Gotong-royong, semua orang pastinya sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut. Gotong royong sendiri dapat diartikan sebagai kerja sama, kolaborasi, tolong-menolong, yang dilakukan oleh seseorang secara suka rela. Lebih tepatnya gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. 

Gotong-royong bahkan sudah tercantum dalam sila Pancasila tepatnya pada sila ketiga yang berbunyi, “Persatuan Indonesia”. Gotong royong yang merupakan sebuah warisan kepribadian bangsa Indonesia yang telah diterapkan setiap harinya oleh masyarakat bangsa Indonesia. Baik dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua

Gotong royong ini termasuk dalam salah 1 dari 6 profil pelajar Pancasila. Sikap gotong-royong tersebut tentunya bermanfaat bagi seluruh masyarakat akan merasakan manfaat dari gotong royong tersebut. Baik dari segi kecakapan, kolaborasi, tolong menolong, berbagi, relasi, rasa peduli, dan lain sebagainya. 

Lalu bagaimana profil pelajar Pancasila yang bergotong-royong? Dengan bergotong royong, para pelajar akan semakin terbiasa berkolaborasi dengan orang lain untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dengan sikap tersebut pula, para pelajar akan dengan otomatis melatih skill komunikasi dan sikap bertanggung jawab dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan.

Gotong royong pun memberikan rasa kepedulian dalam diri kita sehingga dapat membangun sebuah relasi yang positif dan bermanfaat untuk ke depannya. Para pelajar pula dapat berbagi informasi, bantuan, maupun hal positif lainnya yang bermanfaat. 

Para pelajar pun sudah banyak yang menerapkan sikap gotong royong baik dalam lingkup yang sempit seperti lingkungan keluarga hingga lingkup yang luas seperti lingkungan sekolah dan masyarakat. 

Dimulai dari lingkup yang sempit, berdasarkan perilaku di rumah, seorang anak yang membantu ibu membersihkan rumah, membantu ayah membetulkan barang, membantu adik mengerjakan pekerjaan sekolah, dan kerja sama lainnya yang dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga.

Cukup mudah bagi anak-anak khususnya pelajar untuk menerapkan hal tersebut. Namun dari sudut pandang saya, ada beberapa anak maupun pelajar yang belum bisa menerapkan hal kecil tersebut di lingkungan keluarga. Diharapkan ke depannya para orang tua dapat menuntun anaknya untuk menerapkan sikap gotong-royong.

Karena segala hal yang dimulai dari kecil otomatis akan tertanam dalam diri hingga dewasa nanti, terlebih hal-hal positif yang sangat penting untuk di ajarkan sedari dini.

Lalu dari lingkup yang luas, seperti sekolah dan masyarakat dapat kita lihat berdasarkan pada kehidupan sekolah terlebih dahulu. Para siswa-siswi sudah diajarkan untuk bergotong royong dalam artian bekerja sama dalam sebuah kelompok belajar, piket kelas, dan kerja bakti di sekolah. 

Dimulai dari kelompok belajar tersebut, para siswa otomatis akan saling bekerja sama untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara berkelompok. Lalu, dengan adanya piket kelas yang tentunya untuk menjaga kebersihan kelas dan dilaksanakan secara berkelompok sehingga pekerjaan terasa semakin ringan. 

Tak begitu jauh pula dengan kerja bakti di sekolah, di mana seluruh warga sekolah melakukan pekerjaannya dengan bagian masing-masing dan tentunya pekerjaan akan lebih cepat selesai dan terasa ringan karena dikerjakan secara bersama-sama. 

Dari lingkup masyarakat sendiri, gotong-royong tentu sudah tak asing bagi mereka. Penerapannya pun sudah sering bahkan rutin dilakukan, seperti kerja bakti di lingkungan masyarakat. 

Namun, apakah pelajar seperti kita sudah bisa berpartisipasi dalam kerja bakti tersebut? Bukankan hal tersebut hanya dilakukan oleh orang dewasa? Tentu jawabannya tidak, kita sebagai pelajar pun dapat memberikan bantuan kecil yang pastinya akan dihargai sekecil apa pun bantuan yang kita berikan.

Di setiap tempat pun sudah ada beberapa kegiatan gotong-royong yang dibuka secara umum, seperti kegiatan volunteer, bakti sosial, dan masih banyak lainnya. Melalui kegiatan yang bermanfaat tersebut kita dapat  memberikan bantuan tenaga maupun dana bagi orang-orang di luar sana yang membutuhkan. 

Volunteer contohnya, volunteer ini merupakan program di mana seseorang menjadi suka relawan tentunya dengan suka rela atau tanpa bayaran sepeser pun, melalui kegiatan ini tentunya terdapat gotong royong yang diterapkan serta jangkauannya pun luas sehingga dapat menambah relasi dengan orang banyak.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran di atas ialah, pentingnya penerapan sikap gotong royong kepada setiap orang ini tentunya untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan dalam bangsa. Maka dari itu sikap gotong royong ini patut diajarkan sedari dini dan dalam lingkup yang kecil yaitu keluarga. 

Nantinya, pola pikir seseorang akan teratur untuk memiliki sikap kerja sama. Gotong royong ini pun memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi semua orang ke depannya.

Contohnya, memiliki rasa kepedulian yang tinggi, sikap bertanggung jawab, relasi yang luas, pekerjaan pun terasa ringan karena dikerjakan secara bersama-sama, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam diri masyarakat, dan masih banyak lagi hal positif lainnya.