buku Automic Habit (2019) mengungkap hal-hal yang memberikan perubahan kecil menjadi besar dan mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik. James Clear sebagai penulis buku Automic Habit (2019) mencontohkan kekuatan yang dahsyat dari kebiasaan kecil menghasilkan perbedaan yang besar.
Empat langkah sederhana yang dapat mengantarkan kepada perubahan yang besar. Empat langkah tersebut akan menjadikannya menarik, menjadikannya terlihat, menjadikannya menarik, mudah dan memuaskan. Apabila menginginkan hasil yang memuaskan maka fokuslah kepada sistem dan lupakan sasaran.
Namun biasanya perubahan yang sudah membentuk identitas anda akan berubah sebaliknya. Perbuatan yang baik hanya bertahan beberapa saat saja. Maka dari itu, buku ini akan menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam membiasakan perbuatan baik .
Buku Berani Tidak Disukai (2019) berkonsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri sendiri dan menyingkirkan hal yang tidak penting.Kita pasti mempunyai masa lalu, dimana masa lalu tersebut mungkin ada yang bahagia atau bisa menyakitkan.
Psikologi Freud yang menganggap bahwa “luka batin” seseorang merupakan trauma yang dapat menyebabkan ketidakbahagiannya di masa saat ini. Namun yang ditekankan di sini kita tidak ditentukan oleh pengalaman hidup kita. Masa lalu tidak bisa kita ubah apalagi dapat kembali ke masa itu. Jika kita tetap memikirkan masa lalu, kita akan jauh dari kebahagiaan yang ada di depan. Buku ini juga membahas tentang diri sendiri.
Dalam lingkup mahasiswa mungkin kita sering sekali melihat tentang life style kehidupan orang lain, yang menyebabkan kita ingin mendapat kebahagiaan seperti orang lain.
Untuk mendapatkan kebahagiaan bukan dengan cara mengikuti kehidupan orang lain. Namun dengan menjadi diri sendiri dan melakukan sesuatu yang kita senang maka akan menghasilkan kebahagiaan.Dengan ke-tiga buku tersebut dapat merubah menjadi hidup yang lebih bermakna.
Dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat membaca pada masyarakat Indonesia termasuk mahasiswa karena faktor pembiasaan, lebih banyak mahasiswa menggunakan Google untuk menyelsaikan tugas.
Mahasiswa sebagai generasi penerus maka diperlukan wawasan yang luas dan ilmu melalui buku. Pengembangan diri pada mahasiswa sangat penting karena dengan pengembangan diri, mahasiswa dapat mengenali dirinya sendiri, mengetahui potensi, dan mengetahui tujuan hidup.
Banyak mahasiswa yang tidak mengetahui potensi dirinya, banyak yang tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan nya hingga tidak bisa mengontrol emosinya sehingga menyebabkan mahasiswa dapat melukai dirinya maupun orang lain.Salah satu buku yang dapat dilakukan untuk pengembangan diri yaitu dengan membaca buku self improvement.
Manfaat dari buku self improvement adalah dapat memotivasi kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, juga mengembangkan kemampuan berfikir dan berkonsentrasi, mampu memperkuat mengingat dan berfikir lebih tajam, menjaga mental lebih baik, mengurangi stress, bisa lebih mengenal diri sendiri.
Solusi untuk meningkatkan membaca pada mahasiswa bisa dengan cara berkumpul dengan orang-orang yang suka membaca, apabila sudah di lingkungan orang yang suka membaca akan menjadi motivasi dan membuat kebiasaan membaca.